NERD Bertahan Hidup Di Dunia Yang Hancur Dengan Sistem Player Store

Sekar memejamkan matanya. Dia bisa merasakan semua bentuk kehidupan di sekitarnya dalam radius satu kilometer.

Dia sedang menguji kemampuan dari aplikasi yang baru saja dibelinya, Finder, aplikasi pencari serbaguna yang dapat menemukan apa saja.

Dalam dunia nyata, aplikasi ini jelas merupakan penipuan, karena tidak mungkin ada aplikasi ajaib yang mampu menemukan segalanya.

Namun, di dalam sistem Play Store, segala hal menjadi mungkin. Apa pun yang diiklankan dalam sebuah aplikasi akan bekerja seperti yang dijanjikan.

Karena efeknya yang luar biasa, harga aplikasi ini sangat mahal, hampir satu juta poin.

"Baiklah, ayo cari diamond!" Sekar memusatkan pikirannya untuk mendeteksi keberadaan diamond.

Dalam penglihatannya, ia melihat sebuah titik kecil jauh di dalam tanah. "Apa itu letak diamond?" tanyanya penasaran. Namun, tidak ada jawaban. Ia pun memutuskan untuk mencari tahu sendiri kebenarannya.

"Sekarang saatnya mencoba game ketiga."

Setelah Minecraft dan PVZ, game terbaru yang dimiliki Sekar adalah Slither.io, sebuah game kompetitif yang melibatkan cacing besar Alaska.

Dalam Slither.io, pemain berperan sebagai seekor cacing yang selalu lapar dan harus terus mencari makanan untuk bertahan hidup serta berkembang menjadi lebih besar.

Namun, tantangan sebenarnya dari game ini adalah pertarungan memperebutkan makanan dengan bot atau pemain lainnya.

"Apakah jika aku mengaktifkan game ini akan membuat banyak cacing muncul di dunia Minecraft?" Sekar mulai memikirkan dampak dari game Slither.io terhadap dunia Minecraft.

Sambil berharap agar dunia Minecraft tidak menjadi lebih kacau, Sekar mengaktifkan game tersebut.

Layar hologram langsung muncul di depannya, memperlihatkan tiga fitur utama, yaitu Avatar, Toko, dan Statistik.

Sekar harus menggunakan Avatar untuk memainkan game ini. Namun, masalahnya adalah avatar game ini adalah seekor cacing.

"Agak menjijikkan. Sebaiknya ini bekerja dengan baik, atau aku akan membuang game ini ke tong sampah," gumamnya.

Game ini memberikan avatar gratis untuk pemain. Sementara itu, di toko terdapat berbagai item, seperti peningkatan perolehan EXP, potion pembesar tubuh, dan berbagai kostum yang hanya bersifat kosmetik.

"Game ini cukup ramah untuk pemain gratis, tapi apakah kostum itu benar-benar hanya kosmetik untuk avatar?" Sekar merasa heran dengan harga kostum yang sangat mahal.

Beberapa kostum, seperti Cacing Petir dan Cacing Naga, bahkan memiliki harga hingga 10 juta poin.

Akhirnya, Sekar mengubah avatarnya dari manusia menjadi seekor cacing. Cahaya terang menyelimuti tubuhnya, dan ketika cahaya itu memudar, Sekar mendapati dirinya berada di sebuah area yang seluruhnya tertutupi rerumputan.

Ia telah berhasil berubah menjadi seekor cacing.

***

Setelah berubah menjadi cacing, Sekar segera menyelam ke dalam tanah.

"Aku pikir bergerak menggunakan tubuh cacing akan sulit, tapi ternyata aku hanya perlu berpikir ke arah mana ingin bergerak, dan tubuh ini meluncur begitu saja," pikir Sekar.

Menggunakan Avatar Cacing membuat Sekar lebih mudah mencari berbagai material tambang. Ia tidak perlu repot-repot menghancurkan blok untuk menggali.

Dengan avatar ini, Sekar bisa menyelam ke dalam tanah dan bergerak seperti berenang di kolam air.

Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Di layar hologram, terdapat tiga bar yang dengan fungsi penting:

Bar pertama berwarna merah menunjukkan kesehatan. Jika bar ini kosong, Sekar akan mati.

Bar kedua berwarna kuning menunjukkan stamina, yang digunakan untuk melakukan Dash atau mempercepat gerakan.

Bar terakhir berwarna putih menunjukkan tingkat kelaparan. Jika bar kelaparan mencapai nol, maka kesehatan Sekar akan terus berkurang.

Sekar harus terus makan agar tidak kelaparan dan menjaga kesehatannya tetap stabil.

Sebagai cacing, Sekar terus menyelam lebih dalam ke dalam tanah, memakan semua material tambang yang ia temukan. Batu bara, bijih besi, lapis lazuli, hingga diamond masuk ke dalam mulutnya.

"Uwaa! Apa ini? Kenapa batu bisa seenak ini?" Sekar terkejut saat merasakan rasa nikmat dari bahan tambang yang ia makan.

Batu bara terasa seperti kue kering, bijih besi seperti permen manis, dan yang paling lezat adalah diamond yang rasanya tidak dapat terjelaskan, manis asam asin dan pedas menyatu menjadi ledakan rasa yang nikmat.

"Ini berbahaya. Aku tidak bisa mengendalikan diriku!" Sekar mencoba menahan diri agar tidak memakan semua bahan tambang yang ia temukan.

Setiap kali makan, Sekar mendapatkan Exp (Experience Points), yang memungkinkan Avatar Cacing miliknya naik level.

Saat level meningkat, Sekar mendapatkan tiga poin status yang bisa dialokasikan untuk meningkatkan HP, stamina, atau kelaparan:

HP (Health Points): Menambah poin HP akan membuat bar kesehatan semakin tebal.

Stamina: Meningkatkan stamina memungkinkan Sekar lebih sering menggunakan Dash atau mempercepat gerakan.

Kelaparan: Menambah poin ini membuat Sekar merasa kenyang lebih lama.

"Karena saat ini tidak ada ancaman yang mengharuskanku memperkuat pertahanan, maka aku akan fokus meningkatkan statistik stamina dan kelaparan," ujar Sekar, memutuskan alokasi strategis.

Setelah mengalokasikan semua poin statistik, Sekar kembali menyelam ke dalam tanah, mencari makanan bergizi.

Semakin tinggi levelnya, semakin besar ukuran Avatar Cacing. Namun, hal ini tidak memperlambatnya, tapi malah membuat kecepatan geraknya semakin cepat.

Dengan ukuran yang semakin besar, Sekar dapat dengan mudah melahap beberapa bahan tambang sekaligus dimana itu sangat praktis.

Saat menjelajahi perut bumi, satu-satunya yang perlu diwaspadai Sekar adalah aliran lahar.

Meskipun panas bumi di dunia Minecraft tidak terasa baginya, tapi jika menyentuh magma cair, Sekar akan tetap terkena efek terbakar seperti menyentuh api.

Namun, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Finder Master yang ia miliki dapat mendeteksi keberadaan aliran lahar sehingga Sekar bisa menghindarinya dengan mudah.

***

Di dalam goa yang gelap gulita, terletak di kedalaman perut bumi, terdapat sekelompok monster dari berbagai jenis yang hidup rukun dan damai.

Namun tiba-tiba...

Broom!

Sesuatu yang panjang melesat begitu cepat, menerjang satu per satu monster-monster itu.

Salah satu monster bertubuh serba hitam dengan mata ungu hanya bisa menyaksikan teman-temannya lenyap satu per satu.

Dia melihatnya, makhluk besar yang memakan teman-temannya masuk dan keluar menembus dinding goa. Dengan mulut besar yang sangat mengerikan, makhluk itu melahap semua yang ada di hadapannya.

Setelah semua temannya menghilang, kini hanya dia yang tersisa di tempat itu. Dia ingin kabur, tetapi goa tempatnya berada tidak memiliki jalan masuk maupun keluar. Itu hanyalah sebuah rongga gelap gulita di dalam perut bumi.

Ketakutan menguasai dirinya. Dia terus melirik ke sekeliling dengan panik, menyadari gilirannya untuk dimakan akan segera tiba.

Hap!

Dari bawah, cacing besar itu muncul dan mencoba melahapnya. Namun, makhluk hitam itu segera menghilang, lalu muncul kembali di tempat yang berbeda.

"The heck! Bagaimana kau melakukannya?" seru cacing besar itu, terkejut melihat mangsanya lolos.

Makhluk hitam itu adalah Enderman, entitas yang berasal dari Endworld dan memiliki kemampuan bergerak cepat layaknya teleportasi.

Cacing Sekar menatap mata Enderman yang berdiri di kejauhan. Enderman adalah monster yang tidak akan menyerang lebih dulu jika tidak diserang. Namun, mereka akan langsung menyerang jika seseorang menatap matanya.

Dalam sekejap, Enderman berpindah ke dekat Sekar dan menyerangnya dengan pukulan. Kesehatan Sekar menurun, tetapi itu bukanlah masalah besar. Serangan itu justru memberikan Sekar kesempatan untuk melahap makhluk hitam itu.

[Mendapatkan Ender Pearl.]

Sekar masih mengunyah makanannya.

"Oh, itu dia," ujarnya senang saat untuk pertama kalinya mendapatkan Ender Pearl.

"Apakah aku perlu mendapatkan 11 lagi dan pergi ke The End?" Sekar mulai tertarik dengan ide melawan seekor naga.

Ding!

[Raid akan dimulai dalam 3 menit.]

"Hah?"

Mendadak, notifikasi akan terjadinya Raid muncul, membuat Sekar heran.

"Kenapa tiba-tiba Raid lagi?" tanyanya kesal. "Kemarin Raid, sekarang Raid lagi. Apa event Raid ini terjadi setiap hari?"

Sekar terpaksa menghentikan penambangannya demi menyelamatkan ladang dari serangan para Pillager.

Dia sempat berpikir untuk menghancurkan Pillager Outpost, tempat spawn para Pillager. Namun, Sekar merasa ada keuntungan besar dari setiap Raid, sehingga dia memilih membiarkan mereka tetap ada.

"Toh, ini juga bisa menjadi sarana latihan bagiku."

Dengan cepat, Sekar merangkak naik ke permukaan.

Di atas, Raid telah dimulai. Puluhan zombie dan Pillager mulai menyerang.

Peashooter mencoba melindungi lahan pertanian, sementara Wallnut tidak membiarkan satu pun monster mendekat.

Di tengah pertempuran sengit, tiba-tiba cacing raksasa muncul dari dalam tanah, memangsa zombie dan Pillager dengan brutal.

"Snack! Kalian hanya makanan ringan untukku!" seru cacing itu sambil mengunyah beberapa monster di dalam mulutnya.

Kemunculan cacing Sekar membuat formasi lawan tercerai-berai, memudahkan Peashooter dan Wallnut untuk menghabisi mereka.

Tiga gelombang serangan akhirnya berakhir dengan kemenangan Sekar. Untuk kedua kalinya, dia berhasil mendapatkan Totem of Undying.