Mr. Arrogant Vs Noisy Girl
“Bodoh kalian semua!” bentak Zidni sambil melempar lembaran berkas tepat di wajah para karyawannya.
“Ma-maaf Tuan.” Ucap salah satu dari mereka.
“Maafmu tidak ada guna! Kalian semua aku pecat!” ucap Zidni dengan suara meninggi. Membuat lima karyawan yang berdiri dihadapannya dibuat ciut dengan sikap Zidni. Entah berapa puluh karyawan yang sudah Zidni pecat dalam waktu tidak kurang dari satu bulan.
“KELUAR!” Bentak Zidni dengan suara memekik. Kelima karyawannya itu pun pergi meninggalkan ruangan dengan wajah nelangsa. Zidni menghela nafas kasar dan kembali duduk di kursi kebesarannya.
“Tuan, maaf kalau aku lancang. Jangan mudah memecat karyawan, Tuan. Kesalahan itu masih bisa di perbaiki.” Ucap Frans sekretaris Zidni yang berusaha menenangkan Zidni.
“Apa? Bisa diperbaiki katamu? Kamu juga mau aku pecat?” ucapnya dengan tatapan sinis kearah Frans, satu-satunya manusia yang mampu bertahan di samping Zidni seorang bos yang angkuh, sombong dan super killer. Seketika Frans mengunci mulutnya saat mendengar Zidni mengucapkan kata ‘pecat’. Sebuah kata yang menjadi momok menakutkan bagi Frans.
Zidni Levine Ganindra, 28 tahun. Tampan? Jangan diragukan lagi. Namun ia terkenal sebagai seorang bos yang super killer dan sombong tujuh turunan. Namun Zidni memang sosok pekerja keras yang gila kerja. Kehilangan kekasih hatinya karena sebuah kecelakaan yang terjadi tepat di depan matanya, semakin membuat sikap dingin dan angkuhnya menjadi. Bahkan sampai detik ini, ia belum bisa melupakan kekasih hatinya, Amora. Namun entah kenapa Zidni merasa ada seseorang yang sedang menantinya tapi ia tidak tahu siapa itu. Semakin Zidni mengingat, semakin membuat sakit kepalanya menyerang begitu hebatnya.
“Tuan, besok kita harus menuju perkebunan teh, meninjau ulang kualitas daun disana sebelum proses produksi. Karena beberapa waktu lalu sempat ada masalah.”
“Masalah terus? Kapan selesainya? Bakar saja sekalian kebun itu kalau tidak becus kerja.” Ucapnya asal yang membuat Frans hanya bisa menelan ludah. Lagi-lagi Zidni menghadapi masalah dengan amarah.
“Tenangkan diri anda, Tuan. Sekarang Tuan harus menghadiri makan siang bersama Tuan Edward di restoran.”
“Baiklah, ayo kita berangkat.” Ucapnya seraya beranjak dari duduknya.
Selama dalam perjalanan, Zidni hanya sibuk menatap layar tabletnya tanpa bersuara. Bukan pekerjaan yang ia lihat namun sosok wanita cantik yang begitu ia cintai.
“Amora, maaf bukan maksudku meninggalkan semua kenangan kita. Dimanapun kamu berada, kamu selalu dihatiku. Tahukah kamu Amora, aku sendiri tidak tahu kenapa aku memilih membuka kantor cabang disini. Satu tahun sudah aku disini dan empat tahun sudah kepergianmu sejak itu. Sepertinya ada sesuatu yang menahanku untuk tetap tinggal disini.” Gumam Zidni dalam hati.
Sesampainya direstoran, Zidni merasa kesal karena Tuan Edward tak kunjung datang.
“Dimana Tuan Edward, Frans?” tanya Zidni dengan suara meninggi.
“Mungkin sedang dalam perjalanan Tuan.” Jawab Frans.
“Mungkin? Dia yang membuat janji tapi dia yang terlambat. Kamu tahu kan, aku tidak suka seseorang yang tidak disiplin. Cepat hubungi sekretarisnya.”
“Iya Tuan.” Frans kemudian mencoba menghubungi sekretaris Tuan Edward namun ternyata ban mobil bocor ditengah jalan. Setelah mendapatkan informasi, Frans kembali menemui Zidni.
“Ban mobil Tuan Edward bocor ditengah jalan, Tuan.”
Zidni mendengus. “Batalkan perjanjian kontraknya. Aku tidak menerima alasan apapun.”
“Tapi Tuan, semua itu kan diluar kendali Tuan Edward.”
“Aku tidak peduli!” Ucapnya seraya beranjak dari duduknya dan meninggalkan restoran begitu saja. Frans menghela nafas kasar.
“Huft, sabar Frans. Berhadapan dengan Tuan Zidni seperti berada dikandang singa,” gerutunya dalam hati.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
“Ayo bapak-ibu, kakak-adik, dibeli jusnya. Siang-siang begini seger lho! Gulanya 100% asli. Buahnya juga segar dan sangat fresh. Dengan sepuluh ribu saja, kalian bisa melepaskan dahaga dan juga mendapatkan manfaat yang luar biasa dari kandungan vitamin dalam minuman ini. Ada juga susu segar dari sapi perah pilihan. Rasanya juga sangat segar dan terdiri dari bebragai varian rasa. Mulai dari rasa coklat, strawberry, original, matcha dan cappuccino. Perpaduan rasa yang segar tanpa mengurangi kandugan gizi dan protein didalamnya.” Suara Chika terdengar begitu lantang dengan toa yang ada dalam genggamannya. Sengaja membuat kegaduhan ditengah panasnya rambu-rambu lalu lintas demi rupiah. Dengan bermodalkan box pendingin, Chika menjajakan minuman buatannya dari mobil satu ke mobil yang lain. Chika, seorang gadis cantik yang sederhana, periang, ceria, cerewet dan ceroboh yang tidak pernah malu melakukan pekerjaan apapun asalkan itu halal. Dulu, Chika pernah bekerja sebagai seorang sekretaris. Namun ia memilih berhenti dan pindah ke luar kota untuk melupakan masa lalunya. Melupakan seseorang yang ia cintai yang pergi dan menghilang tanpa jejak.
“Tuan, jusnya atau susunya, silahkan.” Chika menawarkan dagangannya sambil mengetuk kaca mobil Zidni. Namun Zidni enggan untuk membuka kaca mobilnya. Tapi Chika tidak menyerah, ia mengetuk kembali kaca mobil yang ditumpangi Zidni.
“Tuan, penjual seperti mereka tidak akan menyerah sebelum dagangannya kita beli.” Ucap Frans yang duduk di bangku kemudi.
“Baiklah, aku akan mengurusnya.” Zidni lalu membuka kaca jendela mobilnya.
“Ayo Tuan, dibeli. Ini sangat segar, dari gula asli dan buah pilihan.” Ucap Chika sambil menyodorkan dagangannya. Zidni lalu menoleh kearah Chika.
“BERISIK! Suaramu sungguh berisik.” Kata Zidni dengan tegas dengan tatapan sinisnya. Melihat Zidni, Chika tidak mampu berkata-kata. Seorang pria yang begitu ia nanti selama bertahun-tahun.
“Kam-kamu?” Chika tergagap.
“Kamu? Memang siapa aku? Modus orang miskin!” Zidni lalu menutup kembali kaca mobilnya. Setelah itu Frans kembali melajukan mobilnya karena lampu telah menunjukkan rwarna hijau. Chika terdiam dan mematung melihat sosok seseorang yang selama ini ia nantikan. Sampai suara klakson mobil dan cacian pengendara lain membuatnya tersadar, kalau ia kini telah berada ditengah jalan. Chika buru-buru menepi. Ia dengan buru-buru menyalakan mesin motornya dan bergegas melaju untuk mengikuti mobil Zidni.
“Zidni, itu kamu kan? Kamu kemana saja? Kenapa malah kabur? Aku sudah menunggumu bertahun-tahun tapi kamu tak kunjung memberiku kabar. Dan sekarang kamu kembali tapi kamu lupa denganku? Sungguh keterlaluan.” Gerutu Chika yang semakin kencang melajukan motornya. Dengan segala upaya dan kekuatannya, Chika berhasil mengikuti Zidni sampai di kantornya. Mobil Zidni sudah berhenti dipelataran kantornya. Chika yang sudah tersulut amarah, memarkir motornya di tepi jalan dan bergegas mendekat kearah Zidni.
“Persetan dengan jualanku. Dia harus tanggung jawab.” Umpatnya dalam hati. Namun tiba-tiba langkah Chika terhenti, saat mendengar Zidni menyebut nama Amora.
“Frans, lusa aku akan ke shanghai. Besok adalah hari ulang tahun Amora, aku akan ke makamnya. Kosongkan semua jadwalku.”
“Baik Tuan.” Jawab Frans. Zidni kemudian berlalu dan masuk terlebih dahulu ke dalam kantor. Dering ponsel Frans, membuat Frans mengehntikan langkahnya saat nama Nyonya Kamila tertera dilayar ponsel Frans.
“Halo Frans, bagaimana Zidni? Apa dia sudah merencakan untuk kembali ke Shanghai?”
“Iya Nyonya. Sepertinya yang ada dalam ingatan Tuan Zidni hanya Nona Amora saja. Ingatannya yang lain belum pulih sejak kecelakaan itu.”Jawab Frans.
“Ya sudah Frans, biarkan saja dia seperti itu.”
“Tapi sikap pemarah Tuan semakin menjadi.”
“Semua itu memang kesalahan almarhum Papanya. Jadi tekanan itu berdampak pada psikis dan ingatannya. Tolong jaga dia ya Frans dan aku harap, kamu bisa bersabar. Karena dulu sejak pulang dari Indo dan kembali ke Shanghai dia begitu hangat dan ramah. Aku yakin ada seseorang yang telah mengubahnya tapi Zidni sangat tertutup, bahkan kepadaku Ibunya sendiri. Bahkan ia menjalani kuliah dengan ceria dan semangat tanpa membuat masalah seperti sebelumnya.”
“Iya Nyonya. Saya mengerti sekali apa yang anda rasakan. Saya juga tahu kalau Tuan Zidni sebenarnya baik. Nyonya tenang saja. Nyonya harus sehat selalu.”
“Iya Frans. Apa aku harus tinggal disana dan menemani Zidni, Frans?”
“Sepertinya itu ide bagus Nyonya. Tapi Tuan Zidni sepertinya lebih senang menyendiri.”
“Dia pasti akan semakin marah kalau aku disana. Aku sedih saja memikirkannya, Frans.”
“Nyonya tidak perlu khawatir, Tuan Zidni baik-baik saja. Tuan tidak pernah mengeluh apapun.”
“Baiklah kalau begitu, Frans. Sampaikan salamku untuk putraku.”
“Iya Nyonya.” Panggilan berakhir. Setelah menerima panggilan dari Nyonya Kamila, Frans kemudian segera masuk ke dalam.
Dan Chika mendengar semua obrolan itu. Chika yang tadinya ingin menumpahkan amarah dan melontarkan segala caci maki kepada Zidni, memilih untuk mengurungkan niatnya setelah mendengar obrolan Frans dengan Nyonya Kamila.
“Jadi Zidni kecelakaan dan hilang ingatan?” gumam Chika dalam hati dengan mata berkaca-kaca.
**Bersambung.....
Note : Disini author bikin cerita fokus pada Chika dan Zidni ya tanpa melibatkan tokoh Miko dan Gina di novel sebelumnya. Supaya ceritanya lebih fresh juga 😁... Semoga kalian suka! Langsung masukkan ke list favorit kalian ya**....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Kasimpo Makale
knp jg Chika kluar dr perusahaanx tuan Kevin,
2022-11-18
0
Neneng cinta
ihh telat,,baru nemu kelanjutan zidni sm chika.. .uuuh...senengnya😍😍😍😍😍♥️♥️♥️♥️🤗🤗🤗🤗
2022-08-04
0
mamak"e wonk
jadi lupa ..🙉
2022-05-18
0