Angkuh, dingin dan tampan? Ah, itu mah biasa. Eh, gimana kalau sikap doi itu kombinasi irit bicara? Mungkin bisa kebayang es mambo kali ya? Haha... Itulah sifat Zidni si Mr. Arogant yang mendapat julukan dari Chika, gadis manis yang super berisik. Gadis ini sanggup bicara dengan kecepatan rata-rata seperti pesawat jet, eh bukan, seperti roket lebih tepatnya, hahaha.
Bagaimana jika kedua karakter itu bersatu? Sikap Chika yang seperti itu sering sekali membuat Zidni dongkol, namun siapa sangka bibit cinta muncul diantara keduanya seiring waktu berlalu.
Namun saat cinta mereka bersatu, takdir tiba-tiba membuat mereka berpisah. Zidni mengalami kecelakaan di luar negeri dan kehilangan memorynya, saat hendak menemui Chika sang pujaan hati.
Mengetahui itu, Chika berusaha sekuat tenaga untuk mengembalikan kenangan cinta mereka yang terkikis waktu. Apalagi hubungan itu sampai menghasilkan seorang buah hati yang begitu tampan.
Sedih? Pasti. Seru? Jangan di pertanyakan lagi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dydy_ailee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 31 Kumbang yang lain
''Ibu mau bicara apa?''
''Katakan pada Ibu, apa pria itu disini?''
''Pria yang mana Bu? Romi maksud Ibu.''
''Bukan. Tadi Ibu bertemu dengan Zidni.''
DEG! Chika terkejut mendengar ucapan Ibunya. Inilah yang membuat Chika khawatir jika Ibunya terlalu lama di kota bersamanya.
''Zidni? Ibu tidak salah lihat kan? Ibu bertemu dengannya dimana?'' tanya Chika begitu antusias. Bersikap seolah Chika baru tahu jika ia bertemu dengan Zidni.
''Kamu tidak usah pura-pura begitu, Chika. Beberapa waktu lalu kamu cerita kalau bertemu dengannya. Apa kamu yakin hanya bertemu dengannya sekali?''
''Iya Bu. Setelah itu aku tidak pernah melihatnya lagi.'' Chika terpaksa berbohong.
''Tapi dia tidak mengenali Ayah dan juga Ibu. Apa dia benar-benar hilang ingatan atau hanya sekedar pura-pura?''
''Yang aku dengar saat itu dia memang hilang ingatan. Memang Ibu bertemu dengannya dimana?''
''Tadi di parkiran mobil pas Ibu mau masuk. Chika, seandainya kamu bertemu dengannya lagi, lebih baik kamu abaikan saja. Banyak sekali pria yang ingin bersamamu terutama Romi. Kamu akan bahagia bersama Romi. Ibu tidak peduli dia mau hilang ingatan atau tidak. Yang jelas sikap arogannya terlihat begitu jelas. Dia sama sekali tidak bisa menghargai orang lain. Ibu tidak menyukainya. Pasti dulu dia hanya pura-pura baik demi mendapatkan kamu. Dan setelah itu dia mencampakkan kamu kan? Kamu seharusnya sadar, jangan terlalu berharap padanya apalagi mencoba menyadarkannya.''
''Seandainya Ibu tahu kalau sebenarnya orang tua Romi tidak menyukaiku dan seandainya Ibu juga tahu kalau saat ini aku sedang masuk kembali dalam kehidupan Zidni demi Kenzie. Maafkan aku Bu, kalau aku harus melawan ucapan Ibu.'' Gumam Chika dalam hati.
''Chika, Ayah dan Ibu ingin melihat kamu bahagia. Ibu tidak peduli Zidni memang benar hilang ingatan atau sekedar pura-pura, yang jelas Ibu sudah sangat membencinya. Kalaupun dia hilang ingatan, masa iya selama itu? Apa dia tidak ada usaha untuk mengingat. Dan kalau ternyata dia sengaja melakukan itu, dia amat sangat keterlaluan. Ibu tidak akan pernah memaafkannya sekalipun dia bersujud mencium kaki Ibu. Karena sebagai seorang Ibu, Ibu benar-benar terluka.'' Kesal Nyonya Linda dengan mata berkaca-kaca. Chika hanya bisa terdiam sembari memeluk Ibunya.
''Sekali lagi maafkan aku, Ibu. Aku akan tetap membawa Zidni kembali. Zidni memang sedang sakit, Bu. Maaf kalau aku tidak bisa menceritakan semuanya pada Ibu karena aku tahu reaksi Ibu akan seperti ini. Dan itu semua karena Ibu sudah terlalu kecewa pada Zidni.'' Ucap Chika dalam hati.
-
Sore hari setelah selesai rapat intern, Zidni kembali ke kantor bersama Frans tentunya. Saat masuk ke dalam ruangannya, Zidni merasa terkejut melihat Jasmine ada di ruangannya. Begitu melihat Jasmine, Frans pun keluar dari ruangan Zidni.
''Ada apa Jasmine? Apa kakimu sudah sembuh?'' tanya Zidni dengan tatapan dinginna seraya duduk di kursi kebesarannya.
''Kamu darimana saja? Aku meneleponmu.''
''Maaf. Hari ini aku sibuk sekali.''
''Tapi aku senang karena kamu masih peduli dengan kakiku. Seperti yang kamu lihat, aku sudah bisa jalan kembali.''
''Baguslah. Kamu ada keperluan apa?''
''Aku ingin minta maaf kalau selama ini aku terus mengganggumu.''
''Syukurlah kalau kamu sadar.''
''Tapi kita tetap bisa menjadi teman kan?''
''Bisa saja asal kamu tidak membuat ulah.''
''Aku sudah bicara pada Papa dan Mama untuk berhenti mengejarmu. Aku juga mengatakan pada mereka untuk berteman saja denganmu. Dan aku juga sudah mengatakan hal serupa pada Tante Kamila.'' Jelas Jasmine.
''Baguslah. Aku senang sekali mendengarnya. Jadi kamu mau kembali ke Shanghai?''
''Iya tapi aku juga akan kembali lagi karena sepertinya aku sudah menyukai negara ini sejak kamu berada disini.''
''Aku juga minta maaf karena tidak bisa membalas perasaanmu selama ini. Bagiku bisnis tidak bisa di campur adukkan dengan perasaan.''
''Aku saja yang salah karena masih terus berusaha mengejarmu. Tapi bolehkah aku tahu siapa wanita beruntung itu?''
''Kalau itu cukup aku saja yang tahu.''
''Baiklah kalau kamu tidak mau mengatakannya. Nanti malam aku akan terbang ke Shanghai.''
''Oke hati-hati. Salam untuk kedua orang tuamu.''
''Iya, pasti aku akan sampaikan.'' Ucap Zidni tanpa memandang wajah Jasmine sedari tadi. Karena Zidni lebih memeilih fokus pada layar komputernya.
''Baiklah aku pergi. Sampai ketemu lagi.'' Ucap Jasmine. Zidni hanya mengangguk dengan sikapnya yang begitu dingin. Jasmine keluar dari ruangan Zidni dengan perasaan hampa.
''Sikapmu benar-benar keterlaluan Zidni. Kamu bahkan tidak memandangku sedikitpun. Dan aku akan mencari tahu siapa wanita itu Zidni. Aku akan berteman dan bersikap baik padamu untuk meluluhkanmu. Lihat saja nanti, kamu akan bertekuk lutut di hadapanmu. Aku akan menyusun rencana selama di Shanghai sebelum aku kembali kesini.'' Gumam Jasmine dalam hati.
-
Chika merasa lega akhirnya demam Kenzie sudah turun. Kenzie pun sudah bisa tertawa lepas kala bersenda gurau dengan Kakek dan Neneknya. Namun, ada janji yang harus di tepati oleh Chika pada Kenzie. Yaitu mengatakan apa yang sebenarnya terjadi jika Kenzie sembuh. Chika melamun di sofa sbari memikirkan rencananya nanti. Lamunan Chika buyar saat ada yang mengetuk pintu kamar tempat Kenzie di rawat. Chika beranjak dari sofa dan membuka pintu. Chika terkejut melihat kedatangan Joan.
''Joan!"
''Selamat malam Chika. Maaf ya aku baru bisa datang menjenguk putramu.'' Ucap Joan dengan parsel dan sebuah paperbag bersisi mainan.
''Ya ampun tidak apa-apa. Ayo silahkan masuk.'' Kata Chika.
''Ayah-Ibu, ini ada teman Chika. Kebetulan teman kantor.'' Chika memperkenalkan Joan pada kedua orang tuanya.
''Selamat malam Om-Tante. Saya Joan, teman kerja Chika.'' Ucap Joan seraya menjabat tangan kedua orang tua Chika seraya bergantian.
''Senang bertemu dengan kamu nak Joan. Saya Arman, Ayah Chika.''
''Dan saya Linda, Ibunya Chika.''
''Senang bertemu dengan Om dan Tante.'' Kata Joan dengan senyum sumringahnya.
''Kenzie, ayo salim nak. Ini teman kerja Mama.''
''Hai Kenzie. Aku Joan. Panggil saja Om Joan.''
''Hai Om Joan.'' Ucap Kenzie.
''Oh ya Om bawa buah dan juga ada mainan untukmu.'' Ucap Joan seraya memberikan mainan itu pada Kenzie dan parsel buah itu pada Chika.
''Yeay mainan! Terima kasih ya Om.'' Kenzie begitu antusias menerimanya. Bahkan dengan semangat Kenzie membukanya.
''Wah robot transformer! Aku sudah lama ingin mainan ini Om. Karena ini bisa menjadi mobil dan robot ya Om.''
''Iya Kenzie. Om senang sekali karena kamu menyukainya. Semoga kamu segera pulih dan jangan buat Mama sedih lagi ya.''
''Iya Om.'' Ucap Kenzie manggut-manggut.
''Terima kasih lho Nak Joan. Seharusnya tidak usah repot-repot seperti ini.'' Kata Tuan Arman.
''Tidak apa-apa Om. Sebagai seorang teman sudah sewajarnya saling mensuport.''
''Oh ya yang lain kemana ya?''
''Tadi aku sempat menemui timmu tapi mereka mendapat hukuman lembur selama satu minggu. Bahkan jam makan siang, mereka hanya di beri waktu setengah jam saja. Mereka hanya bisa menitip salam untukmu Chika, semoga putramu segera sehat kembali. Padahal mereka juga sebenarnya ingin ikut tapi tidak bisa.'' Jelas Joan.
''Pantas saja di grup tim sepi. Kasihan juga mereka, memang keterlaluan sekali si bos.''
''Ya sudah lah kamu fokus saja pada putramu Chika.'' Kata Joan sambil menepuk pelan bahu Chika. Chika hanya mengangguk seraya memberikan senyuman untuk Joan. Joan sendiri tidak bisa lama-lama. Selang lima belas menit, Joan pun pamit. Karena Kenzie juga harus istirahat.
nanti lanjut ke kisah Brian Purnama dan Gea yaaa Kak Dydy.
semoga sehat selalu dan lancar rejeki nya di bulan ramadhan...🤲🤲🤲
di kasih extra part nya bella ngga nih sMa alvin😂😂
semoga Alvin dan Bella bahagia dan Samapi menikah jangan lama" menghukum tuan Edward ya kak Dydy.
berapa Bab lagi kak Tamat nya. tp masih blom ikhlas cerita nya bagus soalnya.
semangat terus Kak Dydy dan sehat selalu.
Besok mulai puasa.
jahat banget Austin tega mukulin Bella. akhirnya Bella Bebas tinggal Chika dan Kenzie semoga Cepet di Bebasin dr Gorong" yg jahat itu.
semangat terus Kak Dydy up nya...
kasihn bela. chika dan kenzi..
ayo alvin bilng ke bela klu km all bodigard nya bela.
semangat terus Kak Dydy up nya nanti lanjut di cerita Brian Purnama dan Gea...