Sequel dari Novel The Prisoner of mafia
Quen adalah seorang penari erotis yang terkenal di klub malam New York. Dia hanya menawarkan jasa menari, namun banyak lelaki yang terpesona padanya. Di negara lain, dia adalah gadis keluarga konglomerat yang lari dari rumah untuk menghindari perjodohan, dirinya cantik, mulia dan susah didekati.
Pada malam yang penuh gairah, Mike terpikat oleh gadis berpoteng, mereka melewati satu malam bersama, namun pada besok paginya gadis itu sudah menghilang.
"Temukan gadis itu!" Mike dengan gila memerintah pada semua anak buahnya.
Namun tidak disangka, gadis itu sudah pulang ke negaranya dan sedang mengandung seorang anak...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Diluar ekspetasi
Safira menarik suaminya menjauh dari meja makan untuk sesaat meninggalkan Mike sendirian di sana.
Mike menipiskan bibirnya seraya menatap heran pasangan suami istri itu yang menjauh dari meja makan.
Untuk menghilangkan rasa jenuhnya, akhirnya Mike mengambil ponselnya yang tersimpan di kantong celananya.
Dia memainkan game yang ada di ponselnya sambil menyandarkan punggungnya di sandaran kursi sambil menunggu pasangan suami istri itu kembali ke meja makan.
“Aku tidak setuju dengan rencana Daddy!” Safira menentang rencana suaminya yang akan mengenalkan Mike kepada Quen.
“Atas dasar apa Mommy tidak setuju dengan Mike? Dia tampan, kaya raya, dan dia juga sangat bertanggung jawab, sedangkan putri kita sangat cantik bukankah mereka sangat cocok jika bersatu,” jawab Jeff sambil menatap wajah cantik istrinya yang terlihat kesal kepadanya.
“Apakah Daddy lupa kalau putri kita saat ini sedang mengandung?!” Safira memijit pelipisnya dengan kuat seraya menundukkan kepala bersamaan dengan hembusan nafas kasar keluar dari mulutnya.
“Aku tentu tidak melupakan tentang hal itu. Bagaimana kalau kita tidak perlu mengatakan yang sebenarnya kepada Mike.” Entah apa yang ada di pikiran Jeff saat ini, dia seolah ingin memanfaatkan kebaikan Mike.
“Daddy sudah gila! Pokoknya aku tidak setuju!” Safira dengan tegas menolak rencana gila suaminya.
*
*
Quen sudah sampai di ruang makan, dia bersembunyi di balik dinding penyekat antara ruang makan dan ruang tengah. Dia menyembulkan kepalanya ke arah ruang makan, untuk melihat tamu ayahnya lebih dekat.
Quen dapat melihat seorang pria tampan duduk di ruang makan sendirian sambil memainkan ponsel.
“Tunggu dulu! Kenapa wajahnya itu sangat mirip dengan ... sebentar aku lupa ...” Quen berusaha mengingat wajah familiar itu, sepertinya dia agak lupa dengan wajah Mike.
Ya, bagaimana tidak lupa jika mereka hanya bertatap muka satu kali, di tambah lagi Quen mempunyai daya ingat yang lemah alias lola (Loading Lama). Wk wk wk.
“Ah, kenapa aku sulit mengingatnya?!” Quen menjadi gregetan sendiri sambil menghentakkan kedua bergantian dan tidak beraturan.
“Nona, Anda baik-baik saja?” seru seorang pelayan yang cemas melihat Quen terlihat seperti cacing kepanasan.
Seruan pelayan tersebut terdengar sampai di ruang makan, hingga berhasil mengalihkan perhatian Mike yang sedang serius memainkan ponselnya. Pria tersebut menjadi penasaran, kemudian ia menyimpan ponselnya kembali di kantong celana seraya beranjak dari duduknya, lalu berjalan menuju ke arah sumber suara itu berasal.
“Apakah itu Quen?” Mike bertanya di dalam hati, dia sangat berharap bisa bertemu lagi dengan wanita yang sedang mengandung benihnya itu.
“Bibi untuk apa di sini! Sana pergi!” usir Quen kepada pelayan pribadinya itu.
“Tapi, saya cemas melihat Nona yang seperti itu,” jawab pelayan jujur sambil menundukkan kepala.
“Aku tidak apa-apa! Sana pergi!” usir Quen sekali lagi sembari melirik ke arah ruang makan, dan dia sangat terkejut saat melihat Mike berjalan ke arahnya.
“Ah, mampus aku! Ternyata dia yang menjadi tamu Daddy! Kenapa semua serba kebetulan sekali! Padahal aku sudah berusaha menghindar darinya!” gumam Quen di dalam hati saat melihat wajah Mike sepenuhnya, dan dia baru mengingat kalau pria itu adalah ayah dari bayi yang di kandungnya.
“Jika Bibi tidak pergi, maka aku yang akan pergi!” Quen harus segera melarikan diri dari sana sebelum bertemu dengan Mike.
Tapi, niatnya yang ingin kabur itu terlambat, Mike sudah sampai di hadapannya seraya menatapnya dengan tajam.
“Apa lihat-lihat! Mau di colok matanya!” Quen yang tadinya gugup dan takut kini berbuah menjadi galak dan judes.
Mike mengerutkan kedua alisnya karena Quen berbicara menggunakan bahasa Indonesia yang tidak dia mengerti.
Pelayan yang ada di sana langsung pamit undur diri, karena tidak ingin mengganggu Quen yang sedang berbicara dengan tamu penting majikannya.
Mike tersenyum mengerikan sambil berjalan mendekati Quen yang terlihat sangat sexy pada malam hari itu, padahal ibu hamil itu hanya mengenakan daster bermotif macan tutul. Sepertinya mata Mike perlu di periksakan ke dokter mata.
Quen segera memundurkan langkahnya saat Mike semakin berjalan mendekatinya.
“Stop!” Quen mengangkat kedua tangannya di depan dada saat punggungnya sudah mentok ke dinding.
“Kau pikir aku akan berhenti untuk mengejarmu!” desis Mike seraya menghimpit tubuh sexy Quen, dan kedua tangannya mengungkung tubuh Quen di dinding yang dingin itu.
Quen memejamkan kedua matanya dengan erat, saat hembusan nafas beraroma mint itu membuatnya mual setengah mati.
“Apakah kau tidak gosok gigi!” Quen menatap tajam Mike seraya menutup hidungnya dengan salah satu tangannya.
“Apa?!” Mike mengernyit kemudian ia segera menjauhkan diri dari Quen seraya menghembuskan nafas ke telapak tangannya lalu mencium telapak tangannya sendiri, begitu seterusnya bahkan dia sampai melakukannya berulang kali.
“Kau ingin mencoba menipuku dan ingin kabur dariku lagi!” Mike berkata setelah memastikan kalau aroma nafasnya wangi mint.
“Aku sungguh tidak berbohong! Jadi berhentilah berbicara! Huekkk ...” Quen segera mendorong dada bidang Mike agar menyingkir dari hadapannya, kemudian dia langsung berlari ke kamar mandi yang tidak jauh dari sana. Perutnya terasa sangat bergejolak saat mencium aroma nafas Mike yang menurutnya sangat bau.
“Hei!” Mike segera mengikuti Quen yang sudah berada di dalam kamar mandi. Sungguh pertemuan kedua yang jauh dari ekspetasinya. Padahal sebelumnya, dia berekspetasi kalau Quen akan terkejut melihatnya dan akan memohon pertanggung jawaban darinya, tapi kenyataannya sungguh mengenaskan. Yang dia dapatkan hanyalah penolakan dari gadis tersebut.
Bukankah Quen sungguh unik? 😆
***
Like-nya bestie, jangan lupa ya😉
skrg rumah kecil d malang ukuran 80 aja harga nya udh 1.5 M .. apalagi rmah mewah .. sekelas jeff itu bkn 2M tp 200M
kalau d pik rumah rata2 20M ke atas lah 😅