KISAH MEREKA YANG LUAR BIASA

.

Dengan perlahan Brian membuka kedua matanya, pemandangan pertama yang ia lihat adalah birunya langit. Sejenak ia terdiam dan mengingat kejadian yang ia alami sebelumnya, setelah ingat, Brian langsung bangun dengan kedua matanya terbelalak. Dalam duduknya ia melihat sekelilingnya untuk memastikan kalau dirinya masih di tempat yang sama sebelumnya.

"Hah, aku masih disini ternyata." gumamnya setelah melihat gerobak kayunya masih di dekatnya meskipun keadaannya sudah terbalik dan terlihat sudah sangat rusak keropos.

Brian mengerut dahinya. "Gimana ceritanya gerobaknya jadi keropos begini ?"

Sangat tak biasa, karena bisa-bisa gerobak yang ia bawa kemarin sudah dalam keadaan keropos akibat ulah rayap. Tak ingin diam saja, ia segera bangkit berdiri dan berjalan ke tempat dimana benda jatuh dari langit yang ia lihat kemarin.

"Tidak ada ?" gumamnya bertanya-tanya setelah melihat tengah-tengah luang tempat dimana benda aneh itu terjatuh dari langit.

"Padahal aku sudah sangat yakin kalau benda itu ada di tengah lubang ini." tambahnya setelah berjalan mendekat ke tengah-tengah.

Karena sudah ditemukan setelah Brian mencarinya kesana kemari, akhirnya ia memilih untuk pergi saja dari tempat ini dan meninggalkan gerobak kayunya yang menurutnya sudah tak layak dibawa. Setelah berjalan beberapa saat, ia terdiam dan melihat sekelilingnya, ia pun baru menyadari sesuatu yang aneh semenjak awal ia sadar membuka mata tadi.

"Ada apa dengan tempat ini, kenapa bisa hutannya jadi lebih lebat ?" gumamnya bertanya-tanya lagi dalam kepalanya.

Tak ingin berdiam terus, Brian lekas berlari keluar dari hutan. Setelah beberapa saat ia berlari, akhirnya ia keluar dari hutan, dan seketika kedua matanya terbelalak karena terkejut setelah melihat apa yang ia lihat saat ini.

"Sebenarnya apa yang sudah terjadi ?" ucapnya bertanya dengan suara yang cukup keras.

Pemandangan yang Brian lihat saat ini adalah sebuah pemandangan desa asing yang setahunya tidak ada. Karena setahunya masih lahan luas dan kosong, dan juga masih termasuk wilayah tuan yang ia layani. Dari jaraknya yang mungkin cukup jauh karena dirinya berada di puncak bukit yang cukup tinggi, bahwa pedesaan yang ia lihat saat ibu sangat luas, dan berbeda dengan sebelumnya, padahal belum seluas sekarang.

Rasa penasarannya semakin tinggi, ia segera turun kebawah dengan berlari, dalam hatinya berharap bahwa orang-orang yang ia kenal termasuk kedua orang tuannya dalam keadaan baik-baik saja. Setelah saat berlari, ia pun berhenti dengan tatapan tak percaya, karena tempat yang seharusnya masih lahan yang kosong kini sudah berisikan banyak bangunan dan dihuni oleh banyaknya orang, lalu ia berjalan kaki memasuki desa.

Brian berjalan sambil melihat sekelilingnya, dari ekspresinya saja menandakan bahwa dirinya seperti orang yang baru saja melihat sesuatu yang tak biasa. Banyak orang desa yang sedang bercocok tanam bertani dan berternak, bahkan sebagian dari banyaknya dari mereka memandangi Brian di sela-sela kegiatan mereka.

"Brian...??"

Tiba-tiba indra pendengaran pemuda itu menangkap suara berat dengan memanggil namanya dan itu membuatnya menghentikan langkah kedua kakinya. Brian langsung menoleh ke sumber suara itu dan kedua matanya langsung menangkap sosok pria dewasa yang mungkin umurnya sudah 50an.

"Anda siapa ya tuan ?" ucapnya bertanya dengan sopan, karena pria tua itu memakai pakaian berkelas, bisa dikatakan bahwa sosok orang ini adalah Bangsawan.

Pria tua itu berjalan cepat mendekati Brian. Ketika sudah di dekatnya dia langsung memegang kedua pundak pemuda ini. "Brian, kau masih hidup ?" tanyanya dengan ekspresi senang.

Brian mengerut dahinya. "Iyaaa, aku memang masih hidup, dan anda siapa tuan ?"

Pria itu menarik kedua tangannya. "Astaga, kau sudah lupa denganku, ini aku Albert, temanmu."

"Hah ? Albert ?" sahut Brian dengan ekspresi terkejutnya.

Ia sangat paham siapa Albert, karena nama itu adalah sosok putra dari tuan yang mempekerjakan dirinya dan yang suka menganggap dirinya sebagai temannya. Dan sekarang sosok Albert yang ia kenal sudah sangat berbeda, karena sosok Albert ini terlihat sudah tua.

"Iya, ini aku Albert, selama ini kau kemana saja ?" tanyanya pria itu, lalu dia menampilkan ekspresi aneh. "Dan kenapa kau masih terlihat sangat muda ?" tambahnya.

"Tuan muda ? Eh maksud saya anda Albert Abelard ? Putra dari tuan Aiden Abelard ?" kata Brian bertanya untuk memastikan.

"Iya, aku Albert yang selama ini kau kenal. Hey, jawab pertanyaanku selama ini kau kemana ?" balas pria tua yang mengaku dirinya adalah Albert.

"Apa maksudnya ? Aku tidak pergi kemana-mana, aku cuma pergi mencari rumput dan jerami, seperti biasanya." jawab Brian dengan perasaan kebingungan yang tinggi.

Albert terkejut mendengarnya. "Cuma mencari makanan kuda ? Selama 30 tahunan ini kamu pergi cuma mencari makanan kuda ? Kalau bercanda itu ada batasnya, Brian....!!!"

"Aku tidak bercanda...!!" balasnya pemuda itu dengan perasaan tidak terima, lalu ia merasakan suatu yang tak biasa setelah mendengar perkataan pria itu barusan. "Eh..., 30 tahunan ? Apa maksudnya ?" tanyanya dengan kedua matanya melebar disertai perasaan terkejut.

"Ada apa denganmu ? Ini sudah 30 tahun kau pergi dan tak ada kabar ?" balas Albert dengan herannya kepada Brian dan menatapnya dengan serius.

Brian terkekeh mendengarnya. "Tak ada kabar ? Justru aku yang kebingungan, karena ketika aku bangun dan membuka mataku, semua sudah berubah." balasnya dan ia juga menatap pria itu dengan serius.

Sejenak mereka terdiam dan saling memandang, dan juga di dalam pikiran mereka sedang menyusun keanehan yang sudah terjadi dari pembicaraan mereka berdua. Dengan bersamaan, pandangan mereka tak jadi serius lagi, dan mereka berkedip-kedipkan kedua matanya.

Albert bersuara lebih dulu. "Kejadian terakhir apa yang kau ingat sebelumnya ?" tanyanya.

"Sebuah benda aneh jatuh dari langit." jawab Brian dengan pelan.

Mereka terdiam lagi, lalu beberapa saat kemudian, mereka pun tersadar dan saling menatap dengan kedua mata mereka yang melebar. Karena tak ingin jadi pusat perhatian warga desa, mereka segera mencari tempat yang aman. Selama perjalanan mereka tak berbicara apa-apa, tetapi mereka masih jadi pusat perhatian warga desa, secara Albert adalah Bangsawan dan udah jadi tuan tanah mereka, terlebih lagi dia berjalan dengan pemuda asing yang ak lain Brian itu sendiri.

Kini mereka berada di kediaman Albert, lebih tepatnya berada ruang tamu rumahnya. Sempat juga Brian merasa banyak sekali perubahan saat baru sampai.

Tanpa basa basi lagi, Brian langsung melempar pertanyaan ketika baru saja dirinya dan Albert duduk di sofa. "Ini sudah tahun keberapa ?"

"Tahun 992." sahut Albert memberi jawaban dengan cepat. "Tahun ke-962 adalah kejadian hilangnya dirimu bersamaan jatuhnya benda asing dari langit." tambahnya.

"Ini hanya kesimpulanku saja, apa mungkin saja kau tertidur selama 30 tahun ?" tambahnya lagi Albert bertanya.

Brian yang langsung paham, tapi ia masih meragukannya. "Tidak mungkin, jika ini sudah lewat 30 tahun, apa sudah terjadi selama ini ?" tanyanya.

"Selama kau hilang tak ada kabar, memang ada kejadian luar biasa, sampai-sampai menimbulkan kekacauan yang tak biasa." jawab Albert, lalu ia mulai menceritakan semuanya.

.

.

.

.

.

.

Bersambung.....