NovelToon NovelToon
NIGHT LIGHT

NIGHT LIGHT

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Fantasi / Reinkarnasi / Balas Dendam / Cinta Terlarang
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Chichi

Ketika Pagi datang, Lucian Beasley akan pergi. Tetapi Malam hari, adalah miliknya. Lucian akan memelukmu karena Andralia Raelys miliknya. Akan tetapi hari itu, muncul dinding besar menjadi pembatas di antara mereka. Lucian sadar, tapi Dia tidak ingin Andralias melupakannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chichi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ayahku Yang Polos

Chaiden Agha adalah Sosok yang ditakuti oleh semua orang di Negri ini. Bukan hanya di negeri itu, dia juga terkenal hingga lima Negri Besar lainnya. Matinya Chaiden Agha atau Iblis yang dikenal sebagai Blake itu, membuat nama Prajurit wanita dengan rambut emas itu menjulang tinggi. Wanita itu sudah terkenal bahkan sebelum dia membunuh Chaiden Agha.

Erundil digambarkan sebagai seorang Perempuan berbangsa Manusia dengan rambutnya yang pirang. Rambut pirangnya itu, akan menjadi berwarna keemasan begitu terkena cahaya matahari. Erundil memiliki wajah dengan face kecil. Bulu matanya yang pirang itu, begitu lentik dengan alisnya yang hampir cokelat dengan arsiram yang rapi. Erundil memiliki bibir yang kecil dan hidungnya yang kecil namun mancung. Erundil, selalu menguncir rambutnya sejak terbunuhnya Chaiden Agha, sebagai tanda dia telah terbebas.

Tapi, bukanlah itu yang sebenarnya terjadi.

Chaiden Agha memiliki hubungan yang sulit dipahami oleh orang-orang di luar sana, bahkan Bangsanya sendiri. Meski Blake adalah seorang Iblis, dia tetaplah seorang laki-laki yang bisa menyukai seorang perempuan.

...♧♧♧...

Kyle mendengarkan cerita Lucian tentang dirinya. "Aku tidak pernah tau siapa Ayahku. Perempuan yang kau bunuh itu, merawatku sejak usiaku 5 tahun. Dia menemukanku di telaga dalam hutan sana. Dia tidak tau tentang diriku" Ucap Lucian sambil memeluk Kyle karena mulai mengantuk.

"Bagaimana kau bisa tau dengan usiamu?" Tanya Kyle.

"Aku bisa menggunakan wujud di usia berapapun itu. Tapi, tubuh ini tidak bisa ku paksakan. Meski aku terlahir dari tubuh ini, aku tidak bisa menggunakan kekuatanku tanpa latihan. Dan juga, tubuhku berbeda dengan Iblis yang kalian tau" Cerita Lucian sambil menguap.

"Beda dari mananya?"

"Aku tidak memiliki organ inti mana. Tapi, energi mana ada di setiap aliran darahku. Oleh karena itu, aku bisa menggunakan sihir tanpa perlu kehabisan mana, hanya saja.... Aku lemah terhadap gadis itu. Dia membuat hatiku begitu sakit, dia mengkhianatiku. Tapi, aku tidak bisa membunuhnya. Aku ingin dia menderita, aku ingin keturunannya menderita karena mengkhianatiku. Padahal, Ayah tau? Aku sudah memberikan segalanya untuknya" Cerita Lucian.

Kyle tidak tau cerita tentang diri Lucian ini, lari ke topik apa. Lucian belum menyebutkan nama aslinya pada Kyle.

"Aku dikhianati karena satu orang. Aku sangat menyukai kesetiaanmu, Ayah. Tapi, katakan padaku, apa suatu hari aku akan mati ditanganmu?" Tanya Lucian menatap kedua mata Kyle.

Kyle terbelalak. "Apa yang kau katakan?"

"Ku harap, Ayah tidak mengingkar ucapannya. Aku akan sangat membencimu kalau kau melakukan itu. Aku bisa saja memberi kutukan padamu untuk menjaga privasiku. Tapi, aku sadar...." Lucian mensejajarkan kepalanya dengan kepala Kyle di bantal dan memegang wajah Kyle dengan dua tangan kurusnya.

"Kau adalah Ayah yang polos" Ucap Lucian.

Kyle terkejut mendengarnya. Dia pernah membaca Iblis yang memberi kutukan hanyalah Iblis dari golongan Bangsawan. Kyle terkekeh. Dia mengosok kepala Lucian.

"Kau pintar sekali membuatku gemetaran. Sungguh, aku hampir saja merasa takut dengan kau" Jawab Kyle sambil menarik bahu Lucian dan membekapnya agar tidur.

Hidung Lucian menempel di bahu Kyle. Pandangan mata Lucian menjadi layu. "Biasanya, manusia sebaik kau, akan mati lebih dulu" Batin Lucian memeluk Kyle untuk tidur.

...♧♧♧...

Pagi hari Lucian terbangun dan dia sudah tidak melihat Kyle. Dia melihat jam dinding, saat ini sudah setengah delapan. Satu jam lagi, dia harus sudah ada di mansion Putri Andralia. Lucian bergegas.

"Tumben sekali, Ayah tidak membangunkanku" Celoteh Lucian melihat pakaiannya sudah disiapkan di atas meja dan segera masuk ke kamar mandi.

Keluar dari kamar mandi, dia membenahi dirinya sendiri dan berjalan ke arah kamar Kyle. Rumah Kyle sungguh sunyi. Dia berjalan ke arah dapur. Deritan kayu terdengar di setiap langkahnya, sangking sepinya rumah Kyle.

Di meja dapur, Kyle sudah menyiapkan sarapan dan ada sepucuk surat di sana.

Surat itu bertuliskan, Lucian, aku dipanggil ke Istana. Jangan sampai terlambat pergi ke Putri Andralia. Jangan membuatnya menunggu dan juga, latihan pedang yang benar.

"Huuf!" Lucian mendengus.

"Sudah ku katakan, kalau aku tidak suka sendirian" Ucap Lucian sambil memakan sarapan yang Kyle siapkan

"Umm, enak" Lucian melahap makanannya dengan lahap.

Lucian menutup pintu rumah Kyle dan menguncinya. Dia berjalan melewati keramaian. Pandangan orang-orang tertuju padanya. Lucian melihat ke arah mereka yang melihatnya.

"Bukankah itu anak angkat Kolonel?"

"Matanya merah, apa dia Bangsa Iblis?"

"Hei, itu belum benar. Kalau dia Iblis, kenapa Baginda membiarkan Kolonel merawatnya?"

"Betapa beruntungnya dia?

"Bukankah, dia anak yang manis?"

"Hei nak! Kemarilah!" Panggil seorang pedagang buah di ujung jalan.

"Saya?" Tanya Lucian sambil menunjuk dirinya sendiri.

Pedagang perempuan itu mengangguk. Lucian segera berlari ke arahnya. "Aku jarang sekali melihatmu berjualan di pasar. Apa Kolonel memberimu hidup yang nyaman?"

Kabar tentang Kyle yang mengangkat Lucian sebagai anaknya sudah merajalela di Kerajaan itu.

Lucian mengangguk. "Aku makan daging dan diberi susu setiap hari" Jawab Lucian dengan senang.

Pedagang buah itu tersenyum dan memberi Lucian sekantung permen buah. Perempuan itu mendekatkan bibirnya pada telinga Lucian. "Begitukah? Kalau begitu, kami berjanji tidak akan membunuhnya" Bisik wanita itu.

Mata Lucian langsung menatap wanita itu. Lucian terlihat sangat marah. "Sedikit saja aku melihatnya terluka karena Iblis, Ezkel akan menjadi Iblis kedua yang kubunuh setelah kau" Ancam Lucian.

Wanita itu tersenyum dan mengangguk. "Namanya Zarel, Tuan. Kasihan Ibunya yang memberi dia nama" Ucap wanita itu mengalihkan topik.

"Sama saja" Jawab Lucian meninggalkan wanita itu sambil menyemil permen buah itu.

Zarel menutup mulutnya di bawah meja buah wanita itu. "Tuan, mengingatku?" Tanya Zarel dengan mata yang berlinang.

"Dia menyebut Ezkel, bukan Zarel" Jawab wanita itu sambil melihat Zarel yang bangkit dari persembunyiannya.

Zarel tersenyum lebar. "Sekarang, kau percayakan? Ingatan Tuan sudah kembali. Haruskah aku mengabarkannya kepada ketua?" Tanya Zarel sambil mengupas jeruk mandarin yang dijual wanita itu.

Wanita itu berfikir sejenak. "Tidak, meski ingatannya pulih, sihirnya tidak seperti dulu. Biarkan Tuan untuk berkembang, dengan begitu.... Dia bisa membebaskan kita dari belenggu ini" Ucap wanita itu dengan senyumnya yang sayu.

Zarel sempat terbelalak sejenak. Lalu dia menunduk sambil mengosok tengkuknya. "Ya, kau benar. Aku tidak boleh terburu-buru. Kalau begitu,... aku pergi kerja. Sampai jumpa lagi" Ucap Zarel sambil mengalungkan tas gantung miliknya dan segera berlari menuju istana keputrian.

Wanita berbangsa Iblis itu mengaruk tengkuknya. "Tidak hanya kau yang tidak sabar. Aku dan yang lain pun begitu. Kami sungguh sangat senang mendengar kabar darimu atas kembalinya Raja kami" Batin wanita Iblis itu sambil melihat toples berisi permen buah itu.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!