Kesetiaan, sebuah kata sederhana namun bagi banyak orang itu adalah sesuatu yang sangat penting dan berharga.
Ketika kesetiaan sudah berada pada ambang batasnya, maka Pengkhianatan adalah hal yang akan mungkin terjadi setelahnya.
Kei, seorang pemuda yatim piatu yang kehilangan kedua orang tuanya karena kecelakaan pesawat.
Kehidupannya yang sulit dan pas2an membuat dirinya dikhianati teman, kekasih, dan kerabatnya.
Tapi tiba-tiba dia mendapatkan sebuah system yang merubah hidupnya.
*Dalam cerita ini banyak konten yang sedikit berlawanan dengan etika masyarakat kita ya guys. Tapi ini cuma fiksi dan karangan yang bertujuan untuk hiburan semata, jadi bijak-bijak dalam mengambil pelajaran dan kesimpulan dari cerita ini ya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RizSlide, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29
Seorang pria berusia 30 tahunan masuk bersama dengan dua orang wanita cantik bersamanya.
Salah satu dari wanita itu nampak seperti sekretaris biasa pada umumnya, sedangkan wanita lainnya lebih cantik dan anggun khas seorang bangsawan dan orang bermartabat.
...[ Alberto : Jadi ini pemilik Crown Racing yang di bilang nona.. ]...
...[ Alberto : Benar2 masih sangat muda.. ]...
...[ Luna : Hmm, tepat seperti informasi yang ku dapat.. ]...
...[ Luna : Tampan, muda, dan Kaya.. ]...
...[ Luna : Ayo kita lihat seberapa kompetennya dirimu.. ]...
...[ Luna 21 Lp ]...
Kei yang mendengar ucapan dalam hati mereka masing2 hanya tersenyum dan segera berdiri saat Herman saling memperkenalkan mereka.
"Dan ini adalah owner dari Crown Corporation, Keisuke Nugraha.." ucap Herman
"Perkenalkan, saya Keisuke Nugraha, senang bertemu anda sekalian.." ucap Kei memperkenalkan diri
"Tentu, senang bertemu dengan mu tuan Kei, mari kita duduk.." ucap Alberto seraya duduk
Ketika duduk, Alberto memperkenalkan kedua wanita yang berdiri di belakang ArmChair tempatnya duduk.
"Ini adalah Luna, sekretaris pertamaku.." ucapnya
"Perkenalkan nama saya Luna Alexandrina.." ucap Luna seraya membungkuk sedikit
"Dan yang ini sekretaris keduaku Shena.." lanjut Alberto
"Senang bertemu denganmu tuan.." ucap Shena juga sedikit membungkuk
"Senang bertemu anda semua.." jawab Kei dengan seyum dan sopan
Pembicaraan di mulai dengan Alberto menanyakan pada Kei bagaimana pengalamannya selama di Paris.
Namun selama berbicara, baik itu Luna atau Alberto dalam hatinya mengetes Kei dengan berbagai macam pertanyaan tentang dunia bisnis.
Kei yang tidak pandai dalam hal bisnis merasa tidak perlu menutupinya lantaran dia tahu niat mereka.
"Saya memang kurang begitu memahami tentang bisnis, tapi saat ini saya masih mempelajarinya.." jawab Kei dengan jujur
"Hoo, belum paham bisnis tapi sungguh berani, keyakinan mu patut ku hargai tuan.." kata Alberto pura2 memuji
.
...[ Alberto : Seperti dugaanku, sia-sia nona membuang waktunya bertemu orang sepertinya.. ]...
...[ Luna : Meski dia berkata dia awam dalam berbisnis, tapi ketenangan dan sikapnya seolah dia bisa mengetahui isi fikiran lawan bicaranya.. ]...
...[ Luna : Pria ini bukan lawan yang mudah.. ]...
"Meski begitu aku memiliki Herman disini, pengetahuan dan pengalamannya sangat luas tentang bisnis, jadi aku bisa tenang.." ucap Kei dengan tersenyum ramah
"Begitu ya, aku sudah mendengar tentang Herman sebelumnya, kau adalah mantan CEO perusahaan ternama itu kan..?" kata Alberto sambil memandang Herman yang berdiri di belakang bos nya
"Benar tuan Alberto, itu adalah saya.." jawab Herman dengan sopan
"Cukup mengejutkan pria berbakat sepertimu bekerja untuk pemuda yang mengaku masih awam dalam dunia bisnis.." kata Alberto
...[ Luna : Sial kau Alberto, sudah ku katakan jangan menilai seperti itu, pria yang mengaku sebagai owner Crown ini bukan orang biasa.. ]...
"Tentu saja tuan, mengikuti Tuan Keisuke adalah keputusan paling hebat yang pernah ku buat sepanjang hidupku.." jawab Herman dengan tenang
Terlihat kalau Alberto memang meremehkan kemampuan Kei, meski begitu Kei tetap tenang dan tidak terburu2 mengambil tindakan.
Luna sempat terlihat tidak bisa mengendalikan ketenangannya ketika pembicaraan mulai masuk ke poin penting.
Alberto memainkan trik menekan Herman dengan memberikan target tinggi bagi Crown Racing jika ingin di sponsori oleh mereka.
Alberto ingin Crown Racing memuncaki 15 balapan Moto2 dari total 21 serinya.
Itu cukup sulit bagi tim biasa yang baru saja naik ke kelas itu, perlu penyesuaian dan segala macam hal lainnya.
Namun bagi Kei semua itu dirasa mudah mengingat dia memiliki sistem yang dapat dia pergunakan dengan baik.
Karena melihat Herman yang terus di tekan, maka Kei pun akhirnya angkat bicara..
"Jika kami bisa memuncaki 21 seri, apa yang akan kalian tawarkan..?" ucap Kei memotong perbincangan mereka
Mendengar itu baik Alberto dan Luna sama2 terkejut dan terdiam, Alberto menganggap semua itu hanyalah omong kosong.
...[ Alberto : Memuncaki 21 seri, dia fikir itu balapan remeh? Orang ini benar2 tidak bisa di percaya.. ]...
...[ Luna : Orang ini tidak serius kan? 21 seri itu artinya semua balapan.. ]...
...[ Luna : Apa yang bisa di lakukan tim baru seperti mereka.. ]...
"Sepertinya pembicaraan kita selesai sampai disini.." ucap Alberto
"Begitu ya.." ucap Kei dengan tenang
Herman yang sudah di peringatkan Kei untuk tenang berhasil menjaga ketenangannya dengan sangat baik, meski dia juga terkejut, namun dia benar2 memiliki pengendalian diri yang cukup baik.
"Ku rasa buang2 waktu berbicara dengn kalian disini.." ucap Alberto
Kei hanya tersenyum ketika mendengar itu, namun saat mereka bangkit, Kei sempat memberi tatapan berbeda ke arah Luna sehingga membuatnya merasa seolah sedang di telanjangi.
"Tunggu sebentar tuan Kei, apa maksud pandangan anda padaku barusan..?" tanya Luna dengan sedikit serius
Alberto pun diam dan memandang Kei dengan tatapan tajam.
"Hmm? Tidak ada, aku hanya penasaran, setiap tuan Alberto memberikan spekulasinya, kau terlihat panik dan terkejut.." jawab Kei
"Apa kalian tidak sepemikiran..?" sambungnya
Mendengar itu membuat Alberto dan Luna pun kembali terkejut, namun keduanya masih berhasil menjaga ketenangan mereka.
"Aku tidak mengerti apa maksudmu.." kata Alberto
Karena enggan berlama2 Kei pun mengatakan semuanya secara gamblang dan jelas..
"Yang aku tahu, pemilik Trigrea adalah seorang wanita, tapi yang ku temui adalah seorang pria.."
"Ini artinya, pemimpin Trigrea memandang kami sebelah mata, bahkan semua relasi bisnisnya pun di anggap demikian.."
"Aku penasaran jika mereka mengetahui itu bagaimana pendapat mereka selanjutnya.." ucap Kei dengan santai sambil meminum whiskey di gelasnya
Mendengar ucapan Kei membuat Alberto dan Luna tersentak karena kaget, selama ini dunia mengetahui kalau Alberto adalah pemilik dari Trigrea.
Meski begitu, kenyataannya Alberto sebenarnya hanya aktor yang di bayar oleh Luna untuk menyembunyikan jati dirinya.
"Apa kau punya bukti atas tuduhan mu itu..?" tanya Alberto dengan sedikit geram
...[ Luna : Bagaimana orang ini tahu, dia benar2 bukan orang biasa, jika dia punya bukti maka habislah sudah.. ]...
...[ Luna : Itu bisa membuat kami kehilangan banyak kepercayaan.. ]...
"Bukti..? Aku tidak punya bukti, tapi aku tahu.." jawab Kei
"Hmph, apa kau sadar kalau ucapanmu bisa jadi penghinaan bagi perusahaan kami..?" kata Alberto
"Begitu ya.." ucap Kei dengan tenang
Tiba2 terdengar notifikasi dari ponsel Herman, dan ketia dia melihatnya, ternyata itu adalah dokumen yang dikirimkan oleh Shanty.
Dalam dokumen kiriman darinya, ada semua catatan lengkap kemana aliran dana perusahaan mereka keluar dan masuk, termasuk catatan saham perusahaan mereka atas nama Luna, bukan Alberto.
Informasi itu datang di waktu yang tepat, entah sudah Kei rencanakan atau tidak, tapi itu benar2 sangat membantu mereka.
"Bos, ada dokumen yang baru dikirimkan orang2 kita.." ucap Herman sambil memandang Kei
"Seharusnya itu cukup untuk menyelesaikan masalah kita saat ini.." ucap Kei seraya berdiri
Dia pun berjalan menghampiri Alberto yang sedang menatapnya dengan tajam, namun ternyata Kei hanya melewatinya dan berjalan menuju pintu keluar seraya berkata.
"Karena perbincangan kita sudah selesai, maka aku pergi dulu.."
"Oh iya Herman, kirimkan dokumen tadi pada mereka.." ucap Kei seraya meninggalkan ruangan
Herman mengirimkan dokumen itu pada Alberto lalu bergegas menyusul Kei yang sudah keluar ruangan terlebih dahulu.