Istri mana yang terima bila diduakan dengan orang yang ditolongnya? Apalagi alasannya karena untuk membungkam mulut orang yang mengatakannya mandul. Hingga akhirnya sang suami melakukan perbuatan yang sangat dibencinya.
"Baiklah, aku beri kau 2 pilihan, terima Ima dan anaknya, atau ..." Nafas Adnan tercekat saat hendak melanjutkan ucapannya.
"Aku pilih yang kedua, BERPISAH." potong Aileena cepat tanpa basa-basi membuat Adnan bagai tersambar petir di siang bolong.
'Hebat banget kamu, Mas. Kamu lebih memilih menjandakan istrimu sendiri demi janda lain.' lirih Aileena Nurliah.
***
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D'wie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch.32 Pernyataan
Kini Aileena, Fatur, dan Rere sedang dalam perjalanan menuju vila milik Fatur. Menurut Fatur perjalanan ke sana membutuhkan waktu kurang lebih 4 jam bila jalanan agak lengang. Di belakang mobil mereka, tampak mobil Rama menyusul ditemani Khanza. Rere terus mengajak Aileena mengobrol tentang berbagai hal untuk mengalihkan pikiran Aileena agar tidak kembali bersedih dan tertekan.
Sedangkan di mobil belakang, tampak Khanza tak henti-hentinya mengomel hingga mengumpati sikap Adnan yang menurutnya sangat keterlaluan terhadap Aileena. Bagaimana seorang jaksa seperti Adnan bisa berspekulasi sendiri tanpa mencaritahu kebenarannya. Bukan hanya itu, bagaimana Adnan yang sudah membersamai Aileena selama 3 tahun dalam ikatan pernikahan tidak mengenal sifat Aileena sama sekali. Bahkan dengan tega-teganya ia menuduh Aileena lebih memilih hamil anak orang lain dari pada anaknya. Tidak adakah sedikit saja dalam pikirannya bahwa yang dikandung Aileena adalah buah hatinya. Apakah ia tidak memiliki ikatan batin sama sekali dengan calon buah hatinya itu? Batin Khanza bertanya-tanya.
"Udah, nggak usah cemberut mulu. Kita kan ikut mereka tujuannya untuk menghibur sahabatmu itu. Kalau kamu mukanya masam terus ditekuk kayak gitu terus yang ada bukannya dia terhibur malah makin sedih, sayang." ujar Rama memperingatkan Khanza.
Khanza tampak berpikir lalu ia tersenyum sembari mengangguk-anggukan kepalanya. Apa yang dikatakan Rama ada benarnya juga, pikirnya.
"Kamu benar, sayang. Wah, ternyata pacarku ini bijak juga yah!" puji Khanza sembari memainkan kelopak matanya membuat Rama gemas sendiri dan mengacak rambut Khanza.
"Ish, sayang, jangan diacak dong. Berantakan nih. Entar orang mikirnya kita habis macem-macem." omel Khanza dengan wajah memberengut. Rama justru terkekeh mendengar omelan Khanza.
...***...
"Pa ... pa ... pa ... tu tu tu oneta asya ..." tunjuk Nanda pada sebuah boneka Masha yang cukup besar.
Adnan yang sedang mengajak Nanda jalan-jalan di sebuah mall pun melirik ke arah pandangan Nanda. Kali ini ia hanya pergi berdua saja dengan Nanda.
Lalu ia melihat sebuah boneka Masha dalam ukuran besar dipajang di dalam lemari kaca sebuah toko mainan.
"Nanda mau boneka Masha?" tanya Adnan seraya mensejajarkan tubuhnya dengan Nanda.
Nanda mengangguk dengan antusias. Matanya berbinar indah membuat Adnan tak kuasa untuk menolaknya. Lalu Adnan berdiri dan menggandeng tangan Nanda. Ia hendak mengajak Nanda masuk ke dalam toko yang menjual boneka itu.
Baru saja melangkah beberapa langkah, tiba-tiba saja Nanda menabrak tubuh seseorang.
"Awww ..." Nanda terjatuh hingga terduduk dilantai membuatnya meringis.
"Aduh, ah, maafkan Tante ya adik kecil." ucap seorang wanita cantik. Lalu ia mensejajarkan tubuhnya dan membantu Nanda berdiri Ia juga membersihkan pakaiannya yang kotor. Namun saat menatap wajah Nanda, ia langsung mengerutkan kening.
"Nanda, kamu tidak apa-apa, sayang?" tanya Adnan khawatir.
"Nda, ndak papa, pa." jawab Nanda dengan gaya cadelnya.
"Maafkan saya tuan, saya benar-benar tidak sengaja." ucap perempuan itu pada Adnan. Lalu ia menatap lekat wajah Adnan.
"Adnan? Kamu Adnan kan?" seru perempuan itu yakin dengan apa yang dilihatnya.
"Nuri?" seru Adnan ragu-ragu.
"Iya, aku Nuri. Wah, sudah lama banget kita nggak ketemu." serunya seraya tersenyum. "Ini anak kamu?" tanya Nuri penasaran sebab wajahnya mirip seseorang yang ia kenal.
"Iya, ini anak aku. Tepatnya anak sambung." ujar Adnan sambil mengulas senyum.
"Oh, jadi kau ... ah maaf. Putrimu cantik. Tapi wajahnya mirip sekali dengan seseorang yang sangat aku kenal. Tapi itu tidak mungkin kan." lirih Nuri seraya tersenyum kecut.
"Mirip seseorang? Siapa?" tanya Adnan penasaran. "Bagaimana kalau kita ngopi sebentar di sana?" ajak Adnan seraya menunjuk sebuah coffee shop.
Nuri mengangguk.
"Kamu bisa kesana dulu. Nanti aku menyusul. Aku mau membeli boneka itu dulu." ujar Adnan lagi pada Nuri. Nuri pun menurut. Lalu ia pergi ke coffee shop terlebih dahulu, tak lama kemudian Adnan menyusul dengan Nanda yang tampak gembira dengan boneka Masha dalam dekapannya.
Adnan mengambil tempat di seberang Nuri. Lalu mereka memesan kopi favorit mereka. Sedangkan Nanda, Adnan pesankan es krim.
"Oh, ya, katamu tadi anakku mirip seseorang, siapa?" Adnan masih penasaran dengan jawaban Nuri.
"Entahlah, tapi aku merasa ia memang sangat mirip dengan suamiku, Doni. Tapi mana mungkin. Walaupun selama 5 tahun ini aku belum bisa memberikannya keturunan sesuai impiannya, tapi ia tidak pernah menuntut. Ia juga tak pernah terlibat hubungan dengan wanita lain, jadi tak mungkin kan." lirih Nuri sendu. Seketika Adnan teringat hubungannya dengan Aileena. 3 tahun mengharapkan buah hati tapi tak kunjung diberi. Ia pikir , hanya ia yang pernah mengalami kesulitan tersebut, ternyata temannya Nuri jugaa bahkan penantiannya lebih lama, hingga 5 tahun.
Lalu Nuri mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan fotonya, "Lihat, mirip banget kan!" ujar Nuri seraya menunjukkan foto-foto Doni yang tersimpan dalam galery foto miliknya.
Adnan memperhatikan foto-foto itu dengan seksama, dalam hati ia mengakui bahwa foto seseorang dalam foto itu memang sangat mirip dengan Nanda.
"Apakah kau tau mantan suaminya?" tanya Nuri penuh selidik.
Adnan menggeleng, "Kalau memang suamimu ternyata ayah anak ini, kau mau apa?"
Nuri menghela nafas berat, lalu ia menatap wajah Adnan, "Nan, hati wanita mana yang tak hancur saat orang yang ia cintai ternyata memiliki hubungan dengan wanita lain malah sampai menghadirkan seorang anak? Nggak ada, Nan. Rasanya itu sakit banget. Kalau memang ternyata suamiku sebelumnya memiliki hubungan dengan perempuan lain, di saat kami masih terikat tali pernikahan, dalam artian dia berselingkuh, maka aku akan menyerah. Semoga saja, anak itu bukan anak suamiku." ujar Nuri sembari menatap wajah lucu Nanda yang sedang sibuk menyantap es krim. Nuri tersenyum di sela lamunannya saat melihat wajah Nanda yang dipenuhi es krim.
Dalam hati, Adnan mulai bertanya-tanya, sesakit itukah Aileena saat mengetahui tentang perselingkuhan dirinya?
Beban pikirannya kini bertambah. Ia masih bingung dengan teka-teki yang diucapkan Fatur, kini ditambah tentang ayah Nanda. Ia memang selama ini tidak pernah menanyakan tentang mantan suami dari Delima. Dari percakapannya dengan Nuri barusan, membuatnya ikut penasaran, siapa ayah dari Nanda? Kalau memang suami Nuri-lah suami Delima terdahulu, seharusnya Nuri tau tentang Delima sebab menurut cerita Delima, ia diusir mantan suami dan orang tuanya karena fitnah. Apalagi mereka telah menikah selama 5 tahun, sedangkan usia Nanda 2 tahun. Apakah mungkin mereka menikah tanpa sepengetahuan Nuri? Batin Adnan kini bertanya-tanya. Ia bingung sendiri menghadapi masalah yang tiada henti mendera hidupnya.
Tak lama kemudian, Nuri pun pamit undur diri setelah terlebih dahulu bertukar nomor ponsel.
...***...
Kini Aileena, Fatur, Rere, Khanza, dan Rama telah tiba di vila milik Fatur . Lokasi vila itu ada di lereng gunung hingga membuat udaranya terasa sangat sejuk dan menyegarkan. Padahal saat mereka tiba sudah tengah hari, tapi udara di sana tetap menyegarkan.
Aileena tampak tersenyum lebar saat melihat ke sekeliling vila yang merupakan perkebunan teh. Ternyata perkebunan teh itu milik keluarga ibu Fatur karena itulah ia bisa memiliki vila di daerah itu.
Fatur tampak tersenyum bahagia bisa melihat senyum lebar Aileena. Lalu ia berjalan mendekati Aileena dan berdiri di sampingnya. Aileena menoleh dan tersenyum lebar membuat Fatur kian terpesona.
"Ai, ..." panggil Fatur.
Aileena pun menoleh dan menatap manik mata Fatur.
"Apa?" Aileena mengangkat kedua alisnya, membuat bola matanya terlihat lebih besar .
"Kau suka?"
Aileena tersenyum manis dengan kedua tangan bersedekap di dada. "Hmm ... aku suka banget. Makasih ya, mas." ucap Aileena tulus.
"Kalau denganku?" lanjutnya.
"Maksudnya?"
"Maksud ku suka, apa kau menyukaiku?"
"Tentu, mas Fatur orangnya baik banget, tentu aku suka." jawabnya santai.
"Maksudku bukan suka itu, Ai."
"Jadi?"
"Apa kau menyukaiku sebagai laki-laki?" tanya Fatur dengan pandangan lurus ke depan. Ke arah perkebunan teh yang hijau dan asri.
Aileena terdiam, ia tidak tau harus menjawab apa.
"Ai, jujur, sejak pertama Mas melihatmu Mas sudah menyukaimu. Mungkin terdengar aneh, tapi sungguh, Mas jatuh cinta padamu sejak pandangan pertama." ungkap Fatur sambil menoleh ke arah Aileena. Ia menatap mata Aileena dalam. Aileena tertegun mendapat pernyataan tiba-tiba itu. Lidahnya mendadak Kelu. Tubuhnya mematung, ia bingung harus menjawab apa.
...***...
...Happy reading 🥰🥰🥰...
Janjangan Delima mantannya Radika.. dan Doni kk nya Radika.. 😱😱😱