#KARYA ORIGINAL!!#
Update setiap hari.
Fang Tian, seorang pemuda berumur sekitar 20 tahun. Saat sedang berjalan santai di tepi pantai, sebuah pesawat kecil menukik tajam kearahnya dan membunuhnya.
Tapi hal yang tidak terduga terjadi, dia menyebrang ke dunia kultivasi, di mana kekuatan adalah segalanya. Hidupnya sangat berat selama tiga bulan, hingga akhirnya dia membangkitkan sistem yang ditunggu-tunggunya. Hidupnya berubah seratus delapan puluh derajat, menggapai puncak dengan bantuan sistem.
Tidak hanya itu, dia mendapatkan istri yang sangat cantik yang sebenarnya adalah seorang yang sudah bereinkarnasi sebanyak enam kali!!
Tanpa dia sadari, ternyata ada sebuah belenggu yang mengekangnya agar tidak bisa berkembang, memaksimalkan potensi aslinya.
Siapakah yang sebenarnya memasang belenggu pada istri Fang Tian? Apa mereka berdua dapat melepaskan belenggu itu?
Penasaran dengan cerita mereka, silahkan baca....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur_Afif, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4 - Banteng merah?!
Fang Tian masih penuh harapan, "senior, anda pasti telah menyadari bakat saya. Saya siap menjadi murid anda," ucapnya dengan percaya diri.
Pria tua itu hanya tersenyum tipis, "tubuhmu memang sangat istimewa, namun sayang sekali tidak memiliki spiritual root. Jadi, secara keseluruhan, kamu adalah......" Pria tua itu berhenti sejenak, menatap Fang Tian.
Mata Fang Tian masih berbinar, menunggu jawaban pria tua di hadapannya.
".... Sampah!" Lanjut pria tua.
Ucapan itu seakan menusuk hati Fang Tian hampir membuatnya muntah darah, harapan yang muncul sekali lagi hancur berkeping-keping.
Raut muka Fang Tian kembali lagi menjadi lesu dan tidak bersemangat, layaknya tanaman layu yang tidak pernah disiram.
Pria tua itu menepuk pundak Fang Tian sambil berbicara, "konstitusi tubuhmu disebut Primordial Origin Body. Saat di kultivasi, kekuatan yang dikeluarkan akan puluhan kali, bahkan ratusan kali lipat dari kultivator biasa. Namun...." Pria tua itu berhenti sejenak.
"Kelemahannya adalah sangat sulit di kultivasi dan membutuhkan waktu yang sangat lama. Untuk memulai jalan kultivator, perlu berpuluh-puluh, bahkan ratusan tahun untuk mewujudkannya, dan umur manusia biasa tidak mungkin bisa mencapainya.
Secara teknis, hampir mustahil untuk mengolah tubuh ini. Apalagi sekarang kamu tidak memiliki spiritual root, semakin tidak mungkin melakukannya," jelas panjang lebar pria tua itu.
Mendengar penjelasan pria tua di hadapannya, harapan Fang Tian untuk menempuh jalan kultivator semakin menyurut.
Fang Tian menghadap wajah pria tua itu dengan wajah lesunya, sedikit senyuman dia tampilkan. "Terima kasih senior atas penjelasannya," ujar Fang Tian sambil melangkahkan kakinya, berniat pergi dari sana.
Sebelum pergi, pria tua itu berbicara lagi dengan senyum tipisnya. "Kamu memang tidak memiliki kesempatan untuk berkultivasi, namun bukan berarti tidak ada jalan lain. Primordial Origin Body memiliki potensi yang sangat besar, kamu bisa melatih fisikmu untuk bertambah kuat, walaupun itu tidak bisa memaksimalkan potensinya."
Mendengarnya, semangat Fang Tian kembali lagi. Untuk bisa bertahan hidup dan hidup dengan santai seperti impiannya sebelumnya, dia harus bertambah kuat apapun caranya. Hanya orang kuat saja yang bisa bertahan hidup di dunia ini.
Fang Tian menoleh lagi, menangkupkan tangannya kedepan dengan sedikit membungkuk. "Terima kasih senior, aku pasti akan membalas semua kebaikan anda."
Pria tua itu hanya mengangguk kecil, menerima penghormatan Fang Tian.
Sebelum pergi, Fang Tian berbicara lagi. "Oh ya senior, kalau boleh tahu, siapa nama anda?" Tanya Fang Tian dengan sopan.
"Xu Feng, namaku Xu Feng," jawab pria tua itu.
"Xu Feng.... Sekali lagi terima kasih, saya pasti akan membalasnya di masa depan," ucap Fang Tian sedikit membungkuk sebelum akhirnya pergi dari sana.
Fang Tian pergi dengan langkah cepat, semangatnya kembali memuncak.
Di sisi lain, Xu Feng memandang kepergian Fang Tian dengan sedikit kekecewaan. "Aku tidak pernah menduga akan menemukan kontitusi tubuh legendaris di dunia rendah ini. Sayang sekali dia tidak memiliki spiritual root, jika dia memilikinya, aku pasti akan memiliki kesempatan yang lebih cepat untuk membalas dendam pada orang-orang tua itu!...." Gumamnya penuh kebencian.
"Andai saja aku bisa menciptakan spiritual root, tapi itu sangat-sangat mustahil!... Ah biarlah, mungkin ini bukan keberuntunganku," ucap Xu Feng sebelum menghilang dari sana.
***
Hutan Mingyue
Pohon rimbun tumbuh dengan subur, memberikan pemandangan yang menyejukkan. Angin berhembus kencang membuat pepohonan seakan menari. Suara hewan-hewan kecil terdengar begitu nyaring.
Hutan Mingyue berada di bagian barat kota Tianshan, berbatasan dengan gunung Feiyue. Untuk seukuran hutan, ini termasuk kecil dan tergolong biasa saja.
Namun tetap saja, ini tetaplah hutan, banyak hewan buas yang berkeliaran di mana-mana walau tidak terlalu kuat. Tapi itu sudah sangat berbahaya untuk manusia biasa.
Di bagian pinggir hutan, sebuah rumah kecil—lebih tepatnya sebuah gubuk kayu yang agak lusuh, tidak layak tinggal. Seorang pemuda berumur sekitar dua puluh tahun tinggal dengan seadanya.
Pemuda ini tidak lain dan tidak bukan adalah Fang Tian.
Sekarang, dia sedang berlatih keras di bawah senja yang menyelimuti langit. Keringat bercucuran di dahinya, mengalir ke pelipisnya dan menetes ke tanah.
Push up, sit up, pull up dan latihan lainnya dia lakukan untuk memperkuat diri. Sudah banyak yang di laluinya selama ini, membuat dia menyadari betapa lemahnya dia.
Dia mengikuti saran dari Xu Feng untuk memperkuat fisiknya, dengan beginilah dia bisa bertambah kuat, walau tidak bisa di bandingkan dengan orang sudah berkultivasi.
"Hah!.... Hah!... Hah!..." Napasnya berat, menunjukkan betapa besar perjuangannya. Fang Tian merebahkan tubuhnya ke tanah dengan lemas, tidak memiliki energi lagi. Memandangi cakrawala yang indah di tengah kedamaian yang sesaat ini, dia tidak tahu kapan kedamaian ini bisa bertahan.
"Sudah tiga bulan sejak aku tiba di dunia ini, tidak banyak yang berubah dari hidupku," gumamnya sambil bengong. "Tidak bisa berkultivasi, tidak ada sistem, bahkan kakek tua pun tidak ada. Aku bahkan heran bisa hidup selama ini tanpa terjadi sesuatu yang serius."
Matahari tenggelam ke ufuk barat, meredupkan cahaya yang menyinari dunia. Fang Tian bangun dari tanah dan masuk ke dalam gubuk kayu buatannya untuk tinggal.
Selama tiga bulan terakhir, dia tinggal di pinggiran hutan Mingyue. Sesekali dia pergi ke kota Tianshan untuk mencari informasi tambahan atau hanya untuk merasakan interaksi sosial saja.
Walau berbahaya, Fang Tian tidak punya pilihan lain. Dia tidak bisa tinggal di kota, karena tidak memiliki uang sedikitpun dan tidak bisa membayar pajak juga. Terpaksa, dia tinggal di pinggiran hutan Mingyue yang gratis.
Untuk bertahan hidup, Fang Tian makan tanaman-tanaman liar atau hewan-hewan kecil yang tidak berbahaya. Selama ini, tenang-tenang saja, tidak ada hewan yang berbahaya di sekitarnya yang membuat sedikit lebih tenang.
Karena sudah mulai malam, Fang Tian tidur di gubuknya. Udara malam begitu dingin, membuatnya menggigil, giginya saling beradu. Dia hanya bisa mengandalkan dedaunan untuk mengurangi kedinginan.
...***...
Dini hari, suasana hutan Mingyue sangat sunyi, hanya suara hewan-hewan kecil terdengar mengiringi kesunyian. Tiba-tiba, suara langkah kaki pelan terdengar mendekat, langkahnya berat, penuh penekanan.
Tap... Tap... Tap...
Suara langkah kaki semakin keras dan cepat, seolah sedang mendekat dengan cepat. Fang Tian yang masih tidur dengan pulas di dalam gubuknya tidak menyadari hal ini.
Tap.. Tap.. Tap.. Kraak!... Bruak!...
Gubuk Fang Tian hancur berkeping-keping, sedangkan Fang Tian terpental jauh ke belakang hingga menabrak pohon.
Dar!.. Brak!.. Argh!...
Fang Tian berteriak kesakitan sambil membuka perlahan matanya, dia masih belum tahu apa yang sebenarnya terjadi. "Aduh!.. sakit sekali, apa yang terjadi?!.." ucapnya sambil melihat sekeliling yang masih gelap.
Dia berusaha memahami situasi dan bersiaga. Dini hari yang masih gelap mengurangi jarak pandangnya, semakin membuatnya cemas. Cemas kau dek!...dek!..
Suara langkah kaki pelan terdengar lagi, suaranya begitu berat dan semakin keras. Fang Tian mengamati arah datangnya suara dengan penuh kewaspadaan.
Matanya terfokus pada satu tujuan, matanya mulai beradaptasi dengan kegelapan membuat jarak pandangnya semakin jauh.
Setelah mengamati lebih teliti, Fang Tian akhirnya dapat mengetahui siapa yang menyerangnya. Di hadapannya, seekor banteng berwarna merah, semuanya berwarna merah, dari mata, tanduk hingga kulitnya.
Namun, bukan itu saja yang mengejutkan Fang Tian. Ukurannya sangat diluar nalar, tingginya mencapai sekitar dua setengah meter.
Fang Tian menggertakkan giginya, "sialan, apa-apaan itu?!... Apa banteng bisa tumbuh sebesar itu?!.." ucapnya dengan mata terbelalak. "Tunggu sebentar, kek kenal dah, tapi di mana ya," ujarnya sambil berpikir.
Setelah beberapa saat, "hmm... Banteng.... Merah!.... Ah! bukankah ini PD......" Sebelum menyelesaikan kata-katanya, banteng di hadapannya tiba-tiba berlari ke arahnya.
Huf!... Huf!...
Banteng merah menghembuskan napasnya berat, seorang tidak terima dengan perkataan Fang Tian.
Tanpa pikir panjang, Fang Tian segera berlari menjauh. Saat ini, sangat mustahil untuk mengalahkannya. Melukainya bahkan mungkin tidak bisa.
Fang Tian berlari semakin dalam ke hutan secepat mungkin yang dia bisa.
Hah!... Hah!... Hah!...
Tap... Tap... Tap...
Napasnya yang berat dan langkahnya yang cepat berirama. "Woy, jangan ngejar napa. Hari ini aku sangat sial, aku bahkan tidak tahu apa yang telah ku lakukan hingga kamu mengejarku," ujar Fang Tian sambil berlari.
"Hah!... Untung saja selama tiga bulan ini aku melatih tubuhku, jika tidak, pasti aku sudah kelelahan sejak tadi dan mati mengenaskan. Tapi... Aku tidak tahu sampai kapan aku bisa bertahan..."
...***...
Sudah sekitar tiga puluh menit sejak Fang Tian di kejar oleh banteng merah. Dia sudah hampir mencapai batasnya, bisa terjatuh kapan saja.
Hah!... Hah!... Hah!...
Napasnya tersengal-sengal, keringat bercucuran dan menetes ke tanah meninggalkan jejak perjuangan. "Sial, masih tidak menyerah saja!.." ucap Fang Tian kesal.
Staminanya yang sudah terkuras habis, membuat kecepatan larinya berkurang jauh dari sebelumnya. Hal ini mengakibatkan banteng merah yang mengejarnya mulai menyusulnya.
Banteng merah semakin dekat, dan pada akhirnya......
Whush!.... Dar!....
Fang Tian di seruduk hingga tersungkur dan menabrak pohon di depan hingga retak, membentuk pola jaring laba-laba.
"Uhuk!... Sial, sakit sekali," ucap Fang Tian, mengeluarkan seteguk darah dari mulutnya. "Aku harus bagaimana sekarang! Tidak mungkin untuk mengalahkannya." Walau dalam keputusasaan, mata Fang Tian masih memperlihatkan tekad yang kuat untuk bertahan hidup.
Banteng merah berhenti tidak jauh di depan Fang Tian, mata merahnya menatap tajam Fang Tian. Salah satu kaki belakangnya lurus, kemudian menggesek-gesekkan ke tanah, membuat ancang-ancang.
Huf... Huf...
Hidungnya mendengus, bersiap untuk menyerang.
Sementara itu, badan Fang Tian mulai bergetar walau dia tidak menginginkannya. Dia berkeringat dingin dan napasnya berat.
Dalam keputusasaan ini, suara mekanik wanita muncul di kepalanya dan hologram emas muncul di antar muka. Memberikan harapan baginya, waktu yang sudah dia tunggu-tunggu akhirnya datang.
[Ding~ Tuan rumah berhasil di temukan.]
[Mulai mengikat ke jiwa tuan rumah, apakah anda menerima?]
[Ya/Tidak]
Fang Tian segera mengangguk dengan semangat, "ya, terima," ucapnya sambil menekan tombol ya.
[Pilihan di konfirmasi. Pengikatan dimulai.]
[1%....20%.....50%....99%....]
[Ding~ Pengikatan berhasil.]