NovelToon NovelToon
Pewaris Asli

Pewaris Asli

Status: tamat
Genre:Action / Romantis / Tamat / Perjodohan / Balas Dendam / Chicklit
Popularitas:251.4k
Nilai: 5
Nama Author: Annadrie

Naiki, seorang gadis cantik, cerdas, tegas, dan berani, namun berhati dingin. Ia dan Rhean kakaknya, menderita suatu gangguan mental akibat kekejaman ayah kandung mereka dimasa lalu. Penyiksaan fisik dan batin mereka dapatkan. Ketika penderitaan mereka berakhir, kebersamaan dengan ibu mereka pun ikut berakhir.

Dua puluh tahun kemudian Naiki kembali. Dengan status dan kemampuan bertarungnya yang luar biasa, Naiki ingin merebut kembali perusahaan ibunya yang dirampas paksa. Tidak ada kata ampun di kamusnya. Semua orang jahat, harus merasakan penderitaan yang pernah ia rasakan.

Namun, saat ia akan memulai misinya, ia dijodohkan dengan seorang pria tampan pemilik perusahaan besar yang tidak sengaja ditolongnya.

"Kau tenang saja, aku akan meminta kakek untuk menjadikanku milikmu secepatnya."

Kalimat pria itu seakan menghipnotis Naiki dan membuat hatinya meleleh. Apakah misinya akan berjalan sesuai rencana walaupun ia sudah menikah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Annadrie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

30 Darel dan Naiki Kecil

Darel terus tersenyum hingga ia duduk bersandar di ranjangnya. Ditatapnya Naiki yang masih memerah di sofa. Saat Naiki mencuri pandang ke arahnya, ia langsung mengedipkan sebelah matanya nakal dan menepuk-nepuk kasur di sampingnya.

"Sini, dong!" Ucap Darel.

Naiki menggelengkan kepalanya dengan cepat dan membuang muka dari Darel yang semakin suka menggodanya. Ia lalu merebahkan tubuhnya di sofa dan bersembunyi dari tatapan Darel di ujung sana.

"Aku tidur di sini malam ini." Ucap Naiki kemudian.

Darel hanya tertawa mendengarnya. Ia lalu meraih komputer tabletnya yang ia taruh di nakas, di samping ranjang. Membuka email dan mengecek dokumen-dokumen penting kembali. Selama menjadi CEO, Darel belum pernah mengambil cuti barang sehari pun. Hari ini adalah hari pertamanya cuti, dan itu terasa sangat membosankan baginya. Maka dari itu lagi-lagi ia mengecek email dan mencari apa yang bisa dikerjakannya. Padahal jelas-jelas tidak ada email baru yang masuk malam ini.

Di sofa Naiki juga sibuk dengan ponselnya. Ia mengirimkan dokumen yang ia janjikan kepada Ivan. Dokumen yang berisikan poin-poin yang harus disetujui Brata agar kerjasamanya diterima Caraka Corp.

Sudah lebih dua jam waktu berlalu. Malam sudah semakin larut. Tanpa sadar, Naiki benar-benar tertidur di sofa dengan handphone di tangannya. Darel penasaran, mengapa di sofa tampak tidak ada pergerakan lagi. Ia lalu turun dari ranjang dan mendekati sofa.

"Ck...Kau benar-benar akan tidur di sini semalaman, gadis es?" Gumamnya saat melihat Naiki tertidur meringkuk di sofa abu-abu itu.

"Posisimu tidur sama seperti waktu itu." Lirihnya sambil tersenyum pahit. Entah apa yang pernah mereka lalui berdua.

Darel menunduk, mengulurkan tangannya dan hendak memindahkan tubuh Naiki ke ranjang. Tiba-tiba mulut Naiki bergumam sambil terisak. "Tolong aku. Aku takut. Aku mau pulang. Hiks...hiks..."

Darel mengernyitkan dahinya. Ia lalu mengangkat tubuh istrinya itu dan menaruhnya di ranjang. Naiki masih terus saja terisak dalam tidurnya. Hati Darel seakan perih mendengar rintihan Naiki di alam bawah sadarnya.

Darel pun naik ke atas ranjang dan memeluk istrinya dengan erat. "Jangan takut, Nai. Kau tidak sendiri. Ada aku di sini." Lirihnya sambil mengusap punggung Naiki, menenangkannya.

Pikiran Darel kembali ke masa kecilnya. Saat ia berusia 8 tahun. Ketika ia menemukan sosok Naiki yang meringkuk sambil menangis di sebuah taman yang letaknya tidak jauh dari kediaman Brata.

Naiki menangis ketakutan saat itu. Terdapat beberapa memar di tangannya. Darel kecil yang sedang bermain sepeda di taman, datang menghampirinya.

"Adik kecil, mamamu di mana? Apa kau hanya sendiri?" Sapa Darel kala itu. Namun Naiki tidak menjawab. Ia tetap merasa ketakutan dan bergumam kalimat-kalimat tidak jelas.

Darel lalu meraih tangan Naiki yang tampak terluka. Ia lalu membantu Naiki untuk duduk. Karena tempat yang Naiki tiduri dengan meringkuk seperti janin itu tidak begitu bersih.

Darel kemudian merogoh tas kecilnya dan mengambil obat memar serta plester. Ia lalu mengoleskan obat di luka lebam Naiki dan menempelkan plester di luka terbuka di lutut Naiki. Sepertinya ia pernah terjatuh, namun lukanya tidak ditutupi dengan baik.

Darel lalu memberi Naiki air minum dan roti isi yang ia bawa. Naiki pun langsung melahapnya.

"Pelan-pelan saja, nanti tersedak." Ucap Darel penuh perhatian.

"Namamu siapa?" Tanya Darel lagi.

"Naiki." Lirih Naiki kecil.

"Aku Darel. Mulai hari ini kita berteman, ya?" Ucap Darel sambil menggenggam tangan mungil Naiki. Naiki mengangguk setuju.

"Rumahmu di mana? Biar aku antar." Tanya Darel. Naiki menggeleng.

Naiki tidak tahu arah jalan pulang. Ia sendiri tiba di taman karena dibawa paksa oleh dua orang pelayan yang menghukumnya karena baru saja melakukan kesalahan kecil. Sebenarnya bukan kesalahan yang dilakukan Naiki. Melainkan hanya bermain dengan beberapa mainannya di teras belakang rumah dan membuat dua pelayan yang bertugas membersihkan rumah menjadi geram. Mereka menganggap Naiki sudah mengotori rumah kembali setelah mereka membersihkannya.

"Apa kau tahu nama ibu dan ayahmu?" Tanya Darel kemudian.

Naiki mengangguk. Ia masih sangat kecil saat itu, namun karena kecerdasannya, Naiki dapat menghafal nama-nama orang dewasa di sekitarnya dengan cepat. Termasuk nama semua pelayan di kediaman Brata.

"Mama Alya, Papa Brata." Ucap Naiki pelan.

"Tunggu di sini sebentar, ya! Aku akan kembali dengan bantuan." Ucap Darel lalu pergi menemui Vanya, mamanya yang sedang bermain dengan Killa tidak jauh dari sana.

Dengan cepat Darel meminta Vanya membantu teman barunya itu. Vanya pun bergegas ikut dengan Darel. Setibanya di tempat Naiki duduk, Darel memberitahu Vanya nama Naiki dan orang tuanya. Vanya sedikit terkejut, karena ia sangat mengenali nama kedua orang itu. Nama sahabatnya.

"Ayo kita antar Nai pulang, Ma. Kasihan dia." Ucap Darel sambil menggenggam tangan Naiki yang masih bergetar ketakutan.

"Iya, Sayang..." Sahut Vanya sambil mengusap kepala Darel.

Sepanjang jalan, di dalam mobil, Darel terus menggenggam tangan Naiki dan menenangkannya. Darel memang sosok anak laki-laki yang penuh perhatian pada siapa saja. Terutama pada wanita dan anak-anak.

"Jangan takut. Kau tidak sendiri. Ada aku di sini. Kau pasti baik-baik saja. Aku akan mengantarmu pulang." Ucap Darel berulangkali hingga Naiki menjadi tenang.

Darel dan Vanya akhirnya tiba di kediaman Brata dan mengantarkan Naiki dengan selamat. Sebelum berpisah, Darel berjanji akan segera menemui Naiki kembali dan bermain bersamanya. Ia juga berjanji akan memberikan Naiki roti isi yang lezat lagi nanti. Namun ternyata, beberapa hari setelah pertemuan Naiki dan Darel, titik balik kehidupan Naiki pun terjadi dan mereka tidak pernah bertemu kembali.

Beberapa tahun Darel dan Vanya mencoba mencari keberadaan Naiki, namun nihil. Kehidupan Naiki seolah terblokir dari dunia luar. Hingga suatu hari Vanya mendapatkan telepon dari Alya. Ia memberitahu Vanya tentang keberadaan anak-anaknya. Alya juga meminta agar Vanya menjaga anak-anaknya dan menjauhkan mereka dari Brata serta Steffanie bagaimana pun caranya. Setelah mengatakan dua hal itu, telepon pun terputus. Keesokkan harinya, Vanya mendapatkan kabar duka tentang meninggalnya Alya.

Setelah dua puluh tahun berlalu, ternyata Naiki masih memiliki trauma yang mendalam tentang kejadian hari itu. Seperti saat ini. Darel terus mengusap punggungnya dan berkata, "Jangan takut. Ada aku di sini. Kau tidak sendiri."

Beberapa menit berlalu, Naiki sudah tenang di pelukan Darel. Nafasnya mulai teratur. Darel pun melepaskan pelukannya, memperbaiki posisi tidur Naiki, dan menyelimutinya dengan benar. Ia lalu mengecup kening istrinya.

"Besok aku siapkan roti isi yang enak untukmu. Sekarang tidurlah yang nyenyak." Ucap Darel sambil tersenyum dan membelai wajah Naiki lembut.

***********

Jangan lupa dukung Author terus yaa... Makasih 🥰🥰🥰

1
Aseyrah Butik
Luar biasa
Adlina Utami Bratasurya
Kecewa
Adlina Utami Bratasurya
Buruk
Centaur Archer
Kecewa
Elfriana Nasa Anarwan
baru baca dan aq tertarik😘
Annadrie: makasih yaa... 💙💙💙💙🥰🥰
total 1 replies
Vanda Saderyana
bagus ceritanya,kok sedikit yg like.....
Vanda Saderyana
keren ceritanya.....
Annadrie: makasih yaa... udah baca 💙💙💙
total 1 replies
Annadrie
pura pura hiatus 🤣🤣🤣
bocah ababil
ke mana aja kak otor? aku kangen lho 😂
Nafa Irha
kereeeeen 😁
Annadrie: makasih yaa... 💙💙💙💙💙🥰🥰🥰🥰
total 1 replies
akufanskamu
ngadi ngadi nih kak otor. kenapa tamat sih? tambah 100 chp lagi dong
Annadrie: hahah...aku lanjut di bonchap aja yaa...
total 1 replies
Maryani
lhaaaaa, kok dah tamat
Annadrie: sisanya aku jadiin bonchap aja kak. biar gk keburu deadline🤭
total 1 replies
kuroko
banyakin bonchap nya yaa thor
Annadrie: iyaaa iyaaa...
total 1 replies
Wahyuningsih 🇮🇩🇵🇸
si brata ini tokoh antagonis yg jauh lebih kejam dari tokoh2 antagonis di mafia🤭🤭
Mr.Iz
satu tumbang
Wahyuningsih 🇮🇩🇵🇸
wah..berarti emng di awal RATU IBLISNYA si nenek stepeni🤔🤔
kuroko
srius hampir tamat?
Wahyuningsih 🇮🇩🇵🇸
stepeni ending nya masukin ke kandang buaya/kandang macan aja...biar seru😈😈😈
Annadrie: hahahaha 😂😂😂😂😂
total 1 replies
Annadrie
hai Guys... bagi yg trlanjur baca, tapi baru batas kalimat "Mereka disambut oleh Mike dan diantar menuju ruang penyekapan Steffanie." tolong dibaca ulang yaa.. karena ada masalah jaringan. jadi ada bagian yang terpotong. Makasih yaa 💙💙💙💙💙
bocah ababil: ok kaaakk...
total 1 replies
Mr.Iz
first
Annadrie: 😄😄😄😄😄😄
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!