NovelToon NovelToon
Ketulusan Cinta Umar

Ketulusan Cinta Umar

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / Cinta Seiring Waktu / Kaya Raya / Romansa / Dijodohkan Orang Tua / Suami ideal
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Ummu Umar

Umar yang menikahi sekarang gadis karena insiden yang dialami keduanya, kisah cinta rumit keduanya karena ternyata sang Istri memiliki orang yang dia cintai

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Luka Umar

Ammar memandang sang kakak dengan tatapan menyelidik untuk mendapatkan informasi yang dia inginkan.

"Kakak sedang ada pekerjaan dek, lagian jika untuk perkenalan, kami bahkan membutuhkan seumur hidup untuk penyesuaian". Ucap Umar dengan tenang.

Walau dia tahu jawabannya itu tidak sesuai harapan sang adik. Dia tetap akan menjawabnya karena dia tak mau orang tahu jika istrinya tidak pernah menginginkan pernikahan mereka.

"Baiklah, aku tidak akan banyak bertanya, kakak benar pernikahan itu memang membutuhkan waktu untuk seumur hidup untuk mengenal betul pasangan kita". Ammar berusaha mengerti keadaan kakaknya yang tidak ingin menceritakan masalahnya.

" Gimana keadaan rumah dek??, baru sehari dirumah sendiri rasanya kangen sama rumah". Ucap Umar dengan sendu.

Dia merasakan suasana yang sangat berbeda dengan dirumah nya yang seperti ruang kosong dan hampa sedangkan dirumah keluarga besarnya dirinya merasa penuh kehangatan.

"Ya seperti biasa kak, nona-nona bawel selalu menjadi dominasi". Ammar cengengesan melihat kakaknya menatapnya dengan tajam

Dia selalu mendapatkan pelototan seperti itu dari kakaknya jika mengatai sang adik perempuan nya itu.

" Baru juga kakak pindah, kakak sudah kangen dengan bawelnya mereka". Ucap Umar merindukan adik-adik perempuannya yang sangat manja kepada semua kakak lelakinya. Terutama padanya karena di antara semua bersaudara, dirinya lah yang tidak jahil seperti keempat adiknya.

"Aku juga pusing lihatnya kak, perempuan-perempuan kesayangan kakak itu, selalu berisik nyariin kakak padahal orang baru pindah kemaren juga". Sungutnya mengingat pusingnya dia menghadapi pertanyaan kedua adik perempuannya itu.

" Ya sudah, nanti kakak mampir ketemu mereka berdua dirumah, makanya jadi orang jangan suka isengin orang, jadi dibawelin kan?? ". Umar menggelengkan kepalanya mengingat tingkah keempat adik lelakinya yang selalu mengganggu dan menjahili kedua adik perempuannya itu.

" Yayaya, kakak memang selalu menang". Sungutnya cemberut.

"Tidak usah cemberut, mukamu jelek". Umar meninggalkan adiknya yang melotot mendengar perkataannya.

" Enak aja, aku ini tampan tahu". Teriaknya kesal kepada sang kakak.

Umar masuk kedalam ruangannya dan mulai mengerjakan pekerjaannya agar bisa melupakan permasalahannya dirumah.

Sedangkan dirumahnya Shifa mengeram kesal karena panggilan telponnya selalu ditolak sang kekasih.

"Apa yang dia lakukan sih??, kenapa dia selalu menolak panggilanku??, padahal kita sudah sepakat jika akan tetap berhubungan meski aku sudah menikah".

Dia merasa jika kekasihnya itu sudah mulai berubah semenjak dia pulang ke kampung halaman nya dan terakhir kali, dia hanya bertemu saat dia akan pulang ke Jakarta.

"Aku akan mencari tahu apa yang terjadi padanya??, aku tak bisa begini terus, aku sudah terlalu banyak berkorban untuknya". Monolognya.

Sore hari pun tiba, sudah waktunya bagi para pekerja untuk pulang kerumah begitupun dengan Umar, dia akan pulang ke rumahnya, dia melangkahkan kakinya untuk pulang kerumah dan bertemu dengan istrinya.

"Assalamualaikum". Ucapnya begitu sampai didalam rumah.

Dia mengedarkan pandangannya ke penjuru rumah mencari keberadaan sang istri tapi tidak melihatnya.

" Bi, istri saya kemana?? Tanya kepada pembantu yang ditugaskan ibunya.

"tadi nyonya pergi dari rumah tuan tapi belum pulang". Ucap Paru baya itu dengan sopan.

" Jam berapa dia keluar bi??

"Jam 10an tuan, beliau bilang akan pulang malam". Katanya lagi.

Umar menganggukkan kepalanya tanda mengerti. Walau dia kecewa pada istrinya yang berlaku seenaknya tanpa memperdulikan kehadirannya.

" Ya sudah, kalau begitu saya masuk ke kamar dulu yah bi, tolong makan malamnya disiapin setelah sholat isha saja, saya akan ke masjid dan mungkin pulang setelah Isha". Ucapnya pada ibu Paruh baya itu.

"Iya tuan". Ucapnya undur diri melanjutkan pekerjaannya.

Paruh baya berusia 55 tahun itu, dipekerjakan sang ibu untuk membantu pengurusan rumah untuk anaknya, bibi ini sudah bekerja dirumah besarnya sejak 12 tahun lalu. Dan sekarang dia diminta oleh orangtuanya untuk mengikutinya sebagai hadiah agar menantunya tidak perlu terlalu capek mengurus rumah.

"Aku tidak tahu bagaimana cara ku untuk menasehatinya, seperti nya ini akan menjadi perjuangan panjang untukku meluluhkan hati istriku". Monolognya dan menghela nafas berat karena dadanya terasa sesak.

Umar melangkahkan kakinya menuju kamarnya untuk mandi karena dia akan ke mesjid untuk sholat magrib dan sholat isha berjamaah, dia bingung apa dilakukan dirumah jika keadaannya seperti sekarang.

"Assalamualaikum". Ucap Shifa saat dia masuk kedalam rumah yang ternyata berpapasan dengan Umar saat Umar akan turun dari tangga.

" Waalaikumsalam ". Ucap Umar menatap sang istrinya dengan tatapan sendu.

" Kamu darimana?? Kamu baru pulang??

"Dari rumah teman, bosan aku dirumah, aku terbiasa kerja jadi gabut ketika dapat libur dan cuti seperti ini". Ucapnya dengan tidak perduli.

Umar mengangguk mendengar penjelasan sang istri, inilah keputusan besar dia ambil tanpa tahu seluk beluk kehidupan istrinya.

"Ya sudah, kalau begitu kamu bersih-bersih dan istirahat dulu, nanti setelah sholat isha kita makan malam bersama!! ". Ucap Umar mengalah.

" Baiklah", ucapnya dingin kemudian meninggalkan sang suami yang terdiam menatap kepergiannya dengan tatapan nanar.

Setelah melakukan aktivitasnya diluar rumah, akhirnya Umar pulang kerumahnya setelah sholat isha. Dia memasuki kamarnya ternyata disana istrinya sedang asyik bertelponan dengan orang lain.

"Iya sayang bagaimana nanti kita ketemu??

" Iya aku akan selalu merindukan kamu, aku hanya memenuhi permintaan dan keinginan kedua orang tuaku tapi hati dan jiwa aku milik kamu kok sayang".

Deg..

Perkataan yang dia dengar menusuk jantung dan hatinya. Rasanya terasa sangat sakit, dia tidak menyangka jika perempuan yang menjadi istrinya itu, masih berhubungan dengan sorang laki-laki yang dia yakini adalah kekasih istrinya itu.

Harga dirinya sebagai seorang laki-laki dan suami seakan terinjak-injak mendengar perkataan istrinya.

Umar membuka pintu kamar nya dengan kasar dan masuk kedalam dan tentu saja disambut dengan keterkejutan dari orang yang sedang asyik ber telponan riah dengan mesra.

"Kamu sudah pulang??". Ucapnya terbata-bata menyadari perubahan wajah suaminya itu.

Wajahnya pucat pasi mendapati kehadiran Umar ditengah perbincangan hangatnya dengan sang kekasih, dia yakin Umar pasti mendengar apa yang dia katakan.

Umar masuk kedalam kamar mandi setelah mengambil pakaiannya untuk berganti pakaian.

"Turunlah untuk makan malam jika kau lapar". Ucap Umar meninggalkan sang istri yang menatap nya dengan tatapan entahlah.

Umar melangkahkan kakinya keluar kamar untuk makan malam. Disusul oleh istrinya yang ternyata berhenti menelpon ketika dia datang tadi.

Setelah makan, Umar mengajak sang istri berbicara, dia harus menegur istrinya untuk tidak berlaku maksiat diluar karena biar bagaimanapun dia adalah tanggungjawab nya sekarang.

"Jika bisa berhentilah berhubungan dengan masa lalumu, karena kamu sudah menikah, sangat tidak pantas jika seorang perempuan yang sudah menikah masih berhubungan seperti itu". Ucapnya dengan to do point menatap dingin sang istri

1
Puspa Indah
Maaf ya kak, rasanya ada yang gak pas dengan jalan cerita dari awal. Umar, orang sholeh kenapa refreshing di pantai?

Kalau boleh kasih masukan dikit, Umar nyelamatin si wanita yang mau bundir di jembatan atau dimana lah. Si wanita depresi karena cowoknya. Karena kasihan dan ingin mengayomi takut kejadian terulang, Umar ngelamar wanita itu. Nah.. di situ tuh.. baru jalan cerita lika-liku ketulusan Umar menyadarkan isterinya sembari mencoba meraih hatinya. Maaf ya mbak, aku sok-sokan ngasih saran segala. Moga sehat dan sukse selalu. Semangat!
Puspa Indah: Umar kan gak bercadar kak... 😂
Gak kok, saya cuma melihat dari sisi Umar sebagai lelaki bujangan sholeh yang sepertinya sangat menjaga mata dan sentuhan terhadap lawan jenis. Sedangkan pantai bisa dikatakan sebagai tempat wisata yang paling berpotensi terlihatnya aurat yang terbuka, entah sepi atau ramai. Sekali lagi mohon maaf ya kak..🙏🙏🙏
Siti Rabiah Ummu Umar: terima kasih sarannya, nanti diperbaiki lagi berikutnya.
masalah Refresing tidak masalah sebenernya dimana tempatnya. didalam cerita juga dikatakan disana tempatnya sepi.
banyak kok teman-teman bercadar pergi ke pantai sebagai bentuk tadabbur alam.
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!