(Gak jamin kalau kamu bakalan nangis bombay)
Audrey, seorang wanita pekerja keras yang mengabdikan hidupnya untuk karier. Dia tidak tampak tertarik dengan hubungan percintaan apalagi pernikahan. Di usia 28 tahun, ia bahkan tidak memiliki seorang kekasih ataupun teman dekat. Tidak ada yang tahu kalau Audrey menyimpan beban penyesalan masa lalu . Namun, kehidupannya yang tenang dan monoton mendadak berubah drastis ketika ia bertemu kembali dengan sahabat masa kecilnya, Sofia. Audrey tidak pernah menyangka kalau Sofia memintanya menikahi calon suaminya sendiri. Akankah pernikahan Audrey menjadi mimpi buruk atau justru kisah cinta terindah untuk seumur hidupnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ICHA Lauren, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
04 White Dress
Sebuah butik yang sangat elegan. Itulah kesan pertama Audrey ketika masuk melewati pintu kaca mengikuti Sofia. Interior yang didominasi warna broken white dengan lampu hias kristal, menambah kesan mewah pada butik ini. Audrey memang belum pernah menjejakkan kaki di butik kelas atas. Toh, ia harus berhemat untuk keperluan keluarganya. Cicilan rumah, kebutuhan hidup sehari-hari, dan biaya cek kesehatan opanya secara rutin setiap bulan. Audrey lebih memilih membeli baju secara online dengan harga yang murah karena bisa menghemat uang sekaligus waktunya. Kalaupun berbelanja bersama sang ibu, Audrey lebih memilih toko baju biasa yang sedang memberikan diskon. Audrey memang tidak ingin memboroskan gajinya hanya untuk penampilan. Tapi hari ini Audrey baru merasakan bagaimana gaya hidup orang kaya. Mobil BMW mewah milik Sofia dengan supir pribadi yang ditumpanginya, hingga butik pilihan Sofia adalah butik eksklusif yang hanya dikunjungi oleh orang-orang kaya dan para artis.
Setelah masuk ke dalam, salah satu pelayan butik langsung mempersilakan Sofia dan Audrey untuk duduk. Pelayan itu sepertinya sudah sangat mengenal Sofia. "Mohon tunggu sebentar Nona Sofia, Ibu Yola sedang menerima telpon. Sebentar lagi akan segera menemui Nona." Sofia mengangguk sembari merebahkan diri di sofa.
"Lihat Audrey gaun-gaun disini cantik semua khan. Kalau aku tidak lelah, aku pasti akan mengajakmu berkeliling memilih banyak gaun. Sayangnya, aku gampang sekali lelah sekarang," ucap Sofia lirih.
Audrey tersenyum menatap Sofia. Ia baru sadar bahwa wajah Sofia terlihat pucat walaupun tertutup makeup yang tebal. Audrey pun meminta pelayan memberikan segelas air hangat. Dengan wajah khawatir, Audrey meminta Sofia untuk minum.
"Sof, ini minum dulu. Apa kamu sakit? Atau kamu lapar karena belum makan? Kalau kamu lelah, lebih baik kita pulang. Aku bisa menemanimu memilih gaun pernikahan hari Selasa sepulang kerja."
"Gak, Say. Aku cuma butuh duduk sebentar. Aku tadi sudah makan sandwich sebelum berangkat ke kafe. Aku mau hari ini juga kita mendapatkan gaun pernikahan impianku yang sangat cantik," jawab Sofia kembali bersemangat.
Seorang wanita paruh baya berjalan tergesa-gesa dari dalam butik menghampiri Sofia. Walaupun tidak muda lagi, wanita itu masih terlihat sangat cantik dan anggun dengan setelan blazer berwarna merah bata. "Halo Sofia Darling, maaf sudah menunggu. Mari kita masuk ke ruangan wedding dress," sapa wanita itu sambil mengecup pipi Sofia. Wanita itu tampak sudah sangat akrab dengan Sofia.
"Tante Yola, perkenalkan ini Audrey, sahabatku. Tante pasti tau gaun apa yang cocok buat dia."
"Tentu, sahabatmu ini tubuhnya ideal, jadi akan mudah memilihkan baju untuknya," ucap Bu Yola memperhatikan tubuh Audrey dengan seksama.
"Salam kenal Bu Yola, saya Audrey," ucap Audrey mengulurkan tangannya untuk bersalaman. Bu Yola menjabat tangan Audrey sebentar saja lalu bergegas meminta Sofia dan Audrey mengikutinya ke ruang wedding.
"Nah, ini Tante sudah siapkan sepuluh gaun wedding terbaru yang bisa kamu pilih. Semuanya bertaburan swaroskvi, Sofia. Coba kamu pilih dulu mana yang cocok."
Audrey hanya terdiam mengagumi gaun-gaun pernikahan berwarna putih yang terpampang di hadapannya. "Pasti harganya puluhan sampai ratusan juta," batin Audrey.
Sementara Sofia sibuk memilih, Audrey membayangkan bagaimana cantiknya Sofia nanti jika memakai salah satu gaun itu. Sofia akan seanggun putri-putri dari negri dongeng.
"Drey, coba kamu fitting dengan gaun ini. Feelingku mengatakan kamu akan secantik dewi Aphrodite dengan memakai gaun ini," kata Sofia seraya memamerkan gaun pengantin pilihannya. Audrey sontak tersadar dari lamunannya.
"Aku? Bukannya ini gaun pernikahanmu, Sof. Kenapa aku yang harus fitting?" tanya Audrey keheranan.
Belum sempat Sofia menjawab, tiba-tiba ponsel yang dibawanya berdering.
"Telpon dari Rein, dia pasti mengkhawatirkanku. Tante, tolong bantu Audrey fitting ya. Sekalian tambah aksesoris mahkota bunga untuk hiasan kepala."
"Audrey, kamu nurut sama Tante Yola ya, coba dulu gaunnya. Aku harus terima telpon dari Rein, nanti aku kembali untuk melihatmu," ucap Sofia seraya melangkah cepat meninggalkan ruangan.
Audrey masih bertanya-tanya mengapa Sofia memaksanya untuk mencoba gaun pernikahan. Bukankah sang pengantin wanita yang harusnya fitting dengan gaun pernikahannya. Meksipun tidak mengerti, Audrey pasrah menuruti kemauan sahabatnya itu.
...----------------...
"Lihat dirimu di cermin, cantik sekali. Pilihan Sofia memang tidak pernah salah," puji Bu Yola.
"I..iya Bu, seharusnya Sofia yang mencobanya. Sofia akan lebih cocok memakai gaun ala Yunani ini," jawab Audrey gugup. Gaun model Yunani yang dipakai Audrey memang sangat indah. Dengan lengan terbuka dihiasi model sayap di lengan kiri dan kanan membuat kesan pemakainya seperti seorang dewi. Gaun itu berjuntai panjang ke belakang, ditambah taburan swaroskvi dan hiasan bordir bunga berwarna pink lembut membuat gaun ini sangat sempurna. Entah mengapa Audrey tiba-tiba bergidik membayangkan dirinya berjalan di hadapan banyak orang dengan mengenakan gaun pernikahan ini. Bu Yola tidak menanggapi pernyataan Audrey, ia malah sibuk memakaikan mahkota bunga di kepala Audrey dibantu asistennya yang memasangkan sepasang anting mutiara putih.
"Sempurna. Beautiful bride," puji Sofia terkagum-kagum melihat Audrey di cermin. Sofia segera mengambil ponselnya untuk memotret Audrey.
Audrey tidak habis pikir menyaksikan tingkah aneh yang dilakukan Sofia. Harusnya Sofia-lah yang sedang berdiri dihadapannya mencoba gaun pernikahan dan Audrey yang mengambil foto Sofia. Namun, saat ini kondisinya malah terbalik.
"Tante, aku fix ambil gaun ini dan semua aksesoris yang dipakai Audrey. Besok sekretaris papa yang akan mengurus semuanya."
"Okey, darling. Tante akan menyiapkan semuanya."
Bu Yola memberi isyarat kepada dua orang asistennya untuk membantu Audrey melepaskan gaun. Ketika semua sudah selesai, Sofia berpelukan dengan Bu Yola dan mengucapkan selamat tinggal.
Audrey mengekor dari belakang dan mengikuti Sofia keluar dari butik.
"Kenapa kamu gak coba dulu sendiri, Sof. Siapa tau ukuranku agak berbeda denganmu," tanya Audrey memastikan.
"Gak perlu, Drey. Gaun itu memang untukmu. Sekarang kita ke rumahku. Ada hal penting yang mau aku sampaikan," kata Sofia. Suaranya mendadak terdengar serius. Audrey hanya bisa mengiyakan ajakan Sofia, meskipun ia masih belum mengerti apa maksud perkataan Sofia yang sesungguhnya.
aq lebih lebih & lebih padamu Reiner😍😍😍😍
emak" labil🤣🤣🤣