Seorang gadis bernama santi anastasia yang berusia 24 tahun yang ditinggalkan oleh kekasihnya karna insiden kecelakaan yang terjadi dua tahun yang lalu tepat di hari ulanga tahunnya, yang membuatnya menutup diri dan memutuskan untuk pergi dari kota asalnya karna ingin melupakan kenangan bersama sang kekasih. dikota yang baru, santi menjalani kehidupanya dengan menjadi tenaga pengajar di salah satu sekolah yang terkenal di kota itu, hingga dia bertemu dengan seorang lelaki yang tak lain adalah pemilik sekolah tempat santi bekerja dan karna suatu kesalah pahaman membuat mereka terpaksa harus menikah.
Ruben Prasetya seorang pemuda yang berusia 29 tahun, dia seorang pengusaha yang terkaya dan tersohor dikotanya, namun sampai kini masih belum menikah akibat kegagalan percintaannya lima tahun yang lalu sehingga membuatnya menjadi pria yang kejam dan dingin bahkan tak akan segan menghancurkan orang yang telah menyinggungnya, hingga suatu saat terjadi sesuatu yang mengharuskan dia untuk menikahi gadis yang mengajar di sekolah miliknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon baene, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lelah Berpikir
Tak terasa jarum jam berputar cepat dan waktu cepat belalu, matahari sudah kembali pada peraduannnya begitu juga dengan santi yang saat ini tengah bersantai diatas kasur miliknya yang tidak terlalu besar itu saat tadi ia sudah menyalesaikan makan malamnya, Ia kembali lagi memutar memorinya terhadap kenangan dua tahun yang lalu bersama sang pujaan hati sebelum ia tiada.
" Rio, aku sangat merindukanmu cintaku.? Kembali lagi air mata itu tak dapat dibendung mencari celah untuk dia mengalir membasahi kedua pipi mulusnya yang menjadi perwakilan dari keadaan hatinya seperti apa.
Bisakah kau memberiku agar dapat mendengar suaramu untuk menenangkan hatiku ini.? Ku harap malam ini aku dapat melihatmu walau hanya sekedar lewat mimpi agar aku dapat mengobati rindu yang sudah lama ini aku tahan ini." sendu santi.
Lama Santi menagis hingga ia lelah dan dia pun akhirnya tertidur dengan membawa mata sembabnya menuju alam mimpi dan berharap dapat melihat rio disana.
****
Waktu yang sama dilain tempat, Ruben masih belum bisa memejamkan matanya, karna masih terus memikirkan perkataan orang tuanya yang meminta dia untuk segera menikah mengingat umurnya yang sudah mau memasuki kepala tiga.
" Sayang kapan kamu akan menikah?". tanya nyonya prasetia kepada sang putara yang kala itu mereka sedang duduk di ruang keluarga setelah makan malam usai.
Menghela napasnya dan menghembuskannya dengan plan. " ma, aku belum memikirkan untuk menikah, Krna mama tau sendiri kan bagaimana kehidupan pribadiku dan aku rasa tanpa aku cerita pun mama sudah tau." jawab Ruben dengan lembut. sungguh saat ini tidak pernah terpikir olenya untuk membina rumah tangga bersama seorang wanita seperti yang diminta orang tuanya.
" mama tau sayang, tapi mau sampai kapan kamu akan terus sperti ini ?, ingat sayang umur kamu sudah 29 tahun, mama dan papa juga sudah tua, kami ingin punya cucu Bermain dengan cucu kami sebelum kami ini tia.-"
" ma!!. jangan bicara seperti itu dong". sela Ruben sebelun ucapan mamanya diteruskan.
Aku gk mau ya mama bicara sperti itu lagi.! Rasanya sesak dirasakan Ruben saat mamanya akan berbicara memgenai kematian, bagaimanapun juga ia sangat mencintai kedua orang tuanya dan belum siap bahkan mungkin tidak akan pernah punya kesiapan untuk berpisah dengan orang yang berharga dihidupnya.
" Apa yang dikatakan mama kamu itu benar boy, kamu harus secepatnya mencari pasangan, atau kalau kamu mau papa bisa kenalkan kamu dengan anak taman bisnis papa". Ucap papa prasetya yang masih berusaha untuk membujuk putranya.
" Pah, aku gk suka dijodoh jodohkan.! aku bisa istri sendiri. Tapi tunggu saja waktunya karna papA tau kan jaman sekarang tidak mudah mecari wanita yang baik, kan papa tau sendiri kan mana ada lagi wanita yang tulus terhadap pasanggannya, semuanya hanya mengincar uang dan harta saja pa.! ucap Ruben dan langsung meninggalkan kedua orang tuanya memasuki kamarnya.
" Ruben tunggu dulu nak." panggil mama menghentikan langkah ruben.
ruben berbalik dan bertanya " ada apa lagi sih ma.?" ruben menjawab malas.
" em,,em besok atau lusa temui anak teman mama ya sayang." ucap mama hati hati.
" kan aku dah bilang kalau aku gk suka dijodohkan ma." saut ruben yang mulai emosi.
" mama tidam menjodohkan kamu nak tapi mama cuma mau kamu kenal dia saja." jelas mama ruben.
" trus kalau udah kenal." tanya ruben memastikan maksud mamanya.
" ya,,, gk ada apa apa, kalau kamu udah kenal dan kamu merasa nyaman ya kamu bisa lebih dekat lagi dan siapa tau kalian berjodoh."
" ujung ujungnya dijodohkan kan ma." kata ruben yang mulai pahan akan arah pembicaraan mamanya.
" beda dong sayang, kalau dijodohkan kan itu udah mutlak harus menikah, sedangakn maksud mama ini kan hanya menyuruh kenal saja dan kalau kamu nyaman ya lanjutkan dan kalau tidak juga maka kamu bebas untuk menolak.Tutur mama Ruben menjelsakan panjang lebar sambil mengusap punggun anaknya saat sudah berada disamping sang putra.
menghela napasnya pelan " baiklah kalah itu mau mama tapi aku harap ucapan mama bisa dipercaya." putus ruben akhirnya kemudian melanjutkan langkahnya menuju kamar.
Menghela napasnya sekali lagi mengingat kembali kata orang tuanya.
" Bagaimana aku bisa cari istri yang baik dan tidak memandang hartaku saja". gumam Ruben dalam kesendiriannya. Dulu saja saat aku masih menjadi mahasiswa sera menjadi kekasihku karna aku anak orang kaya dan setelah dia mendapatkan orang yang lebih mapan dari ku dia meninggalkanku begitu saja tanpa satu kata pun, apalagi sekrang saat aku sudah mapan pasti wanita pun hanya akan mencintai uangku saja.
" ah... Sudahlah, aku lelah berpikir". desah Ruben frustasi.
Ruben memjamkan matanya untuk mencoba tidur tanpa harus memikirkan masalah Pernikahan yang dimonta orang tuanya, lama ia terus memejamkan matanya hingga akhirnya ia pun tertidur untuk menyambut hari esok yang akan sangat membosankan bagi orang lain tapi ydak bagi Ruben yang sudah sangat mencintai pekerjaanya itu.
Sementara dikamar orang tuanya mama ruben segera menghubungi teman arisannya guna memberitahu perihal rencana mereka tapi mama ruben juga menyampaikan tentang yang disampaikan putranya tadi bahwa ia punya hak untuk menerima atau menolak perjodohan ini nantinya.
" jadi gitu jeng kata ruben putraku." ucap mama ruben diakhir ceritanya.
" yah,, apa apa jeng, kita gak bisa memaksa kehendak kita, niar mereka bertemu dulu soal masalah baagaiman nanti ya itu urusan nanti juga yang pentimh kita udah berusaha ." saut dari sebrang sana.
" yaudah kalau begitu kabari aku kapan waktu yan pas dan supaya bisa aku beritahukan pada putraku, Iya sampai jumpa." ucap mama ruben mengakhiri panggilannya
Setelah selesai mama ruben menghampiri suaminya yang sedang duduk bersandar diranjang milik mereka.
" gimana ma." tanya papa ruben
" udah mama beri tau tentang perkataan anak kita tadi pada temanku dan dia tidak masalah, jadi kalau sudah ada waktu yang pas mereka akan bertemu." tutur mama ruben bahagia..
" ya syukurlah kalau mereka mengerti." ucap mama ruben.
" ia pah amin,,, kita banyak berdoa ya." harap mama ruben.
" ia ayo kita tidur ini udah malam tidak baik untuk kesehatanmu mu begadang sampai selarut ini." ucap papa ruben yang merebahkan diri dan disusul oleh sang istri, mereka tidur dengan tenang menyambut matahari muncur dari tempat ia istrahat..
Bersambung....
Hai.... Haiii....
salam kangen dan cinta daRi author❤❤
para pembaca tercinta dan terkasinya author,, ayo dukung terus karya pertama author ya... 🙏🙏
Jngan lupa like, komen dengan komentar yang positif dan membangun semangat author ya, apalagi votenya jangan dilupakan dan wajib😊😊🤗