"Ibumu pembunuh!"teriak Amanda.Dadanya bergemuruh.Emosinya berkobar-kobar melihat sang putri kecilnya kini meregang nyawa karena ulah mertuanya.
"Kamu mengatakan ibuku seorang pembunuh?Dia itu mertuamu!Yang berarti ibumu juga Amanda!"teriak Richard tak mau kalah.Ia tak mau ibunya dituduh sebagai pelenyap nyawa putrinya.
Amanda,seorang istri yang harus mencari nafkah karena suaminya , Richard tak mau bekerja setelah dipecat dari tempatnya bekerja.Ia harus mengasuh putrinya yang masih berusia dua bulan,namun tanpa sepengetahuan Amanda,ibu mertuanya memberikan makanan yang belum boleh dikonsumsi oleh bayi , hingga sang anak meninggal dunia.
Bagaimana kelanjutan kisahnya?Ikuti terus yuk kisah mereka🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Diandra Deanova, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 33
"Jelas kami tahu.Kalian orang yang tidak pantas tinggal di sini."ujar perempuan tetangga kos Richard.
"Aku tidak ingin berkelahi dengan tetangga lagi.Aku pun sudah capek untuk mencari tempat tinggal lain."gumam Richard.Karena di luar pun,ia tak merasa tenang.Richard pun masuk kembali ke dalam kosan.
"Kami akan pindah ke rumah Arin dan Wira yang baru.Kalian urus saja perceraian Wira dan anakmu itu,agar dia tidak mengganggu rumah tangga anakku."tukas Bu Ratna tanpa malu.
Bu Iren menatap Bu Ratna dengan lekat."Ya memang,anakku akan bercerai dengan Wira dan tentu saja kami akan menyerahkannya pada kalian."ujar Bu Iren.
Ponsel salah satu perempuan muda disitu berdering."Oh,mereka sudah menuju ke sini."Percakapan mereka terdengar sampai ke telinga Richard.
"Baik.Kami akan menunggu di sini."Panggilan pun berakhir.Perempuan itu menyimpan kembali ponselnya di tas dan memanggil Bu Ratna keluar.Masih terlihat banyak orang yang berada di depan kos Richard.
Terlihat kedua perempuan muda tersebut berdiri dan melipat kedua tangannya di dada.Ada mobil berhenti di depan kos.Arin turun bersama seorang laki-laki yang langsung menunduk ketika berhadapan dengan Bu Iren."Mami."
"Wah.Habis belanja ya."tanya Bu Iren kepada lelaki itu.
"Mas."Mbak Arin langsung menggandeng lengan lelaki itu.
"Oh,jadi ini?Kamu suka sama wanita modelan seperti ini?"Wira nampak salah tingkah.
"Mi,ini semua hanya salah paham.Tolong Mami jangan salah sangka."ucap Wira sambil melepaskan genggaman tangan Arin.
"Mas,sudah waktunya mereka tahu kalau aku adalah kekasihmu.Kamu sudah janji mau menikahiku.
Jangan bilang kamu lupa dengan itu Mas?"Arin terus berusaha menggandeng tangan Wira,namun ditepis.
"Dia Mbak Arin."tukas Richard yang membuat kakaknya langsung menoleh dengan tatapan nyalang.
"Mi,tolong jangan beritahu Anna.Aku janji akan meninggalkan Arin."ucap Wira sambil bersimpuh di depan mertuanya itu.
"Nak Wira,berhenti seperti itu.Kamu dan Arin pasangan yang sangat cocok."ucap Bu Ratna menyambung.
"Cocok apanya?Aku tidak mau dan tidak sudi mempunyai seorang menantu pelacur!"teriak seseorang lagi dari arah samping.Kami semua menoleh,Wira langsung bangun dari simpuhnya."Mama?"ucap Wira.
"Iya.Aku mamamu."tukas perempuan yang baru saja datang."Berarti ini adalah mamanya Wira?"gumam Richard.Ia memijat pelipisnya.Kepalanya rasanya mau pecah.
"Kamu selingkuhi menantu perempuanku,itu artinya kamu keluar dari daftar warisan.Dan satu lagi,aku yang akan mengurus perceraian kalian."
"Rumah itu awalnya ku berikan pada Anna sebagai hadiah.Itu berarti,kamu harus keluar dari rumah itu dan hanya membawa pakaian saja."
"Jangan berharap kamu bisa bekerja lagi di perusahaan papamu lagi,karena mulai sekarang kamu di pecat."
"Juga mobil ini,akan disita."tukas Mamanya Wira sambil menunjuk wajah putranya.
"Ma,nggak bisa gitu dong.Aku nggak mau!"Wira langsung mendekati mamanya.
"Tidak ada penolakan.Mama sudah mengatakan dari awal,jangan sampai ada yang namanya perselingkuhan dalam rumah tanggamu.Kamu pikir mama sedang main-main?Mama serius melakukannya.Ini sama halnya dengan kamu memiskinkan dirimu sendiri."ujar Mamanya Wira lagi.
Wira terlihat frustasi.
"Dan kamu perempuan jalang.Jangan pernah kamu berfikir akan menjadi menantuku dan menjadi seorang nyonya.Perempuan sepertimu sangat tidak layak untuk masuk dalam keluarga Wirawan.Jadi kalau kamu mau sama Wira,silahkan ambil dirinya"
"Satu lagi,jangan berharap bisa datang dan masuk ke dalam rumah kami."mamanya Wira menunjuk-nunjuk Arin.
"Nggak bisa dong Tante.Aku sedang mengandung anak dari mas Wira!"teriak Arin.
Bersambung..