NovelToon NovelToon
DEWA PENGHANCUR

DEWA PENGHANCUR

Status: tamat
Genre:Tamat / Fantasi Timur
Popularitas:2.1M
Nilai: 4.8
Nama Author: Mr. Lim's

Xiao Chen, seorang pendekar muda yang sejak kecil dihina karena lahir dari seorang ibu yang menikah secara tertutup dengan anggota Klan yang berseberangan.

Sebagai seorang anak laki-laki ia diperlakukan seperti anak perempuan di rumah keluarga besarnya di Klan Xiao. Ia mengikuti marga ibunya dan menjadi anak yang menyendiri sejak kecil.
Hingga suatu hari ia mengalami kecelakaan, ruang penyimpanan rahasia keluarga Xiao terbuka saat ia sedang bertugas membersihkannya. Sebuah kekuatan ajaib memasuki tubuhnya, kekuatan gelap yang haus akan darah dan juga pertempuran.
Keadaan ini mengubah kepribadian Xiao Chen, membawanya ke petualangan bertemu dengan ayah kandungnya. Di saat itulah keajaiban lain terjadi, energi hitam di tubuh Xiao Chen menghilang dan menjadikan ia memiliki kesadaran untuk bertanggungjawab atas perbuatan masa lalunya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr. Lim's, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Xiao Chen Kehilangan Ingatan

Qin Chenyu mengukir nama Ye Chen di batu nisan sederhana, sama seperti batu nisan yang berada di sampingnya.

"Kini kalian bisa beristirahat dengan tenang, aku berjanji akan menjaga putra kalian sebaik mungkin" ucap Qin Chenyu di depan makam Ye Chen.

Setelah selesai melakukan prosesi pemakaman sederhana itu, Qin Chenyu masuk ke dalam gubuk sederhana itu dan menunggu putra sahabatnya itu yang terakhir ia ketahui memiliki nama Ye Chen, nama yang serupa dengan mendiang ayahnya.

Tidak lama kemudian jari jemari Xiao Chen bergerak, matanya perlahan terbuka sepenuhnya dan punggungnya bergerak bangkit untuk mengambil posisi duduk. Pada saat ini Xiao Chen merasakan jika tubuhnya sudah pulih dan merasakan perasaan hangat di dalam tubuhnya.

"Huh..." suara napas Xiao Chen terdengar.

Qin Chenyu yang terpana justru diam tak bergerak menyaksikan tubuh Xiao Chen yang baru saja menimbulkan gejala kesadarannya.

"Syukurlah.. Akhirnya kamu bangun juga"

Xiao Chen yang sudah membuka kedua matanya, secara bersamaan dapat merasakan rasa sakit di kepalanya yang terasa berat dan menyebabkan pandangannya terlihat sedikit kabur.

Di bawah pandangannya yang masih kabur itu, Xiao Chen terus memaksimalkannya dalam sekejap. Wajah seorang pria paruh baya jelas terlihat untuk pertama kalinya, namun ia tidak dapat mengenalinya sama sekali.

"Siapa tuan ini?" tanya Xiao Chen kebingungan.

Pada saat ini Xiao Chen menatap lurus ke arah seorang pria yang baru saja menggoyangkan bahunya dengan penuh semangat. Namun tidak ada bayangan apapun di benaknya, ia seperti baru saja terbangun dari mimpi panjang.

"Nama saya adalah Qin Chenyu sahabat baik ayahmu" jawab lelaki paruh baya tersebut.

"Ayah saya? Siapa ayah saya? Bagaimana saya bisa berada di tempat ini?" tanya Xiao Chen kebingungan.

Xiao Chen kini berada dalam kondisi yang berbeda, meskipun ia sembuh dari luka-lukanya ia tidak dapat menemukan rangkaian memori di dalam otaknya. Luka fisik dan benturan hebat di kepalanya saat bertempur dengan Kai Chenlong telah menimbulkan situasi baru dimana dirinya tidak bisa mengingat apapun. Bersamaan dengan hal itu pula, seluruh kekuatan serta ingatan kultivasi yang dimilikinya juga tersegel.

Qin Chenyu terdiam, ia merasakan keanehan yang terjadi pada putra sahabat terbaiknya itu. "Apakah kamu tidak mengingat apapun?"

"Tidak" jawab Xiao Chen sambil menggelengkan kepalanya.

Di dalam pikiran Xiao Chen ia benar-benar tidak tahu apa yang terjadi, bahkan ia juga tidak mengetahui siapa dirinya yang sebenarnya. Yang ia lihat adalah keadaan yang sepi dan bau seperti amis yang kuat di udara.

"Apakah kamu tahu darimana kamu berasal?" tanya Qin Chenyu kemudian untuk memastikan.

"Tidak" jawab Xiao Chen dengan serius.

Qin Chenyu sangat terkejut, ia tidak menyangka jika setelah pengorbanan nyawa Ye Chen, putra komandannya tersebut mengalami keadaan hilang ingatan. Sebelumnya Ye Chen juga sudah memperingatkan akan hal ini, namun melihat kenyataan di depan matanya terlalu sulit untuk digambarkan.

"Nama kamu adalah Ye Chen, kamu baru saja sembuh setelah ayahmu memberikan pertolongan untuk menyelamatkan nyawamu" ucap Qin Chenyu sedikit menjelaskan.

Setelah Ye Chen sadarkan diri, rencananya ia akan dibawa oleh Qin Chenyu ke tempat tinggalnya di sebuah Desa terpencil yang bernama Caihong. Qin Chenyu adalah seorang mantan kepala desa di tempat tersebut, kepergian sebelumnya menemani Komandan Ye Chen untuk menemui keluarganya berakhir pilu. Kini Ye Chen telah meninggal setelah menyelamatkan putra satu-satunya tersebut, meski Qin Chenyu sangat menyayangkan kondisi Ye Chen muda namun ia adalah harapan satu-satunya dari sahabat sekaligus komandannya tersebut.

Nama keduanya sama, entah mengapa Xiao Nie memberikan nama yang sama pada putranya. Kini setelah dewa perang wilayah selatan meninggal, hanya meninggalkan satu orang pewaris yaitu Ye Chen muda. Di tangannya juga ada cincin pewaris Klan Ye, segala harta dan pencapaian ayahnya semua tersimpan rapi.

Qin Chenyu menyuruh Ye Chen muda untuk mandi dan membersihkan tubuhnya dari bekas noda darah yang sudah mengering. Ia juga menyiapkan pakaian baru untuk Ye Chen agar bisa dikenakan dengan baik, sementara pedang panjang yang ia temukan di sisi Ye Chen sebelumnya ia gantungkan di pinggangnya.

Pedang Penghancur adalah pedang pusaka keluarga yang diturunkan secara khusus sebagai pewaris keterampilan seni berpedang. Di Kota Xinjiang nama Zheng Haikuan seharusnya orang yang memegang pedang penghancur ini, dia adalah ahli pedang yang lebih rela meninggalkan nyawanya demi mempertahankan pedang penghancur ini. Qin Chenyu sendiri tidak mengerti bagaimana pedang pusaka keluarga Zheng bisa berada pada Ye Chen, namun karena ingatan Ye Chen yang belum pulih ia hanya bisa menyimpannya dengan baik.

“Kamu benar-benar putranya” gumam Qin Chenyu dalam hati, melihat wajah Ye Chen dengan tatapan rumit.

Ye Chen muda memang sangat mirip dengan sosok Ye Chen senior, hanya sekali lihat maka orang akan berpikiran jika pemuda tersebut adalah tuan muda Klan Ye. Qin Chenyu berpikiran jika meninggalkan Kota Xinjiang adalah hal yang terbaik pada saat ini, meski keluarga Ye berada di tempat ini namun Qin Chenyu menangguhkan penyerahan Ye Chen kepada keluarganya. Qin Chenyu khawatir terjadi sesuatu yang tidak diinginkan karena ia sendiri dan sahabatnya baru kembali dari perbatasan wilayah selatan. Belum lagi, di masa lalu keluarga Ye pernah bersinggungan dengan keluarga besar lainnya terkait hubungan pernikahan yang tidak berjalan sesuai rencana.

"Mari kita berangkat" ucap Qin Chenyu kemudian.

“Paman, kita akan pergi kemana?” tanya Xiao Chen yang kini memiliki identitas sebagai Ye Chen.

“Ye Chen, paman akan membawamu ke Desa Caihong” jawab Qin Chenyu.

"Dimana itu?" tanya Ye Chen dengan penasaran.

"Itu adalah tempat tinggal paman, sangat jauh dari sini namun tempat itu begitu damai. Tidak ada orang yang menemukan tempat itu, kamu bisa hidup dengan tenang dan terbebas dari pengaruh serta informasi apapun dari dunia luar" ucap Qin Chenyu menjelaskan.

"Baiklah jika begitu" Ye Chen mengangguk setuju, ia tidak mempermasalahkan kemana ia akan pergi.

Qin Chenyu memutuskan untuk memperlakukan putra sahabat sekaligus komandannya itu seperti anaknya sendiri, meski ia sendiri sangat penasaran dengan apa yang telah terjadi di Klan Xiao sebelumnya.

Sebelumnya ia sudah memeriksa beberapa titik terutama medan pertempuran utama yang seharusnya milik Kai Chenlong. Namun Qin Chenyu tidak menemukan jejak keberadaan Kai Chenlong, ia juga tidak mendapatkan pihak mana yang mampu memberikan efek pertempuran yang begitu dahsyat dan mengerikan.

Terhadap Ye Chen sendiri ia tidak memiliki kesan apapun, baginya Ye Chen hanya korban dari peristiwa pembantaian Klan Xiao kali ini. Ia tidak pernah memikirkan atau menduga jika Ye Chen junior lah yang telah menciptakan kekacauan yang luar biasa ini.

"Mari kita pergi" ajak Qin Chenyu kemudian.

Ye Chen hanya mengangguk pelan, ia tidak mengenal siapapun dan menganggap lelaki di depannya adalah orang yang baik.

“Baiklah paman”

1
Agus
sampai tamat ya thor
Rusdi Udi
Luar biasa
Inara Cantik
joss
Har Yanto
kebaxkn omong kosong
Har Yanto
crita,,bertele tele,,kebaxkn omong kosongx
supaino 20
Luar biasa
Inara Cantik
kerennnn
cepz
belum ada alkimianya
mom rafka
ceritanya bagus dan menarik, tapi endingnya masih belum tuntas, ditunggu nih season 2 nya
Adam
ceritanya mantap Thor.
Adam
ceritanya mantap thor
baim aja
thank u Thor 👍
baim aja
wow
baim aja
galak amat bang
baim aja
lanjutkan Thor
baim aja
mantap 👍
baim aja
hajar terooss 🤪
baim aja
gass lg
baim aja
wadaww 😄
baim aja
ngeri2 sedap
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!