"Lupakan tentang kejadian di Paris. Anggap saja tidak terjadi apa-apa. Tubuhmu sama sekali tidak menarik. Aku tidak akan pernah sudi menyentuhmu lagi! Apalagi aku sudah punya kekasih."
Itulah yang diucapkan oleh Devano kepada Evelyn.
Devano sangat membenci Evelyn karena Evelyn adalah anak dari ibu tirinya.
"Kamu pikir aku mau melakukannya lagi? Aku juga tidak sudi disentuh lagi olehmu!"
Evelyn tak mau kalah, dia tidak ingin ditindas oleh kakak tirinya yang sangat arogan itu.
Tapi bagaimana kalau ternyata setelah kejadian malam itu, Devano malah terus terbayang-bayang bagaimana indahnya tubuh Evelyn? Membuatnya tidak bisa melupakan kejadian malam yang indah itu di kota Paris
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7
"Aaaahhhhh...."
Devano dan Evelyn sama-sama menjerit saat keduanya sama-sama terbangun. Bahkan keduanya saling tarik menarik selimut, untuk menutupi tubuhnya masing-masing.
"Apa yang kau lakukan padaku?" tanya Devano sambil memeluk selimut yang menutupi tubuhnya dengan erat. Seakan merasa dirinya adalah korban.
Evelyn nampak menganga saat melihat tingkah Devano. Seharusnya dia yang bertanya seperti itu. "Seharusnya aku yang bertanya seperti itu. Apa yang Kak Devano lakukan padaku? Kenapa kita tidak memakai baju, kak?"
Setelah bertanya seperti itu, Evelyn menarik selimut dengan kencang, dia sangat malu karena bagian dadanya kelihatan. Sehingga Evelyn berhasil mengusai selimut tersebut, membuat tubuh Devano terekspos dengan jelas dari ujung kepala ke ujung kaki, termasuk bagian di bawah perutnya.
Sehingga memperlihatkan sebuah penampakan. Sang anaconda yang sedang berdiri tegak. Karena hampir setiap pagi seorang pria memang sering mengalami morning wood. Sebuah kondisi yang sangat normal dan umum terjadi pada pria.
Seketika membuat Evelyn menjerit sambil menutup matanya dengan kedua tangan, "Ahhhh... ! Astaga! Anumu kak!"
Wajah Devano nampak memerah, dia langsung menutup anacondanya dengan bantal. Hatinya sangat merasakan lemas, sungguh dia tidak ingat apa yang sudah dia lakukan dengan Evelyn semalam.
Dua orang yang sama-sama dewasa berduaan di dalam kamar dalam keadaan telanjang, tidak mungkin kan habis bermain lego?
Apakah mungkin dia sudah tidur dengan adik tirinya yang sangat dia benci itu?
Why?
Diantara berjuta-juta wanita di dunia ini mengapa dia harus melakukannya dengan Evelyn?
Dia yang sudah berpacaran lama dengan Karina pun, dia tidak pernah berani berbuat macam-macam pada kekasihnya itu.
"Kau sudah menodai mataku, kak!" rengek Evelyn.
Devano pun menghela nafas, dia menyentil kening Evelyn, membuat Evelyn meringis mengusap-usap keningnya.
"Heh, bocah! Apa kamu sama sama sekali tidak sadar? Kamu bukan cuma melihatnya. Tapi kamu sudah merasakannya. Emm... maksudku, aku dan kamu sudah... emm... sudah melakukan hubungan badan." Devano menjelaskannya dengan sedikit terbata-bata.
Evelyn terjingkat, dia sangat merasa ngeri membayangkan anaconda Devano yang berukuran sangat besar itu masuk ke dalam miliknya. Dia tahu ukuran anaconda Devano besar, karena tadi dia sempat melihatnya walaupun hanya sekilas. Dan langsung nyantol di atas kepalanya.
Pasti rasanya sangat sakit, sehingga ada noda darah pada seprai. Tapi mungkin karena semalam Evelyn sedang mabuk, dia sama sekali tidak ingat bagaimana rasa sakitnya saat dia melepaskan keperawanan.
Kemudian Devano mengacak-acak rambutnya sendiri. "Ah, Sial! Itu artinya aku sudah tidak perjaka lagi. Semalam kamu pasti sudah menggoda aku, kan?"
Bagaimana Devano tidak kesal. Keperjakaan yang selama ini dia jaga, malah terenggut begitu saja oleh adik tirinya. Apalagi selama ini dia sangat membenci Evelyn.
Evelyn sangat kesal sudah dituduh menggoda kakak tirinya itu. "Untuk apa aku menggodamu? Kak Devano sama sekali bukan tipeku. Aku suka tipe cowok yang keren dan asik. Bukan kayak Devano yang arogan dan menyebalkan. Pasti Kak Devano yang sudah memanfaatkan aku yang lagi mabuk."
"Untuk apa aku memanfaatkan kamu? Masih banyak wanita yang lebih cantik dan menarik di dunia ini yang mau padaku. Dadamu kecil dan pinggangmu rata. Tak ada yang membuat aku tertarik. Dan aku pastikan tidak akan pernah menyentuh kamu lagi." Devano berkata dengan pernah penuh percaya diri.
Devano sangat merasa yakin, dia tidak akan tergoda lagi untuk menyentuh Evelyn. Karena memang di mata dia, tak ada satupun di diri Evelyn yang membuatnya tertarik.
skrg kok aku mlh dukung Evelyn dgn Devano, aku merasa was was dan harus menghindari Gio tuh Evelyn. ada sesuatu yg sulit untuk dijelaskan 🫢