NovelToon NovelToon
Dan Akhirnya Aku Pergi

Dan Akhirnya Aku Pergi

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Identitas Tersembunyi / Penyesalan Suami / Cinta Lansia
Popularitas:43.4k
Nilai: 5
Nama Author: Yulianti Azis

Sofia Amara, wanita dewasa berusia 48 tahun yang hanya dipandang sebelah mata oleh suami dan anak-anaknya hanya karena dirinya seorang ibu rumah tangga.

Tepat di hari pernikahan dirinya dan Robin sang suami yang ke-22 tahun. Sofia menemukan fakta jika sang suami telah mendua selama puluhan tahun, bahkan anak-anaknya juga lebih memilih wanita selingkuhan sang ayah.

Tanpa berbalik lagi, Sofia akhirnya pergi dan membuktikan jika dirinya bisa sukses di usianya yang sudah senja.

Di saat Sofia mencoba bangkit, dirinya bertemu Riven Vex, CEO terkemuka. Seorang pria paruh baya yang merupakan masa lalu Sofia dan pertemuan itu membuka sebuah rahasia masa lalu.

Yuk silahkan baca! Yang tidak suka, tidak perlu memberikan rating buruk

INGAT! DOSA DITANGGUNG MASING-MASING JIKA MEMBERIKAN RATING BURUK TANPA ALASAN.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yulianti Azis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

DAAP 3

Malam itu, Robin, Reno, dan Mikaila akhirnya tiba di rumah setelah seharian bersenang-senang bersama Vanessa. Mereka memasuki ruang tamu dengan tawa kecil, masih terbawa suasana bahagia dari perjalanan mereka.

Namun, ada sesuatu yang terasa berbeda.

Biasanya, setiap kali mereka pulang, Sofia akan duduk di sofa ruang tamu, menunggu mereka meskipun sudah larut malam. Wanita itu selalu siap dengan segelas air hangat untuk Robin, memastikan anak-anaknya pulang dengan selamat, dan menanyakan bagaimana hari mereka.

Tapi malam ini, Sofia tidak ada.

Ruangan terasa lebih sepi, lebih dingin.

Namun, tidak ada satu pun dari mereka yang benar-benar peduli.

Reno melepas jaketnya dengan santai, lalu berjalan ke kamarnya tanpa berpikir lebih jauh. Mikaila hanya mendengus kecil, mungkin mengira ibunya akhirnya mulai tahu diri untuk tidak terlalu mengurusi mereka.

Robin pun sama.

Tanpa menghiraukan apa pun, ia langsung masuk ke kamar mereka. Begitu ia membuka pintu, matanya langsung tertuju pada sosok Sofia yang sudah berbaring di ranjang.

Terlelap.

Robin mengerutkan kening. Ini aneh.

Selama 22 tahun pernikahan mereka, Sofia tidak pernah tidur lebih dulu darinya. Tidak peduli seberapa lelah atau sibuknya Sofia, wanita itu akan selalu menunggu, akan selalu melayaninya.

Biasanya, saat Robin pulang, Sofia akan sigap menyiapkan air hangat untuk mandi, memastikan baju tidurnya sudah siap, dan bahkan menawarkan diri untuk memijit kakinya meski ia tidak pernah memintanya.

Tapi malam ini, Sofia tidak melakukan semua itu.

Dia hanya tidur.

Robin berdiri di ambang pintu, menatap istrinya dengan ekspresi heran. Ada sedikit rasa tidak nyaman yang menggelitik hatinya, tapi ia mengabaikannya dengan cepat.

Mungkin Sofia lelah.

Mungkin akhirnya wanita itu sadar bahwa tidak ada gunanya terus mengurus seseorang yang bahkan tidak pernah benar-benar memperhatikannya.

Robin menghela napas, lalu berjalan ke kamar mandi. Lagi pula, apa pedulinya?

Tanpa pikir panjang, ia pun kembali ke kebiasaannya—hidup seolah-olah Sofia hanyalah bayangan di sudut rumah ini.

****

Pagi itu, suasana rumah terasa berbeda.

Mikaila turun dari kamar dengan seragam SMA-nya yang rapi, sementara Reno sudah siap dengan pakaian kuliahnya. Robin, seperti biasa, mengenakan pakaian khas dosennya, dan Saskia, ibu mertua Sofia, berjalan dengan ekspresi angkuhnya.

Namun, mereka semua berhenti sejenak di ambang ruang makan.

Biasanya, pada jam seperti ini, Sofia akan sibuk di dapur dengan pakaian rumahnya yang lusuh, memastikan sarapan mereka siap dan sesuai selera. Namun, pagi ini, yang mereka lihat justru sesuatu yang tidak biasa.

Sofia duduk santai di meja makan, mengenakan pakaian yang rapi dan elegan. Rambutnya yang biasanya diikat seadanya kini tertata rapi. Di tangannya, ia memegang segelas jus segar sambil dengan tenang membaca majalah, seolah tidak ada beban yang perlu ia pikirkan.

Dan yang lebih mengejutkan—hanya pembantu yang sibuk menyiapkan sarapan.

Mikaila yang pertama kali angkat bicara. "Mama, kok Mama nggak masak?" tanyanya dengan dahi berkerut.

Sofia tetap fokus pada majalah di tangannya, tidak segera menjawab. Setelah beberapa detik, tanpa menoleh, ia menjawab dengan nada datar, "Buat apa? Ujung-ujungnya tetap diprotes."

Ruangan seketika sunyi.

Robin menatap istrinya dengan tatapan tajam. Nada suara Sofia terdengar berbeda. Tidak ada kelembutan. Tidak ada usaha untuk menyenangkan mereka seperti biasanya.

"Kamu kenapa, Sofia?" suara Robin terdengar dingin, seperti biasa.

Sofia akhirnya menoleh, menatap suaminya dengan ekspresi tenang, tanpa emosi. "Aku hanya lelah," katanya ringan. "Aku ingin bersantai."

Robin menyipitkan mata. Ada sesuatu yang terasa aneh, tapi ia tidak ingin membuang waktu untuk mempermasalahkannya lebih jauh.

Saskia, yang sejak tadi diam, akhirnya angkat suara. "Lalu mana jus detoksifikasiku?" tuntutnya dengan nada tajam.

Sofia tersenyum kecil, tetapi tidak ada kehangatan dalam senyumnya. "Tunggu. Pembantu yang buat," jawabnya santai sebelum kembali menyesap jusnya.

Lagi-lagi, keheningan menyelimuti ruangan.

Mereka tidak tahu harus berkata apa. Ini bukan Sofia yang biasanya mereka kenal—wanita yang selalu sigap melayani, yang selalu mengutamakan mereka di atas dirinya sendiri.

Namun, karena mereka juga tidak punya waktu untuk mempermasalahkannya lebih jauh, akhirnya mereka hanya duduk di kursi masing-masing dan mulai sarapan.

Tapi di dalam hati mereka, ada satu pertanyaan yang berputar-putar.

Apa yang terjadi dengan Sofia? pikir mereka.

****

Setelah rumah akhirnya sepi, Sofia mengambil tasnya dan pergi. Kali ini, bukan untuk mengurus orang lain, tetapi untuk dirinya sendiri.

Sofia mengendarai mobilnya menuju rumah sakit, sesuatu yang seharusnya ia lakukan sejak lama. Selama ini, setiap kali sakit, ia selalu menunda pergi ke dokter karena terlalu sibuk mengurus keluarga yang bahkan tidak peduli padanya.

Setelah tiba di rumah sakit, Sofia mengambil nomor antrean dan menunggu dengan sabar. Begitu namanya dipanggil, ia masuk ke ruang pemeriksaan dan menjalani serangkaian tes.

Dokter menatapnya dengan tenang. “Hasil pemeriksaannya akan keluar dalam satu sampai tiga hari, Bu Sofia. Kami akan menghubungi Anda begitu hasilnya siap.”

Sofia mengangguk. “Baik, Dok.”

Setelah keluar dari rumah sakit, wanita dewasa itu memutuskan untuk tidak langsung pulang. Ia merasa perlu menyegarkan pikirannya, jadi ia pergi ke mal.

Berjalan-jalan tanpa beban adalah sesuatu yang sudah lama tidak ia lakukan. Biasanya, ia datang ke mal hanya untuk memenuhi kebutuhan keluarga—membeli pakaian untuk suaminya, perlengkapan kuliah Reno, atau kebutuhan Mikaila. Tapi kali ini, ia berbelanja untuk dirinya sendiri.

Saat melewati sebuah toko alat seni, matanya tertarik pada rak yang penuh dengan perlengkapan menggambar. Jari-jarinya menyentuh pensil dan buku dengan lembut. Dulu, mendesain baju adalah hobi yang ia cintai, tetapi sejak menikah, ia tidak pernah punya waktu untuk itu lagi.

Tanpa ragu, Sofia mengambil beberapa perlengkapan dan membawanya ke kasir.

Namun, saat ia berbalik, langkahnya tiba-tiba terhenti ketika seseorang menabraknya.

Bruk!

Sofia hampir kehilangan keseimbangan, tetapi seseorang dengan sigap menahannya.

Saat Sofia menoleh, ia mendapati seorang gadis remaja berdiri di depannya. Gadis itu memiliki wajah yang sangat familiar—begitu familiar hingga Sofia merasa seolah sedang melihat pantulan dirinya di masa muda.

Namun, yang lebih mengejutkan adalah ketika gadis itu menatapnya dengan mata berbinar dan berkata dengan suara penuh emosi, “Mommy?”

Sofia tertegun.

Jantungnya berdetak lebih cepat.

Dia tidak mengenal gadis ini. Tidak mungkin ia mengenalnya.

Dengan alis berkerut, Sofia menggeleng pelan. “Mungkin kamu salah orang, Nak."

Gadis itu tampak berkaca-kaca matanya, lalu menoleh ke seorang pemuda yang berdiri di dekatnya. Pemuda itu, yang terlihat lebih dewasa dan memiliki aura tenang, dengan cepat memberi kode pada gadis itu.

Sofia tidak melewatkan isyarat itu.

Seolah memahami kesalahannya, gadis itu langsung menundukkan kepala dan meminta maaf dengan gugup. “Maaf, Tante. Aku salah orang.”

Pemuda di sampingnya ikut membungkuk sedikit. “Maaf atas ketidaksopanan adik kembar saya.”

Sofia menatap mereka berdua dengan rasa penasaran yang semakin besar. Siapa mereka? pikir Sofia

1
🍒⃞⃟🦅Rivana84
tidak ada yg menghalangi mu,,,tapi hatimu lah yg sdh hitam jdi liat org sukses sllu iri hati
🍒⃞⃟🦅Rivana84: yahh betul syekaliiii thoorr
✍️⃞⃟𝑹𝑨Yulia🅶🅰🅽🅹🅸🅻🤎🧡: Bener kak. kalau hati hitam. Pasti bakalan iri terus
total 2 replies
🍒⃞⃟🦅Rivana84
bpk nya kulkas ya anak nya juga kulkas toh ya/Facepalm//Facepalm/
🍒⃞⃟🦅Rivana84
ternyata bener dia bpk nya kembar
🍒⃞⃟🦅Rivana84
Rivana?? bpk nya si kembar kah?? & org dri masalalu nya Sofia?
✍️⃞⃟𝑹𝑨Yulia🅶🅰🅽🅹🅸🅻🤎🧡: /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/ astaga ngakak aku
🍒⃞⃟🦅Rivana84: efek baru buka sama kegedean jempol juga kayaknya dah thoorr 🤭🤣🤣🤣
total 5 replies
Rabiatul Addawiyah
Saskia, Mikailla, Vanessa semua pada kena kebakaran hatinya, panas nih yeee lihat Sofia semakin terdepan😆
🍒⃞⃟🦅Rivana84
defensif apa thoorr?
✍️⃞⃟𝑹𝑨Yulia🅶🅰🅽🅹🅸🅻🤎🧡: Nah, tambah kosakata lagi kan? 🤣🤣
🍒⃞⃟🦅Rivana84: oh okeee thoorr,, soalnya aku Bru denger ini juga sih/Facepalm/
total 3 replies
Rabiatul Addawiyah
kembar seperti kamu lah Daddy (kulkas 4 pintu) 😅
✍️⃞⃟𝑹𝑨Yulia🅶🅰🅽🅹🅸🅻🤎🧡: /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
🦆͜͡UᵐSᶠ𝐀⃝🥀❤️⃟𝐖ᵃ𝐟ᵍⁿʲⁱˡ🤎🧡
Semakin panas saja kamu Vanesa terus lah berulah sebelum kamu jatuh terpuruk
mama_im
mikaila pasti nyesel banget nantinya.
Rabiatul Addawiyah
Vanessa gemblung provokator
Aghitsna Agis
pph riven simpan pengawal bayaangan kemanapun pergi ikutin aja karena vanessa ingin.menjatuhkan kalau nga pphbtrbin jauhkan rahadianya niar tambag pusing vameds saskia dan anak2nya mudah untuk sofia untuk.menjatuhkan vanessa dgn menyebarkan vidio mesumnya tamat feh riwayatnya
Tiara Bella
wow Sofia pnya pengawal tersembunyi ternyata Edwar Eleanor sm papahnya....mantap
Aldiza azahra
bikin tu vanesa bangkrut dn bongkar rahasia tobin dn nene peot biar mata anky terbuka...
mama_im
anak kembar kulkas mirip bapaknya yee 🤣🤣🤣 akhirnya tau juga tuh nama tuan misterius 🤭🤭🤭
✍️⃞⃟𝑹𝑨Yulia🅶🅰🅽🅹🅸🅻🤎🧡: /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
Zea Rahmat
mampussss lu vanesa kebakaran jenggot kan
arniya
Vanessa tunggu kehancuran mu....
Wanita Aries
Wkwkwk kaget yakkk
Zea Rahmat
ada juga lu yg hancur
arniya
Reno dan Mikaila cepat tau kebenarannya, penyesalan terlambat....
Fauziah Daud
trusemangattt
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!