NovelToon NovelToon
Dendam Dibalik Cinta Mu

Dendam Dibalik Cinta Mu

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / CEO / Selingkuh / Pernikahan Kilat
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Miutami Rindu

Kepercayaan adalah tonggak dari sebuah hubungan. Mempercayai seseorang bukanlah kesalahan, namun mempercayai seseorang yang baru kita kenal itulah yang bisa menjadi sebuah kesalahan. Dan.. Inilah yang terjadi pada Nadien, hidupnya yang damai seketika berubah menjadi penuh tekanan dan rasa sakit. Jiwa dan raganya disakiti terus menerus oleh pria yang ia cintai, pria yang mulut nya berkata Cinta. Namun, terdapat dendam di balik itu semua.

Akankah Nadien mampu melewati ujian hidupnya dan membuat pria tersebut mencintainya? Ataukah, memilih menyerah dan pergi meninggalkan pria yang selama ini telah menyakitinya?

Penasaran..? Cuss langsung baca ceritanya, di cerita baru Author Dendam Dibalik Cinta Mu by. Miutami Rindu🤗

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miutami Rindu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tempat Berbeda

Nadien nampak berpikir, memikirkan siapa orang yang pria ini maksud. Namun, Nadien tidak bisa menemukan siapa orang yang pria ini bicarakan.

Merasa tidak bisa menahan emosinya lagi, pria itu beranjak dari duduknya. Rasanya ia ingin sekali membunuh wanita di depan nya ini sekarang, tapi bukan itu yang ia mau. Ia ingin membuatnya menderita terlebih dahulu dan membiarkan wanita ini mati secara perlahan sama hal nya seperti-- DIA !

"Kenapa? Apa kau melupakan nya?" Pria itu tersenyum smirk, "Percuma bicara dengan orang tidak tau diri seperti mu. Kau hanya bisa memanfaatkan seseorang untuk tujuan mu saja, setelah itu kau buang dia dan melupakan nya dengan mudah."

Nadien benar-benar tidak tau siapa dia, karna orang ini tak menyebutkan namanya. Bagaimana bisa Nadien mengingat semua orang yang pernah ada di hidupnya selama ini? Sedangkan Nadien memiliki banyak teman dari mulai ia SD, SMP, SMA hingga kuliah.

"Aku tidak tau siapa yang kau bicarakan. Tapi, katakan siapa nama nya?" Seru Nadien saat orang itu hendak pergi.

Mendengar pertanyaan itu, membuat darahnya mendidih, jantung nya berdetak dengan sangat kencang. Emosinya tiba-tiba saja berubah, ia menatap Nadien dengan tatapan membunuh.

"Siksa dia dan jangan kalian beri dia makan. Berikan dia minum sekali saja dalam sehari, aku ingin membuatnya menderita. Dia harus tetap hidup dengan penderitaan yang sama ! " Perintah nya dengan penuh dendam.

Setelah mengatakan semuanya orang tersebut pergi, menyisakan pertanyaan besar di hati Nadien.

"Tunggu--"

Brakk!!

Suara pintu yang tertutup dengan keras. Hari demi hari Nadien habis kan dalam kesengsaraan, tubuh Nadien sudah sangat tak berdaya. Tapi, Nadien mencoba untuk bertahan. Ia ingin pergi dari tempat ini, beberapa hari ini Nadien dak diberikan makan oleh mereka dan hanya di beri minum satu kali saja dalam sehari, seperti apa yang di perintahkan orang itu beberapa waktu yang lalu.

Nadien juga sudah berusaha membuat rencana untuk bisa kabur dari sini, setelah ia meminta untuk ke kamar mandi. Nadien selalu mencari cela untuk kabur, diam-diam Nadien merancang rencana nya sendiri. Gadis itu sangat pintar, tentu hanya untuk membuat rencana saja bukan hal sulit bagi Nadien.

Setelah di rasa rencana nya matang gadis itu bersiap melakukan nya. Malam ini orang-orang yang menjaga Nadien sudah terlelap, tangan gadis itu mengeluarkan pecahan kaca yang ia temukan di luar, saat ia pura-pura untuk buang air.

Nadien berusaha membuka nya, dengan sabar gadis itu terus menggesekkan nya pada tali yang di ikat di pergelangan tangan nya. Keringat mulai bercucuran di keningnya, Nadien berdoa dalam hati berharap rencana nya kabur malam ini berhasil.

Sekian lama Nadien berusaha, akhirnya tali itu terlepas. Nadien merasa bahagia, dengan gerakan pelan Nadien melepas tali tersebut. Berhasil, Nadien menatap telapak tangan nya yang terbebas.

Buru-buru ia membuka lakban di mulutnya, kondisi gadis malang itu sudah tak secantik di awal. Penampilan nya berantakan, rambutnya acak-acakan, wajahnya penuh lebam dan luka. Bahkan tubuhnya sangat kurus, karna Nadien hanya di beri makan satu kali sehari itu pun hanya satu buah roti.

Mereka selalu menyiksanya setiap hari tanpa belas kasih, tapi ini bukan saat nya meratapi nasib. Nadien harus kabur dari sini sebelum mereka bangun.

Terakhir, Nadien melepas ikatan di kakinya. Gadis itu tersenyum haru, akhirnya ia terbebas dari ikatan-ikatan yang membelenggunya beberapa bulan ini. Nadien menutup mulutnya, berusaha untuk tak menimbulkan suara. Melihat sekitar dengan hati-hati ia mendekati satu orang yang memegang kunci. Dengan gerakan hati-hati dan sangat pelan, Nadien mengambil kunci yang tersemat di saku celana orang itu.

Setelah mabuk sepertinya membuat orang-orang itu tertidur sangat lelap, setelah kunci berada di tangan Nadien orang itu berguman terusik dari tidurnya. Nadien sampai menahan nafas, takut jika orang itu bangun tapi ternyata orang itu kembali tidur.

Nadien menghela nafas lega, ia beranjak pergi. Namun saat ia keluar dari ruangan tersebut pintunya tertutup sendiri sehingga menimbulka suara yang cukup keras.

Nadien terkejut, sesaat tubuhnya mematung. Sedetik kemudian ia berbalik dan langsung berlari ke arah pintu masuk. Nadien mencoba membuka kunci tapi ternyata kuncinya itu tidak bisa masuk, karna tangan Nadien yang gemetar.

Salah satu dari mereka terperanjat mendengar dentuman pintu, ia menoleh pada kursi yang sudah kosong itu.

"Bangun, bangun. Cepat bangun!" Orang itu menepuk-nepuk bahu dan kaki teman nya.

Kedua orang itupun terusik dan membuka matanya, "Lihat. Wanita itu kabur," ucapnya.

"Kejar dia cepat ! " Bentak bos nya itu.

Nadien semakin panik, 'Klekk' gembok itu akhirnya terbuka. Bertepatan dengan itu mereka ke luar dari tempat di mana Nadien di tahan.

"Hey, MAU KEMANA KAMU?!" Teriak dari arah belakang.

Nadien menoleh, ia tersentak melihat para penjahat itu bangun. Bergegas Nadien membuka pintu tersebut dan lari keluar.

"Kenapa kalian diam? Cepat kejar diaa..!" Ucapnya kesal karna anak buahnya hanya melihat kepergian Nadien.

Kakinya terus berlari tanpa melihat ke belakang, Nadien mencoba untuk lepas dari mereka. Langkahnya terseok, sadar jika ia tak menggunakan alas kaki di tambah tubuhnya yang lemah membuat nya berjuang dengan sisa-sisa tenaganya.

Suara guntur yang bergema di langit membuat gadis itu ketakutan setengah mati.

Di tempat berbeda, kepala Nadien terus bergerak gelisah, keringat memenuhi keningnya. Tiba-tiba sepasang mata terbuka lebar, nafas nya tersenggal tak beraturan. Namun, gadis itu berusaha menenangkan dirinya sendiri.

Kini gadis itu mulai tenang, ia tersadar begitu melihat ruangan yang tak ia kenali. Pandangan nya menyapu sekeliling, keningnya mengerut menyadari jika ia berada di ruangan yang berbeda dari ruangan saat ia pertama kali membuka matanya.

Tak ada Konsentrator oksigen dan infus, di wajah dan tangan nya. Nadien menoleh kesamping dan ia juga tidak melihat peralatan rumah sakit lain nya. Nadien tersentak kaget saat ia menyadari jika ia tidur di ranjang besar nan empuk.

"Dimana ini?" Gumam Nadien kebingungan.

Kamar dengan nuansa biru muda dan juga sangat luas ini begitu rapi dan bersih. Nadien beringsut bangun, tubuh nya sudah lebih baik sekarang tak ada sakit-sakit lagi.

Gadis itu menurunkan kedua kakinya, beranjak berdiri. Tujuan nya saat ini adalah sebuah cermin panjang, Nadien menatap dirinya di pantulan cermin. Kini sudah tidak ada luka dan lebam lagi di wajah nya, Nadien berbalik mengedar pandangan nya ke sekeliling ruangan ini.

Seorang wanita paru baya membuka pintu kamar, ia terkejut melihat wanita yang sudah lama terbaring tak berdaya kini berada di hadapan nya sambil berdiri.

"Masyaallah.. Non sudah bangun?" Pekik wanita paru baya itu.

Nadien berbalik, menatap wanita di depan nya datar. Sedang wanita di depan nya menatap Nadien dengan senyum merekah.

Baru saja Nadien ingin bertanya, wanita itu sudah lebih dulu pergi. Wanita itu berlari tergopoh-gopoh menghampiri pria yang sedang menelpon membelakanginya.

"Mas Ken.." Panggil wanita itu antusias.

Pria itu berbalik, "Nanti saya hubungi lagi." Ucapnya pada seseorang di sebrang telpon, kemudian mematikan sambungan telpon nya.

"Kenapa Bi ?" Tanya Pria tampan itu.

"Maaf Mas, Bibi ganggu."

"Tidak papa. Apa ada masalah?"

"Tidak Mas. Itu Non--" Bibi itu menghentikan ucapan nya, pasalnya ia tidak tau nama gadis di yang selama ini ia rawat itu.

"Bi..?"

"Ahh iya Mas Ken maaf. Itu Mas, gadis yang kalian bawa sudah sadar." Seru wanita paru baya itu berbinar.

Raut wajah pria itu seketika berubah, ia menatap kamar yang di dalam nya ada Nadien. Tanpa bicara, pria tampan itu melangkah dengan langkah lebar nya.

Nadien yang saat ini duduk di tepi kasur dengan wajah menunduk terkejut saat seorang pria masuk ke kamar nya. Karna trauma atas kejadian yang menimpanya membuat Nadien menjadi waspada, gadis itu beringsut mundur ketakutan.

"Si-siapa kamu?" Kata Nadien gemetar.

Pria itu semakin mendekat, "BERHENTI. JANGAN MENDEKAT ! MENJAUH DARI KU ! " Teriak Nadien histeris.

"Hey tenang.. Saya--"

"Berhenti aku bilang. PERGII !! " Menyorot pria itu tajam.

"Kenapa Mas?" Ucap wanita paru baya tersebut, terkejut mendengar teriakan Nadien.

"Saya tidak tau Bi." Jawabnya tanpa mengalihkan pandangan nya dari Nadien.

Wanita itu berjalan mendekati Nadien, "Non tenang Non." Ujar Bibi berusaha menenangkan Nadien yang histeris, ketakutan.

"Tolong saya. Saya takut, suruh dia pergi.." Ucap Nadien pilu, air matanya mengalir deras.

"Mas Ken tidak akan berbuat jahat sama Non," Nadien menatap wanita di samping nya, "tenanglah.." Lanjutnya memeluk Nadien.

"A-aku takut.." Ucap nya terisak.

"Tidak papa, ada saya di sini." Mengusap lembut punggung Nadien.

Di rasa lebih tenang, wanita itu melepaskan pelukan nya. Nadien menatap pria yang masih berdiri di tempatnya itu ragu.

"Jangan takut. Saya tidak akan menyakitimu," ujar pria itu menatap Nadien teduh.

"Ka-kamu siapa?" Tanya Nadien hati-hati, tangan nya masih memeluk wanita di sampingnya.

"Saya Kendrik. Saat ini kamu berada di rumah bos saya dan kami yang selama ini menjaga kamu disini," terang Kendrik lugas.

Nadien bergeming, ia masih bingung pasalnya ia yakin waktu itu ia berada di rumah sakit. Lalu kenapa sekarang bisa ada di rumah ini?

"Iya Non, Tuan dan Mas Ken yang membawa anda kesini." Timpal wanita di samping Nadien.

Kendrik menatap datar, Nadien mengalihkan pandangan nya lagi.

"Ka-kamu yang menolong saya?" Ucapnya lirih.

Pria itu tersenyum samar, "Lebih tepatnya bos saya."

"Siapa bos kamu itu, dan dimana dia sekarang?" Pasalnya Nadien tak melihat orang lain selain Kendrik.

"Bos berada di luar kota sekarang. Sebaiknya kamu istirahat saja, kamu baru saja pulih bukan?" Tukasnya seolah mengalihkan pembicaraan.

Pria itu hendak pergi, "Tunggu ! Ada sesuatu yang ingin ku tanyakan," cegah Nadien.

"Baik katakan."

Walau ragu tapi Nadien harus mengatakan nya, "Kenapa aku bisa ada di sini? Waktu itu, aku pernah sadar dan saat itu aku berada di rumah sakit, lalu kenapa sekarang aku berada di tempat ini?" Ucap Nadien yang mulai tenang, menatap pria tampan itu dengan penuh tanda tanya.

1
Trisna Yati
Oalah....gantung critanya
Trisna Yati
aduuuhh thor critanya bikin penasaran bgt, dn GK bisa di tebak
Miutami Rindu: 🥰
Ikutin terus sampe akhir ya, karna ceritanya akan semakin seru dan menegangkan🤫
total 1 replies
Trisna Yati
critanya menarik dn seru
Trisna Yati
mampir thor,,,dri awal critanya udah menegangkan dn seru
Miutami Rindu: Makasih udah mampir🤗 Semoga bisa terus dukung Author dan ngikutin cerita nya sampe akhir🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!