NovelToon NovelToon
Aku Pelarianmu

Aku Pelarianmu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Zheya87

Sakit rasanya ketika aku menyadari bahwa aku hanyalah pelarianmu. Cinta, perhatian, kasih sayang yang aku beri setulus mungkin ternyata tak ada artinya bagimu. Kucoba tetap bertahan mengingat perlakuan baikmu selama ini. Tapi untuk apa semua itu jika tak ada cinta untukku.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zheya87, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 22

Malam semakin larut. Roy tak kunjung pulang. Meski sudah kuhubungi berkali-kali tak ada respon darinya. Kepalaku terasa pening, mataku bengkak akibat menangis terlalu lama.

Kurasakan tubuhku mulai hangat, ulu hatiku terasa perih. Aku melewatkan makan malam lagi, pantas saja aku merasa sangat lemah.

Pikiranku hanya tertuju pada rasa sakit hatiku tanpa memikirkan kondisi tubuhku dan kehamilanku.

Aku beranjak turun ke bawah, sekedar mencari makanan untuk mengganjal perutku.

Aku berjalan perlahan menuruni tangga, sangat gelap. Semua lampu sejak tadi tak aku nyalakan, aku seharian mengurung diriku dalam kamar.

Kuraba saklar lampu di ujung tangga bawah.

Rumah sangat sepi. Hanya aku sendiri di rumah yang sangat besar ini, beruntung di depan ada Pos Satpam sehingga lampu-lampu di luar sudah dinyalakan.

Aku berjalan pelan ke arah dapur.

Kupanaskan air untuk menyeduh susu. Aku teringat ada sisa puding dari Ibu kusimpan dalam Kulkas, sambil menunggu air mendidih aku memakan puding itu.

Terdengar suara deru mobil memasuki halaman rumah. Tak lama terdengar pintu depan terbuka pelan, itu pasti Roy. Aku melanjutkan makan dan minum susu di dapur, kubiarkan dia naik ke kamar. Roy pasti tak melihat aku ada di dapur, karena dari pintu depan hingga tangga tak terhubung langsung ke dapur.

“ Dara “ aku kaget ketika tiba-tiba Roy ada dibelakangku.

“ kenapa baru makan jam segini? Lupa lagi? Jika tak aku ingatkan kamu tak makan Dara? “ suara Roy agak keras.

“Aku udah makan tadi jam tujuh. Cuma aku terbangun dan lapar lagi “ jawabku masih tetap melanjutkan makan.

Roy menggeser kursi dan duduk tepat di sampingku. Tak ingin Roy menyadari aku habis menangis, aku menunduk menghindari tatapannya.

Roy memegang bahuku

“ Aku tau kamu menangis lagi. Maafkan aku yang selalu menyakitimu. Mungkin kamu bosan dengan kata maafku, tapi percayalah aku tulus memohon maafmu “

“ Hari ini sepulang kerja aku pergi menemui Rina. Maaf aku tak jujur. “

Aku diam menunggu membiarkan Roy menjelaskan semuanya.

“ Sebulan yang lalu kakaknya menemuiku di kantor. Rina depresi sejak aku memutuskan kontak dengannya. Aku dilema Dara di satu sisi aku sudah berjanji kepadamu , namun di sisi lain aku tak bisa membiarkan Rina sedih dan terluka “

Air mataku kembali jatuh. Sakit.

“ Meski aku tau ini salah, namun aku masih tak sanggup mengabaikan Rina. Aku salah Dara. Katakan apa yang harus aku lakukan? “

Setelah meneguk habis susu dalam gelas aku berdiri dari tempat duduk, puding yang baru separuh aku makan kumasukkan kembali ke dalam kulkas. Aku masih diam tak menjawab sepatah pun perkataan Roy. Hanya air mata yang terus mengalir.

Sambil berjalan perlahan kulewati Roy yang masih duduk.

Selalu seperti ini, Roy akan mengaku tanpa kutanya kesalahan apa yang telah dilakukannya. Walau hanya untuk menyenangkan hatiku, dia tak pernah bohong jika mengenai perasaannya kepada Rina.

Apakah aku harus mundur dari kehidupan Roy?

Aku berbalik menghadap Roy.

“ Baiklah, jika memang sangat sulit untukmu melupakan dan meninggalkan Rina, maka aku yang akan mundur. “ Roy kaget berdiri dan berjalan mendekatiku.

“ Dara... “ sambil mengarahkan kedua tangannya untuk meraihku. Aku mengangkat tanganku untuk menghindari agar tak disentuhnya.

“ Jika untuk terus bersama kita hanya akan saling menyakiti , maka ini adalah pilihan terbaik untuk kita bersama Roy.”

“ Dara, tolong jangan beri aku pilihan sulit seperti ini , ayo kita bicarakan baik-baik. Oke? Hmmm.......”

“ Beri aku satu alasan untuk apa aku harus bertahan, selain aku pergi meninggalkanmu, apa yang harus aku lakukan? Sedangkan hatimu sudah tak mungkin untuk berpaling darinya. “

“ Pikirkan tentang anak kita Dara. Kau tau, anak itu sangat berarti untukku. “

“ Seharian ini, sejak kamu berangkat kerja hingga malam aku sudah memikirkannya. Ayo, mari kita buat kesepakatan. Setelah anak ini lahir kau bisa pergi meninggalkanku. Katakan kepada Rina untuk tetap bersabar menunggumu. Tinggal beberapa bulan lagi. Tolong jangan ganggu waktumu bersamaku “ suaraku sampai bergetar menahan isak tangisku.

“ Dara. Please jangan seperti ini. Kamu hanya sedang kalut. Ayo kita ke kamar. Kamu istrahat dulu”

Roy meraih tanganku sambil membimbingku menuju kamar namun kulepas pelan tanganku dari genggamannya.

“ Aku sudah tau semuanya Roy, maaf jika aku tak sengaja mendengar percakapanmu di telpon semalam. Maaf jika cintaku yang bertepuk sebelah tangan ini sudah menjadi penyebab hidupmu sangat tertekan. Inikah penyebabnya berat badanmu turun? Inikah penyebabnya mata cekungmu itu? Kau bahkan selalu terbangun di tengah malam dan aku tak menyadarinya. Aku pikir selama ini kita baik-baik saja Roy, ternyata aku salah. Aku yang baik-baik saja tetapi kamu tidak. “ Kulepaskan tangisku sejadi-jadinya. Dadaku sangat sesak.

“ Dara, maaf. Maafkan aku. Jangan menangis Dara. Aku mohon, katakan apa aku harus berlutut untuk memohon maafmu? “Roy luruh menangis sambil memeluk lututku.

" Aku tau , selain anak dalam kandunganku aku tak memiliki tempat dalam hatimu. Jadi, ayo kita berpisah. Aku tak ingin menyiksamu lebih lama lagi "

" Aku tidak akan pernah meninggalkanmu Dara, apapun yang terjadi. "

Tiba-tiba perutku terasa kram dan sangat sakit di bagian bawah. Pinggangku sakit melilit dari perut hingga bagian belakang. Aku tak bisa menopang tubuhku, aku meraih tangan Roy. Aku mencengkram kuat tangannya.

“ Aduh, sakit .Roy tolong aku“

“ Dara, kamu kenapa? “

“ Perutku sakit “

“ Hah........ ayo kita ke rumah sakit “

“ Ga perlu, tolong bantu aku ke kamar. Aku hanya butuh berbaring sebentar “

“ Tidak Dara, wajahmu sangat pucat. Tanganmu sangat dingin . Ayo kita ke rumah sakit. “ Roy segera menggendongku dan berjalan ke luar.

Dalam perjalanan menuju ke rumah sakit, kulihat Roy sangat sibuk menelpon mama namun tak diangkat.

“ Sudah tengah malam Roy, jangan mengganggu mama. Rumah sakit sudah dekat. Tak perlu ngebut”

“ Baiklah, tahan ya sayang. Sebentar lagi kita sampai. “

“ Dara, dastermu berdarah “ ucap Roy panik.

Segera dia melajukan kendaraan, untunglah sudah tengah malam sehingga keadaan jalan sedikit agak lengang.

Tiba di Rumah Sakit, Roy segera menggendongku ke atas brankar pasien. Roy terus menggenggam tanganku hingga aku masuk ke ruang penanganan.

" Roy, aku takut " jiwa keras kepalaku tadi melemah jika seperti ini. Aku menangis kesakitan.

" Tenanglah, kamu akan baik-baik saja. Aku tunggu diluar" Roy melepas tanganku ketika aku memasuki ruangan. Setelahnya aku kehilangan kesadaran.

1
Khusnul Khotimah
mending dara puasa ngomong saja trus klo sudah pulih menghilangkan bagai ditelan bumi.hidup lah dg damai tanpa bayang2 roy yg plin plan itu.. duh gemes q sama roy pengen bejeg2...😁😁😁
Clarissa Alexandria Gabriella
Udahlah tinggalin ajah, untuk prasaan dan batinmu dara,, biar si roy dapt krmanya,, jadi cewe punya harga diri napa
·Laius Wytte🔮·
Membuat mata berkaca-kaca. 🥺
Victor
Mengurungkan nafsu kritis ku untuk hanya minta update~
Zheya87: /Smile/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!