Bagaikan petir di siang bolong, Karin yang baru saja menerima perasaan pria yang ia cintai, begitu terkejut ketika mengetahui bahwa pernikahannya dengan orang lain sedang di persiapkan oleh orang tuanya ,bagaimana dengan pria yang ia cintai?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NisaJm, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 30
Sedangkan di dalam kamarnya Edgar saat ini tengah berada di sofa seraya menatap telapak tangan nya yang baru saja menampar pipi gadis itu, Edgar mengepalkan tangannya lalu menghantam dinding di kamarnya bertubi tubi, merasa tak puas, Edgar kemudian mengambil pisau lalu menggenggam tangannya pada pisau itu hingga mengeluarkan cairan merah segar.
“Bisa bisanya kau menampar Karin? Kau lupa kau sudah berjanji dengan ayahnya akan menjaga gadis itu dengan baik!”
Gumam Edgar menatap telapak tangannya yang sudah berlumuran darah.
Keesokan paginya Edgar baru saja bangun dari tidurnya, seperti biasa pria itu langsung masuk ke dalam kamar mandi, setelah keluar pria itu menatap ranjangnya dimana pakaian nya sudah tersedia disana, pria itu kemudian mengambil pakaian nya menatap nya dengan lekat.
“Bahkan dia tetap menyiapkan pakaian ku meskipun aku sudah berbuat kasar padanya.”
Gumam Edgar, entah mengapa ia semakin merasa bersalah pada gadis itu, Edgar segera bersiap siap untuk ke kantor, setelah selesai memakai pakaian nya, pria itu segera keluar dari kamar nya tapi kali ini sedikit berbeda lantaran tak ada suara berisik dari arah dapur.
Edgar segera berjalan menuju dapur, tak ada Karin disana, apa dia tidak menyiapkan sarapan untuk Edgar karena masih marah? Edgar kemudian menatap keatas meja makan dimana makanan sudah tersedia disana, pria itu kemudian menoleh ke arah kamar Karin yang tertutup rapat, Edgar hanya bisa menghela nafas berat lalu segera melahap makanan nya.
Sedangkan Karin yang berada di dalam kamarnya kini kembali meringkuk di atas ranjang nya seraya menutupi tubuh nya dengan selimut, bukan tanpa alasan tapi gadis itu sedang tidak enak badan setelah semalam menangis, matanya sembab, badannya juga panas tapi gadis itu tetap melakukan tugasnya sebagai istri.
“I-ibu... Karin demam.”
Gumam Karin dengan tubuh yang menggigil, sedangkan Edgar memilih untuk tidak mengganggu Karin, mungkin gadis itu masih butuh waktu untuk meredakan emosinya jadi Edgar memilih untuk segera berangkat ke kantor setelah selesai sarapan, sepanjang perjalanan Edgar tak fokus lantaran memikirkan kejadian kemarin malam.
Pria itu menatap telapak tangannya yang terluka cukup dalam namun ia memilih untuk tidak mengobatinya, hingga akhirnya mobil yang ia kendarai tiba di depan gedung kantornya, pria itu segera memasuki kantor, namun hari ini sedikit berbeda lantaran semua karyawan menatapnya, apa ada yang aneh dengannya?
“Selamat pagi pak Edgar, ada seseorang yang menunggu ada di ruangan anda.”
Ucap seorang karyawan, Edgar mengerutkan keningnya lalu tak lama menganggukkan kepalanya, pria itu segera memasuki lift lalu segera masuk ke dalam ruangannya, seketika pria itu dibuat terkejut melihat keberadaan Laura disana yang tengah duduk di kursi miliknya, Edgar menghampiri Laura yang saat ini tengah menatap keluar jendela.
“Sayang, apa yang kau lakukan disini?”
Tanya Edgar membuat Laura menoleh, wanita itu tersenyum lebar menatap kekasihnya itu lalu segera beranjak dari duduknya dan memeluk Edgar, Edgar kebingungan namun ia tetap membalas pelukan kekasihnya itu, Laura kemudian menarik Edgar untuk duduk di kursinya, pria itu menurut lalu duduk di kursi kerjanya.
Tak lama Laura pun duduk di pangkuan Edgar menatap wajah pria itu dengan lekat, tangannya bergerak menelusuri wajah tegas pria itu hingga jari jarinya terhenti di bibir pria itu, Laura menatap Edgar seraya tersenyum lalu mengecup bibir Edgar dengan lembut membuat pria itu terbawa suasana.
“Ada apa?”
Tanya Edgar begitu c*uman itu terhenti.
“Aku hanya merindukanmu.”
Ucap Laura lalu kembali mengecup bibir Edgar, tak hanya sekedar bibir namun keduanya kini melibatkan lidah menyusuri rongga rongga mulut, tangan Laura mulai bergerilya menyusuri tubuh Edgar mulai dari dada hingga ke benda pusaka milik Edgar, wanita itu mengelus lembut kelemahan Edgar membuat pria itu tak bisa menahan nya.
“Ah!”
Edgar mend*sah, Laura tersenyum lalu kembali memainkan tangannya disana, Edgar juga tak kalah, pria itu mengangkat tubuh Laura keatas meja lalu membuka jas crop yang menutupi tanktop Laura, c*uman pria itu turun ke buah dada Laura, mengeluarkan milik Laura dari tempat nya lalu mulai meraup benda bulat yang menjadi mainan kesukaan nya itu.
“Edgar!”
Gumam Laura lembut namun Edgar tak menghiraukan nya, pria itu terus saja memainkan pent*l Laura hingga saat pria itu mulai membuka pakaiannya, ponselnya tiba tiba berdering, keduanya sempat menghentikan aktivitas panas di pagi itu namun Laura mengambil ponsel Edgar lalu menjauhkan nya dari pria itu membuat Edgar kembali melanjutkan permainannya.
Sedangkan di apartement nya sang mama saat ini tengah berusaha menghubungi Edgar, Wita menatap kesal layar ponselnya, entah kemana putranya itu berada hingga mengabaikan panggilan darinya, Wita kemudian menatap Karin yang baru saja ia kompres dengan handuk kecil, kasihan sekali menantunya itu, sedang sakit tapi Edgar tidak membawanya kerumah sakit.
“Karin, mama minta bantuan dari sopir dulu.”
Ucap Wita lalu segera menghubungi sopir nya.
“Cepat lah kesini, saya butuh bantuan.”
Ucapnya lalu segera memutuskan sambungan telepon, tak lama kemudian terdengar suara bel berbunyi membuat Wita mengerutkan keningnya, cepat sekali tibanya padahal baru saja di hubungi, Wita segera berjalan menuju pintu lalu membuka nya, keningnya berkerut kala melihat bukan sopirnya yang datang tapi...
“Adrian?”
Ucap Wita melihat teman putranya itu yang datang ke apartement Edgar, tak hanya Wita tapi Adrian juga terkejut melihat keberadaan mama Edgar disana.
“Tante? Tante disini?”
Tanya Adrian basa basi sebenarnya lantaran ia tak tahu harus mengatakan apa setelah cukup lama tidak bertemu dengan wanita itu, takut sekali jika Wita menanyakan tujuannya datang ke sana.
“Bagus lah kau datang, apa kau bisa membantu Tante?”
Tanya Wita membuat Adrian mengerutkan keningnya.
“Apa Tante?”
Tanya Adrian, Wita kemudian menarik tangan Adrian masuk kedalam apartement lalu membawanya masuk ke dalam kamar Edgar dimana Karin berada, sebelum Wita masuk Karin sudah lebih dulu membersihkan kamarnya lalu berpura pura berbaring dikamar Edgar agar wanita itu tidak curiga.
Sedangkan Adrian saat ini terkejut melihat kondisi Karin yang sangat pucat.
“Tolong bawa istri Edgar ini kerumah sakit.”
Ucap Wita sontak saja membuat Adrian terkejut, apa dia tidak salah dengar? Istri Edgar? Jadi maksudnya Karin adalah istri Edgar? bagaimana bisa? Banyak pertanyaan yang muncul di kepala Adrian namun pria itu memilih untuk tidak bertanya lantaran yang terpenting saat ini adalah kondisi Karin.
Adrian menganggukkan kepalanya lalu segera menghampiri Karin, menggendong gadis itu keluar dari apartement lalu segera membawanya kerumah sakit, Sedangkan Edgar yang baru saja menikmati surga dunia bersama Laura di ruangannya kini baru saja memakai kembali pakaiannya , begitupun dengan Laura yang memakai kembali pakaiannya.
“Edgar, ada yang ingin ku bicara kan.”
Ucap Laura membuat pria itu menoleh, Laura kemudian menghampiri Edgar lalu bergelayut manja di lengan pria itu.
“Aku akan ke Kanada.”
“Apa?!”