NovelToon NovelToon
Pendekar Pedang Kelabu 3

Pendekar Pedang Kelabu 3

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Spiritual / Epik Petualangan
Popularitas:19.7k
Nilai: 4.9
Nama Author: YanYan.

Zhang Wei akhirnya memulai petualangannya di Benua Tengah, tanah asing yang penuh misteri dan kekuatan tak terduga. Tanpa sekutu dan tanpa petunjuk, ia harus bertahan di lingkungan yang lebih berbahaya dari sebelumnya.

Dengan tekad membara untuk membangkitkan kembali masternya, Lian Xuhuan, Zhang Wei harus menghadapi musuh-musuh yang jauh lebih kuat, mengungkap rahasia yang tersembunyi di benua ini, dan melewati berbagai ujian hidup dan mati.

Di tempat di mana hukum rimba adalah segalanya, hanya mereka yang benar-benar kuat yang bisa bertahan. Akankah Zhang Wei mampu menaklukkan Benua Tengah dan mencapai puncak dunia?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YanYan., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Arena Pertarungan

Zhang Wei berjalan menyusuri jalanan kota pelabuhan Luoyang, mengamati hiruk-pikuk kehidupan di wilayah tenggara Benua Tengah. Kota ini, yang berada di bawah kekuasaan Kerajaan Luo, adalah pusat perdagangan yang sibuk, dengan kapal-kapal dari berbagai wilayah bersandar di dermaganya. Bangunan-bangunan megah dari batu dan kayu berdiri kokoh di sepanjang jalan utama, dihiasi bendera dan lambang keluarga bangsawan yang menunjukkan status mereka.

Kerajaan Luo sendiri adalah salah satu kekuatan besar di tenggara Benua Tengah, dipimpin oleh Raja Luo Beiming, seorang kultivator tingkat Martial Sovereign bintang 7. Di bawah kepemimpinannya, kerajaan ini berkembang menjadi pusat ekonomi dan militer yang tangguh. Ibukota kerajaan terletak lebih jauh ke pedalaman, dikelilingi pegunungan yang menjadi benteng alami dari ancaman luar.

Pasar kota Luoyang dipenuhi pedagang dari berbagai daerah yang menawarkan barang dagangan unik, mulai dari rempah-rempah, kain sutra, hingga senjata berlapis formasi. Zhang Wei memperhatikan para penjaga kota yang mengenakan baju besi berwarna perak dengan lambang naga air, simbol kebesaran Kerajaan Luo. Disiplin dan keterampilan mereka menunjukkan bahwa tentara kerajaan ini bukanlah pasukan biasa.

Selain itu, ia juga mendengar desas-desus tentang tiga klan besar yang memiliki pengaruh besar di dalam kerajaan: Klan Luo, Klan Xie, dan Klan Han. Klan Luo, sebagai keluarga kerajaan, memiliki kendali penuh atas pemerintahan dan militer. Klan Xie dikenal sebagai penguasa keuangan yang mengendalikan sebagian besar perdagangan, sementara Klan Han memiliki banyak ahli formasi dan alkimiawan berbakat yang mendukung perkembangan teknik dan pengobatan di kerajaan ini.

Sambil berjalan, Zhang Wei memperhatikan berbagai pengumuman yang ditempel di dinding kota. Salah satu yang menarik perhatiannya adalah seleksi masuk akademi kerajaan yang akan segera diadakan. Akademi ini dikenal sebagai tempat pelatihan bagi para calon pejabat dan ahli bela diri, serta menjadi jalur cepat untuk mendapatkan pengaruh di dalam kerajaan. Namun, Zhang Wei tahu bahwa berbaur di dalam lingkungan semacam itu bisa berarti menarik perhatian yang tidak diinginkan.

Sementara itu, di sudut kota, para petarung dan tentara bayaran sering berkumpul di arena pertarungan, tempat di mana mereka bisa mengasah kemampuan dan bertaruh demi keuntungan besar. Zhang Wei mempertimbangkan apakah akan menyelidiki tempat itu untuk mendapatkan informasi lebih lanjut atau mencari cara lain untuk memahami lebih dalam situasi di Kerajaan Luo tanpa menimbulkan kecurigaan.

Dengan semakin banyaknya informasi yang ia dapatkan, Zhang Wei mulai menyusun langkah berikutnya di tanah yang belum pernah ia jejaki sebelumnya.

***

Zhang Wei berjalan melewati jalanan berbatu kota pelabuhan Luoyang, mengamati keramaian yang berbeda dari apa yang biasa ia lihat di benua Timur. Di sepanjang jalan, berbagai pedagang meneriakkan dagangan mereka, menjajakan ramuan, senjata, dan benda-benda eksotis yang mungkin hanya bisa ditemukan di Benua Tengah. Namun, pikirannya melayang pada sesuatu yang lain.

"Hah… ternyata hidup tanpa pak tua menyebalkan itu terasa sedikit membosankan," gumamnya pelan, hampir tidak percaya bahwa ia benar-benar merindukan ejekan dan komentar sarkastik dari Lian Xuhuan.

Setelah beberapa saat berjalan tanpa tujuan, ia mendengar seseorang menyebut tentang arena pertarungan yang terkenal di kota ini. Tempat di mana para petualang dan kultivator saling menguji kemampuan mereka, menyelesaikan konflik, atau sekadar mencari hiburan dengan bertaruh. Penasaran, Zhang Wei memutuskan untuk pergi ke sana.

Arena pertarungan itu ternyata lebih besar dari perkiraannya. Bangunan utama berbentuk melingkar, dengan tribun yang dipenuhi oleh penonton dari berbagai kalangan. Ada kursi-kursi khusus di bagian atas yang diperuntukkan bagi para tamu kehormatan, sementara bagian bawah dipadati oleh para penjudi, petarung, dan orang-orang yang sekadar ingin menonton pertempuran.

Zhang Wei duduk di salah satu sudut, mengamati pertarungan yang sedang berlangsung. Dua orang kultivator bertarung sengit di atas panggung batu, masing-masing mengeluarkan jurus mereka dengan kecepatan dan kekuatan yang cukup mengesankan. Namun, bagi Zhang Wei, pertempuran itu masih terasa biasa saja. Keduanya berada di ranah Martial King, level yang baginya sudah tidak lagi menarik.

Ia terus memperhatikan beberapa pertarungan berikutnya, mencoba memahami pola dan karakteristik para petarung dari Benua Tengah. Dari cara mereka bergerak, teknik yang mereka gunakan, hingga reaksi penonton terhadap setiap serangan yang dilemparkan. Zhang Wei mulai menyadari bahwa meskipun ada banyak kultivator kuat di sini, rata-rata kekuatan mereka masih belum terlalu jauh berbeda dibandingkan dengan para petarung di Benua Timur.

Namun, ada sesuatu yang menarik perhatiannya. Seorang pria bertopeng yang duduk di area tamu kehormatan. Zhang Wei bisa merasakan tekanan samar yang berasal darinya, menunjukkan bahwa orang itu jelas bukan orang biasa. Ia berpura-pura tetap santai, tetapi sesungguhnya kini lebih waspada.

"Sepertinya aku harus lebih berhati-hati di tempat ini," pikirnya dalam hati, sambil terus mengamati perkembangan situasi di arena pertarungan itu.

Di tengah hiruk-pikuk arena, suasana semakin memanas ketika seorang pria bertubuh besar dengan rambut abu-abu panjang menaiki panggung pertarungan. Sorakan menggema dari seluruh penjuru tribun, meneriakkan namanya dengan penuh semangat.

"Huang Jitao! Huang Jitao!"

Dia adalah petarung tak terkalahkan di arena ini. Dengan rekor 114 kemenangan tanpa satu pun kekalahan, dia sudah menjadi legenda bagi para penjudi yang ingin mengeruk keuntungan dengan bertaruh pada kemenangan mudahnya. Dengan kultivasi di ranah Martial King puncak, tak ada satu pun yang berhasil mengalahkannya di ranah yang sama.

Huang Jitao berdiri tegap di atas arena, kedua tangannya terlipat di depan dada sambil menyapu pandangan ke arah penonton. Raut wajahnya penuh percaya diri, seolah kemenangan sudah menjadi bagian dari dirinya.

"Siapa lagi yang berani menantangku?" suaranya menggema ke seluruh penjuru arena.

Para penjudi sudah mulai menyiapkan taruhan mereka, sementara banyak petarung lain memilih untuk tetap diam, sadar bahwa melawannya hanya akan menjadi kekalahan yang sia-sia.

Namun, kali ini ada yang berbeda. Dari sudut arena, seseorang akhirnya naik ke panggung. Siluetnya ramping namun tegap, dengan langkah yang tenang dan penuh keyakinan.

Arena yang tadinya bising mendadak sunyi beberapa saat sebelum akhirnya meledak dalam bisikan-bisikan penasaran.

"Siapa dia?"

"Berani sekali menantang Huang Jitao!"

"Dia pasti akan kalah dalam waktu kurang dari sepuluh jurus!"

Mata Huang Jitao menyipit, menilai lawannya yang baru saja muncul. Namun, dia hanya menyeringai.

"Baiklah... mari kita lihat berapa lama kau bisa bertahan."

1
rinaris$
mantap👍👍👍👍👍 cerita yang sangat bikin penasaran aja🧐🧐🧐
rinaris$
gassspolll Thor 👍👍👍👍👍
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Yeaaah
Agus Rahmat
setelah sekian lama digodok dalam kawah candradimuka episode kali ini benar benar luar biasa.danlebih mantap lagi up up yang banyak
Penikmat buku
mulai jalan perlahan neh... masih padat merayap kayaknya
Dianrp
up up.up.up
up
saniscara patriawuha.
lanjutttkannn manggg otorrrrrr....
rinaris$
gasss lanjut updatenya👌
Khairuddin PBBA
terima kasih atas karyanya Thor YanYan.
ditunggu story line berikutnya.
Bravo!
Khairuddin PBBA
Luar biasa
Penikmat buku
macet total ya..
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Menggiurkan
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Alurnya seru..
Muantebz
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Muantebz
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Yeaaah
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Pasti bandit Rocky Gerung 😂😂😂
Dunkz Dunkz
up up tor
Wak Jon
Keren..
Wak Jon
Hehehe.....
Wak Jon
🌟👍👍👍👍👍👍👍👍👍🌟
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!