Seorang tuan muda pewaris keluarga kaya raya yang menghilang akibat kecelakaan yang dialamainya. Dikabarkan meninggal namun keluarganya tidak percaya karena mayatnya tidak ditemukan. Dan seorang Nenek tua bersama seorang cucu perempuannya menyelamatkan sang tuan muda dalam keadaan hidup walau terluka sangat parah. Sang tuan muda hidup kembali dengan identitas baru karena ditemukan dalam ke adaan hilang ingatan dan cacat pada wajah serta kakinya. Namun naas sang tuan muda di fitnah sehingga harus menikahi cucu sang nenek. Disaat cinta kian tumbuh dihati mereka, sang tuan muda ditemukan kembali oleh orang-orang kepercayaan Keluarganya dan dibawa paksa kembali ke tengah keluarganya. Bagaimanakah kisah sang tuan muda dengan status barunya? Dan bagaimanakah nasib cucu perempuan nenek sang penolong? Akankah cinta mempertemukan mereka kembali?
Inilah kisahnya 👍
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Guspitria Kamal, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
31 Pengkhianatan Di Baragajasa Group
'' Halo Ben, lo pimpin meeting bersama divisi keuangan dan pemasaran. Kakek nyuruh gue ke rumah utama pagi ini. Dan satu lagi, cari alasan tepat. Jangan ada yang tahu gue ketemu Kakek pagi ini.'' Tanpa menunggu jawaban Beni, Danu langsung menutup panggilanya.
'' Apa ada masalah ya? Kenapa harus dirahasiakan? Mudah-mudahan bukan masalah berat.'' Gumama Danu sambil memasang kancing kemejanya.
Pada saat Danu akan memakai dasinya, entah mengapa tiba-tiba dia lupa cara menyimpul dasinya.
'' Kenapa susah sekali sih.'' Ucap Danu. Tiba-tiba Mayang datang dari balik punggung Danu dan meraih bahu Danu agar posisinya saling berhadapan.
'' Makanya fokus, jangan inget yang jauh terus.'' Ujar Mayang dengan sedikit menarik kencang dasi Danu sehingga Danu agak tercekek.
Belum selesai Danu mengambil nafas, Mayang sudah berlalu pergi dan menghilang dibalik pintu. Danu hanya bisa menatap sambil mengelus dada karena merinding hampir mati tercekik dasinya sendiri.
'' Sayang, Mas mau ke rumah utama. Mau ikut ga?'' Ajak Danu saat mereka tengah sarapan di meja makan.
'' Ga ah, nanti aku mau keluar. Ada janji sama temen.'' Sahut Mayang sambil menggigit roti selai coklat di tangannya.
'' Temen? Siapa sayang? Ga mungkin Imah kan?''
'' Emangnya temen aku cuma Imah aja, meski aku dari kampung ga seksi ga bohai tapi aku juga punya banyak temen di sini.''
'' Loh kok bahas seksi bohai sih, Mas kan cuma tanya sayang. Kok malah jawabnya aneh-aneh gitu. Jadi temennya cowok apa cewek?'' Tanya Danu makin penasaran.
'' Ya cowok lah, memangnya kamu aja yang punya temen cewek, aku juga punya temen cowok. Memangnya kenapa, ga boleh?'' Mayang menatap tajam Danu. Air ludah yang biasa mudah ditelan kini terasa berat bagi Danu untuk menurunkannya ke tenggorokan.
'' Ya boleh aja sih, tapi nanti kabari Mas ya.''
'' Liat nanti kalo aku ingat.'' Jawab Mayang cuek dan kemudian meminum habis susu hamil yang sudah Danu buatkan tadi untuknya.
Danu hanya bisa diam tanpa kata dan menghabiskan sarapannya. Hanya itu yang bisa dia lakukan sampai ada bukti atas penjelasannya. Setelah pamit Danu langsung pergi menuju rumah utama.
Tepat saat Danu memasuki gerbang rumah utama, muncul mobil Tama yang mengekor di belakang mobil Danu. Mereka yang memang jarang banyak bicara, hanya menatap sesaat dan kemudian langsung berjalan beriringan menuju ruang kerja Tuan Agung yang memang sudah menunggu kedatangan mereka berdua.
'' Ada apa Rudi?'' Tanya Danu saat Sekretaris Rudi akan membukakan pintu untuk Danu dan Tama.
'' Silahkan masuk Tuan Muda, Tuan Agung akan menjelaskannya.'' Jawab Rudi sambil membungkukan badannya. Danu masuk dan mengekor Tama di belakangnnya.
'' Kalian sudah datang?'' Ujar Tuan Agung yang tengah duduk di atas sofa.
'' Pagi Kek, hal penting apa yang ingin Kakek bicarakan?'' Tanya Danu yang sudah duduk bersebelahan dengan Tama.
'' Apa kalian tahu dengan perusahaan Federik Global Group?'' Tanya Tuan Agung sambil meletakan sebuah Map di atas meja.
'' Tidak Kek. Memang ada apa?'' Jawab Tama. Sedangkan Danu langsung meraih map yang diletakan Tuan Agung di atas meja tadi.
'' Secepatnya kalian selidiki siapa pengkhianat dalam Baragajasa Group.'' Ujar Tuan Agung dengan menatap kedua cucunya itu.
'' Kurang ajar, bagaimana bisa anak perusahaan kita di Singapura bisa diakuisisi perusahaan FDG? Apa Kakek sudah menghubungi Jonatan? Dia pasti bisa menjelaskannya.'' Ucap Danu yang kaget dengan isi dalam map yang sedang dibacanya. Dengan cepat Danu menyerahkan map yang dipegangnya ke tangan Tama.
'' Jonatan lah yang telah mengabari Kakek saat seseorang datang dan memperlihatkan bukti kepemilikan atas anak perusahaan kita itu. Dan seketika itu juga Jomatan turun jabatan menjadi staf bagian divisi.'' Jelas Tuan Agung
'' Bukankah hotel kita yang di Bali ini salah satu pengalihan yang sudah kita urus Danu?'' Ujar Tama beralih menatap Danu
'' Betul, maka dari situlah kita mulai penyelidikan kita karena berkas penting hanya bisa dipegang oleh orang dalam.'' Jawab Danu. Dari tatapan mereka berdua terlihat jelas mereka memiliki rencana yang sama.
'' Kakek serahkan tugas ini kepada kalian berdua. Kredibilitas perusahaan kita tergantung keberhasilan kalian. Jangan sampai kerajaan Baragajasa lemah dimata orang, apalagi oleh para pesaing kita.'' Tutur Tuan Agung penuh penekanan.
Setelah berdiskusi hampir selama satu sentengah jam lebih, Danu dan Tama pamit untuk langsung menuju kantor. Danu dan Tama berjanji pada Kakeknya akan menuntaskan hama yang mengganggu bagi tumbuh kembang perusahaan kebanggaan mereka.
Sebelum Danu keluar dari ruangan itu, Tuan Agung berpesan. '' Berhati-hatilah terhadap Yukito, mungkin semua ini ada hubungannya dengannya.'' Tutur Tuan Agung dan dibalas anggukan kepala oleh Danu.
'' Kita tidak bisa melakukannya satu persatu, itu akan memakan waktu lama. Kita harus lakukan secara bersamaan.'' Ucap Tama saat mereka keluar dari pintu rumah utama.
'' Kamu benar, kita bicarakan di kantor rencana selanjutnya'' Jawab Danu.
'' Kakaaaaaak.'' Tisa berteriak melihat kedua kakaknya akan masuk ke dalam mobil.
'' Kakak, kenapa kalian melupakanku? Apa kalian tidak ingat masih punyak adik?'' Kedua lelaki itu langsung berjalan mendekat ke pintu rumah utama di mana Tisa tengah berdiri dengan wajah cemberut.
'' Kok kamu masih di rumah, apa kamu bolos magang?'' Tanya Tama sambil mengelus kepala Adik perempuan satu-satunya itu.
'' Hari ini Tisa ga masuk, ada jadwal ke kampus.''
'' Kalau begitu siang ini kita bisa makan bareng dong.'' Ucap Danu.
'' Wah, bisa banget. Nanti Tisa samperin ke kantor Kakak-Kakak aku yang ganteng yah.'' Tisa langsung memeluk kedua Kakaknya itu. Danu dan Tama hanya bisa tersenyum melihat adik mereka begitu bahagia. Mereka akui mereka memang sangat jarang memberi perhatian pada adiknya belakangan ini, maka sebisa mungkin mereka curi waktu agar adiknya tidak kurang perhatian.
Setelah selesai mereka meninggalkan Tisa dan berjalan dengan gagahnya menuju mobil masing-masing, tidak lupa kaca mata hitam bertengger dihidung mancung yang menambah gagah dan wibawanya mereka sang Tuan Muda Baragajasa. Siapapun yang memandang pasti akan lupa untuk mengedipkan matanya.
Di lobi perusahaan terlihat riuh karena dua orang sang Tuan Muda bejalan beriringan untuk pertama kalinya dalam sejarah Baragajasa. Mereka bak malaikat tanpa sayap yang mampu mengalihkan padangan siapapun yang ada di sana. Banyak juga karyawan wanita yang langsung tebar pesona dengan menyapa sang Tuan Muda agar menoleh ke arah mereka. Namun jangankan menoleh, menjawab pun tidak. Tetapi bagi mereka itu hal biasa, karena mereka sadar dengan posisi mereka di sana.
'' Mah, siapkan semua berkas hotel kita yang ada di Bali dan langsung bawa ke ruang Manager Danu. Lisa, bantu Imah menyiapkan berkasnya.'' Tama memberi perintah tepat saat melewati meja Imah yang bersebelahan dengan meja sekretaris Lisa. Sebagai asisten pribadi, Imah langsung bergerak agar tidak kena semprot oleh Tama yang memang sering memarahinya karena dibilang lamban dalam bekerja.
Di ruang Danu terlihat Beni tengah sibuk membuka beberapa map yang sudah menumpuk di atas meja sofa. Sedangkan Danu juga terlihat sibuk dengan mengecek beberapa map yang juga telah berserak di atas meja kerjanya.
Tok tok tok...
'' Masuk.'' Jawab Danu.
'' Bagaimana Nu, apa ada yang mencurigakan?'' Tanya Tama sambil berjalan ke arah meja Danu. Danu hanya menggeleng pertanda belum ada titik terang.
'' Mah, ngapain kamu diam di situ. Cepat bawa map itu kemari, kamu pikir sayar bayar kamu buat jadi patung.'' Ketus Tama.
Imah yang kesal hanya bisa menghentakan kakinya dan berjalan menuju Tama. Setelah memberikan map yang di bawanya, Imah langsung berbalik dan berjalan menuju sofa di mana Beni tengah sibuk mengotak-atik kertas yang berserak di atas meja sofa.
'' Ada apa Tuan Beni?'' Bisik Imah.
'' Ada masalah besar, sebaiknya kamu jangan banyak tanya kalau tidak mau kena semprot air comberan hihihihi...'' Beni dan Imah cekikikan berdua sambil melirik dua Bos mereka yang tengah serius bekerja.
'' Tam, siapa ketua divisi pemasaran hotel pusat kita?'' Seketika Tama langsung menatap Danu.
'' Ketua divisi yang lama sudah dipecat oleh Papa enam bulan yang lalu karena kasus manipulasi penjualan lahan milik perusahaan. Sekarang adalah wakilnya yang naik jabatan. Itu cerita yang pernah aku dengar dari Papa dulu.''
'' Satu musang yang akan jadi buruan kita.'' Ucapa Danu dengan senyum puasnya.
'' Ben, kamu urus yang ini. Ajak musang ini meeting di suatu tempat. Kita akan mengulitinya hidup-hidup.'' Tambah Danu.