NovelToon NovelToon
CUKUP SEKEDAR MENGAGUMIMU

CUKUP SEKEDAR MENGAGUMIMU

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Anak Kembar / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: NRmala

Wanita introvert itu akhirnya berani jatuh cinta, namun takut terlalu jauh dan memilih untuk berdiam, berdamai bahwa pada akhirnya semuanya bukan berakhir harus memiliki. cukup sekedar menganggumi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NRmala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pemandangan yang menyakitkan

Deg....

Jantung Laura berdetak hebat melihat pemandangan itu.

Berdiri sepasang orang dewasa yang berjalan sembari berpelukan. Laura sangat mengenal salah satu dari mereka. Ibunya Dinda bermesraan dengan pria lain. Matanya menolak untuk berhenti melihat pemandangan yang menyakitkan itu. Ibunya seakan bahagia sekali berada dipelukan pria itu.

Keluarga yang Laura pikir cemara, ternyata ada perselingkuhan yang tersembunyi. Keluarga yang Laura lihat sempurna, ternyata ada luka.

Mba Ayem tersadar dan melihat kerah Laura yang juga mematung. Air mata Laura mulai mengamuk keluar dari kelopak mata indahnya. Segera Mba Ayem menghampiri Laura yang masih menatap punggung Ibu Dinda yang sudah mulai menghilang. Mba Ayem merangkul Laura menenangkan.

Sudah tidak tertahan lagi, akhirnya air mata itu berhasil keluar dengan deras dari tempat persembunyiannya. Pertahanan yang coba Laura lakukan gagal. Hatinya terasa sakit mengingat sahabatnya, Dinda. Memikirkan apa yang akan terjadi kepada Dinda, jika ia tahu kejadian yang ia lihat langsung.

Laura lekas memeluk Mba Ayem erat. Menyembunyikan wajah dan tangisnya ke dalam pelukan itu. Mba Ayem menyambut dengan hangat. Membelai hijab Laura dengan penuh kasih sayang dan menenangkan. Membiarkan Laura menangis puas menumpahkan segala sakit yang tertahan. Tidak peduli dengan tatapan-tatapan penuh pertanyaan dari sekitar mereka. Mba Ayem tetap terus mencoba memberi kenyamanan untuk Laura.

Beberapa menit kemudian, tangis Laura berhenti. Ia menatap Mba Ayem dalam diam. Mba Ayem yang melihat wajah Laura basah, segera mencari tisu yang ia simpan di dalam tas miliknya. Setelah itu, mencoba menghapus sisa-sisa air mata Laura.

“Mba, maafin aku.”

“Gak apa-apa neng. Ayo kita pulang saja.”

“Gak mba. Aku udah janji ngajak mba makan. Aku udah agak mendingan. Kita bisa cari tempat makan saja di lantai 2.” Mba Ayem hanya mengangguk mengiyakan. Ia tidak ingin memperburuk keadaan Laura.

Mereka pun menuju lift dan turun ke lantai 2. Mencari Restaurant yang sepi pengunjung. Tidak dalam setelah mereka duduk, pelayan pun menghampiri mereka. Tanpa basa-basi, Mba Ayem dan Laura segera memesan makanan. Pelayan pun berlalu pergi membuatkan pesanan mereka berdua.

Laura tampak murung. Terlihat bahwa ia masih memikirkan kejadian tadi. Mba Ayem paham bagaimana perasaan Laura sekarang. Pasalnya, Laura dan Dinda sudah bersahabat sejak masih duduk di Sekolah Dasar. Saat Dinda pertama kali pindah menjadi tetangga Laura. Laura juga begitu dekat dengan Ibunya Dinda. Bahkan sangat dekat, sehingga Laura menganggap Ibu Dinda sebagai ibunya sendiri.

“Neng, gak apa-apa?” Tanya Mba Ayem hati-hati.

“Gak apa-apa, mba! Aku cuma sedih aja. Aku gak tau apa yang harus aku lakukan sekarang. Aku takut memikirkan apa yang akan terjadi sama Dinda jika dia tau apa yang dilakukan ibunya sekarang. Aku juga takut kalau aku gak ngasih tahu, dia akan marah sama aku.” Jawab Laura lirih.

“Saran dari mba sih, lebih baik kamu gak usah cerita ke Dinda. Bukannya mba mau ngajarin kamu ke hal-hal yang gak baik ya. Tapi, itu kan masalah keluarga dia. Jadi, kamu gak lebih baik kamu gak usah ikut campur. Takutnya kalau kamu cerita, malah semakin runyam masalahnya. Mba tahu, kamu sayang sama Dinda. tapi kamu juga tahu kan? Di dalam agama juga udah dijelaskan bahwa yang paling baik adalah diam.”

Laura terdiam memikirkan kata-kata Mba Ayem. Hatinya mencoba membenarkan setiap kata yang keluar dari mulut Mba Ayem barusan.

Pelayan datang mengantarkan pesanan mereka. Membuyarkan seluruh lamunan Laura. Laura mencoba menelan perlahan makanan di depannya. Bersamaan dengan mengubah ekspresi wajahnya agar terlihat lebih tenang di depan Mba Ayem. Ia tidak mau, mbanya itu khawatir dan merusak lebih jauh hari bahagianya. Diam-diam Mba Ayem melirik Laura. Kini, anak majikannya itu sudah mulai tenang. Ia tersenyum tipis dan menghabiskan makanannya perlahan.

Setengah jam kemudian, Laura beranjak dari duduknya dan segera ke kasir untuk membayar pesanan mereka. Setelah itu, Laura menghampiri Mba Ayem yang ternyata telah menunggunya di depan pintu Restaurant saat ia sedang membayar tadi. Dengan penuh cinta, Mba Ayem merangkul Laura yang telah berada di sampingnya. Mentransfer sedikit rasa tenang untuk Laura lagi. Berjalan keluar dari Mall. Duduk di tangga pintu masuk sembari menunggu pesanan taxi online. Menatap banyak orang yang berlalu lalang keluar masuk Mall.

“Mba, aku lupa bungkusin Mba Ika!” Seru Laura setelah melihat bungkusan yang dibawa keluar Mall oleh salah satu pengunjung. Mba Ayem tertawa kecil menanggapi Laura.

“Udah gak apa-apa... Nanti biar mba masakin aja buat dia!”

“Jangan mba! Biar nanti kita singgah di Restaurant yang dekat rumah aja. Aku udah janji soalnya!” Kata Laura. Bersamaan dengan itu, Taxi online yang dipesan Laura telah tiba.

Laura dan Mba Ayem mulai masuk ke dalam taxi. Memberi arahan kepada supir ke tujuan yang berubah. Sempat ditolak oleh Pak Supir, Laura berjanji akan menambahkan bayarannya sehingga Pak supir kembali mengiyakan. Taxi pun melaju cepat menuju lokasi yang dipinta Laura.

Beberapa menit kemudian, Laura dan Mba Ayem telah sampai di Restaurant yang dituju sebelumnya. Tanpa jeda waktu, Laura dan Mba Ayem segera memesan makanan dan minuman untuk Mba Ika. Lalu duduk di antara kursi-kursi yang masih kosong sembari menunggu pesanan mereka siap.

Lagi-lagi, Laura melamun. Menatap dengan tatapan kosong sebuah meja dimana seorang Ibu, ayah dan anak yang tidak ia kenal sedang bercengkerama. Mengingat kembali memori indahnya bersama kedua orang tuanya di Restaurant ini. Memori yang sama di sudut yang sama pula tempat keluarga itu bercengkerama. Saat orang tuanya masih belum sesibuk sekarang. Saat orang tuanya belum memutuskan untuk berpisah. Saat ia belum pernah mengenal rasa sepi di hidupnya.

“Neng... neng...” Mba Ayem menyadarkan Laura dari lamunannya.

“Ayo neng. Pesanannya udah nih.” Lanjut Mba Ayem menunjukkan plastik yang ia pegang.

“oh Iya, maaf mba! Aku bayar dulu ya. Mba tunggu di sini.”

Laura menuju kasir membayar tagihannya. Kemudian kembali ke Mba Ayem. Dan berjalan beriringan bersama keluar Restaurant. Laura memilih berjalan kaki bersama Mba Ayem. Rumahnya tidak jauh dari Restaurant itu. Hembusan angin menyapa langkah kaki Laura. Menembus masuk ke dalam gamis panjang miliknya. Memberi sensasi dingin di tengah perjalanannya. Mba Ayem mengenggam tangan Laura. Gadis yang ia rawat sedari kecil, kini tumbuh dewasa dengan beribu luka di hatinya. Air mata yang terus disembunyikan di balik tawa dan senyuman ramah.

“Lauraaaa...” Teriak seseorang dan melambai di belakang Laura. Laura tersenyum melihat orang itu. Mba Ayem memperhatikan raut wajah yang di keluarkan Laura, lalu ikut tersenyum. Pemilik suara yang berhasil mengubah suasana hati Laura. Mba Ayem mengalihkan pandangan ke seseorang yang membuat suasana hati Laura berubah.

Bersambung....

1
Aleana~✯
Hai kak aku mampir,yuk mampir juga di novel' ku jika berkenan 😇
Metana
semangat updatenya kak/Determined/
Metana
Tuh kan? naruh hati Dia nih /Smile//Hey//Hey//Hey/
Metana
Plotwist Laura jadinya sama Emil/Joyful/
erlis nia★🎀
bagus banget lanjutan ajah kak
Metana
yang suka romance slow burn islami boleh merapat disini. Ceritanya ringan tidak terlalu berat. Penggambarannya juga bagus. Disini juga bisa dapat sedikit ilmu juga
Metana: Sama-sama semangat/Determined/
Iramacinta: makasih kak udah nyempetin baca❤️❤️🙏
total 2 replies
Metana
Semangat updatenya, kalau ada waktu luang boleh kali mampir. Penggambaran author hampir sama dengan aku jadi mungkin kita satu hati/Smirk/
Iramacinta: wah senangnya aku kalau ada yang sama gini kak🥰🥰
total 1 replies
Metana
ya lah shok, ana aja shok
Metana
cowok mah suka gitu yang dibaperin siapa, yang diincernya yg laiin
Iramacinta: udah biasa dikalangan gen z yee kan🤣😔
total 1 replies
Metana
khawatir boleh aja tapi gak gitu juga/Facepalm/
Metana
aku pas baca ini kirain bukan adzan, malah bacanya datar lagi/Facepalm/ aku pikir itu ungkapan isi hati temennya yg kaget karena lihat Laura natap cowok
Iramacinta: kak? *angangang
total 1 replies
Metana
jaga pandangannya, tapi gk pp itu rezeki/Slight/
Iramacinta: hehehe makasih ya kak udah mampir❤️❤️🙏
total 1 replies
Jee Ulya
❤️❤️❤️ Lauraaa semangaaat!!!
Jee Ulya
Kak, bagus loh kalau pakai kata-kata puitis gini, tapi bagusnya kayak sebagai topping aja. Jangan kebanyakan, biar kita para pembaca mudah paham apa yang dimaksud.
Baguus yaa diksinya banyaak bangeet 😍
Iramacinta: makasih kak udah selalu mampir❤️❤️❤️❤️🥰
total 1 replies
Jee Ulya
Naah gini maksud akuu. Ending yang nggak tertutup gitu lhoo. Iih kereen. /Applaud/
Jee Ulya
Jangan bombardir aku dengan bahasa sepuitis ini dalam satu paragrafffff. Aku bisa berpikir keras dulu sebelum meleleeeh 😍😍😍
Jee Ulya
Jadi aku ada saran nih kak, lebih baik untuk akhiran episode itu dibuat agak nge gantung aja. Jadi orang akan lebih penasaran untuk membaca kisah selanjutnya. Oya, Jangan apapun diungkap dalam satu bab, itu lebih baik. Misal adegan Emil yang ingin menemui Laura itu, kayaknya lebih misterius kalau nggak dijabarin kalau itu Emil. Seperti itu kak, ini cuma saran aja yaa /Drool/
Jee Ulya
Dah macam Croco kau, Ya! /CoolGuy/
Jee Ulya
Sukaa ❤️
Jee Ulya
Bibit-bibit salah paham niih
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!