Deskripsi
Perjalanan hidup seorang gadis perantauan, hidup dikota dengan harapan bisa merubah ekonomi keluarga nya.
Sebut saja Aisha, dia terkenal dengan sikap nya yang terkesan dingin, tak pandai berteman dan sering memilih untuk menyendiri.
Kesendirian itulah yang membuat nya bertemu dengan gadis cantik keturunan Korea.
Pertemuan itu pun akhirnya membuat Aisha nyaman dan memilih untuk berteman dengan gadis Korea yang sebenarnya tidak terlihat oleh mata teman-teman kerja nya.
Bagaimana kisah Aisha yang berteman dengan hantu?
Ikuti keseruan ceritanya hanya di novel karya putri cobain.
Silahkan membaca, ditunggu like komen dan jangan lupa subscribe nya, biar semangat update nya 😃😃🙏 terima kasih sebelumnya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri cobain 347, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terkunci di toilet pabrik
Pagi itu, Aisha kembali ke pabrik tempat nya bekerja, dia pun berharap jika kata-kata Aska benar, jika dirinya hanya mengalami halusinasi.
Seperti biasa nya, Aisha pun hanya sendirian, hingga mantannya pun tertuju pada keempat karyawan yang sedang bercanda di depan pabrik.
Aisha pun dibuat tertawa saat melihat wajah seorang wanita yang menjadi pusat perhatian mata nya.
"Asti!, sini lu, ngakak mulu bikin gua sakit perut."
Ujar seorang wanita yang terlihat paling tinggi di antara mereka berempat.
Aisha pun penasaran dengan karyawan yang di panggil dengan nama Asti, matanya masih saja terus melihat ke arah nya, hingga akhirnya Asti pun tanpa sengaja melihat ke arah nya.
"Kung, lu kenal cewek tomboi itu nggak?, dari tadi dia lihatin kita mulu."
Ucap Asti pada temannya yang paling tinggi.
"Lah, mana gua kenal, tapi sering aja sih kalau denger tentang dia."
Jawab si Jangkung yang sering mendengar tentang Aisha.
"Emang nya lu denger apa tentang itu anak."
Tanya Asti yang juga penasaran dengan Aisha.
"Kalau sepintas sih, gua pernah denger, kalau anaknya rada setengah."
Jawab Jangkung yang asal dengar berita tentang Aisha.
"Setengah apa kung!, yang bener kalau ngomong, jangan setengah-setengah, bikin orang penasaran aja."
Tanya Mina yang merupakan salah satu dari mereka.
"Setengah gila, itu sih yang sering gua denger, tapi belum jelas juga kebenaran nya."
Jawab jangkung pada Mina.
"Ngaco lu kung, mana ada orang setengah gila bisa diterima kerja di pabrik gede kaya gini, logika dong kalau dapat berita."
Ucap Seli yang juga masih dari kumpulan Asti.
"Bener juga, sadis itu yang sebar berita, mungkin bukan setengah gila, tapi dia punya sesuatu yang tidak bisa kita rasa."
Jawab Asti yang berpikir secara logika.
"Gua tonjok yang bikin berita, awas aja kalau sampai ketahuan orang nya."
Jawab Seli yang ikut melihat ke arah Aisha.
"Eh eh, kalau gua lihat sih, kayaknya anak seru kalau di ajak gabung sama kita, mungkin saja dia butuh teman gitu."
Ucap Asti yang sedikit tertarik pada Aisha.
Mereka pun dibuat terkejut saat melihat Aisha yang di ajak secara paksa oleh Rey dan kelompok nya.
Ternyata, Asti dan Seli sudah lama memendam perasaan nya pada Rey yang merupakan ketua di kelompok itu.
"Waduh, kok bisa dia kenal sama Rey, bisa bahaya kalau sampai mereka ada hubungan, bisa sakit hati gua."
Ucap Seli yang membuat teman-teman nya ikut melihat ke arah Aisha.
Aisha pun sempat ingin menjauh saat Rey menarik tangan nya.
"Lu nggak bisa ya, kalau nggak duduk di sini, lu tahu nggak sih, kalau ini itu basecamp kita."
Tegur Rey yang langsung menarik tangan Aisha.
"Gua nggak tahu, ini tempat umum, nggak ada yang namanya basecamp seperti yang lu omongin."
Jawab Aisha yang berusaha untuk melawan.
"Sha!, lu gaul dikit deh, lu bukan karyawan baru kan?, masa lu nggak tahu sih."
Ujar Adit yang memberi tahu pada Aisha.
"Lepasin gua, enak banget lu pada narik gua kaya barang belanjaan."
Ucap Aisha yang merasa jika dirinya susah untuk bergerak.
Saat itu juga, tiba-tiba datang pengendara motor yang berhenti mendadak karena Aisha yang berhenti di depan pintu keluar pabrik.
"Kenapa lagi dia bro?, bikin macet jalan lagi?."
Tanya si pengendara motor yang sempat berhenti mendadak semalam.
"Apa dia ganggu lu juga?, emang ini anak kenapa ya?, bawaan nya sial kalau udah kenal dia."
Jawab Rey yang berbicara pada pengendara motor itu.
"Kasihan bro, lepasin aja dia, bisa tambah sial kita nanti."
Ujar si pengendara motor yang baru datang itu.
Rey pun melepas kan Aisha dan menyuruh nya untuk segera pergi menjauh dari nya.
Setelah Aisha pergi, Rey pun terlihat berbicara dengan si pengendara motor.
"Gua Sean, karyawan baru di sini."
Ucap Sean yang memperkenalkan diri nya pada Rey dan kawan-kawan nya.
"Gua Rey, ini Andi dan ini Adit, kita satu Genk disini."
Jawab Rey yang juga mengenal kan kedua teman nya.
"Wow, keren bisa bertemu dengan kalian,. next kita ngobrol lagi."
Ucap Sean yang akhirnya masuk ke dalam pabrik.
"Gua pikir, ada bagus nya juga jika Sean mau ikut bergabung dengan kita, bukanya Sean memiliki wajah yang cukup menarik?."
Tanya Andi yang merasa jika dalam genk nya hanya memilih kandidat yang memilki paras tampan dan juga kaya.
"Kita lihat saja nanti, gua sedikit tertarik, tapi ada yang kurang gua suka dari dia."
Jawab Rey yang merasa jika dirinya akan kalah saing dengan Sean.
"Hahaha, kalah rupa dia, mana mau jika Sean yang akan jadi pusat perhatian nanti."
Ucap Adit yang membuat Rey sedikit kesal.
"Sssst, jangan buat dia marah, jika tidak mau sesuatu terjadi pada kita."
Ucap Andi yang mengingat kan agar Adit tidak melanjutkan ucapan nya.
Adit pun hanya tersenyum, dan mengerti apa yang dimaksud oleh Andi, mereka tahu jika Rey selalu merasa jika hanya dirinya yang memiliki segalanya.
Di pabrik, semua karyawan melakukan pekerjaan mereka masing-masing, hingga sesuatu terjadi saat Asti sedang berada di dalam toilet pabrik.
Asti menelpon Mina dan teman-teman nya jika dirinya terkunci di kamar mandi.
"Mina, aku tidak bisa keluar dari kamar mandi, sepertinya pintu nya macet."
Ucap Asti yang berbicara di telepon seluler nya.
Mendengar Asti yang terkunci di dalam toilet, Mina, Jangkung dan Seli langsung menuju kamar mandi.
Beberapa karyawan lain pun sudah mencoba untuk membukanya, namun semuanya sia-sia, sehingga satpam pabrik pun memutuskan untuk mendobrak pintu kamar mandi itu.
Kebetulan, Sean sedang berjalan melewati karyawan yang sedang berkumpul, sehingga satpam pun menyuruh nya untuk membantu menolong karyawan yang terkunci di dalam toilet.
"Ada apa bu, kenapa karyawan berkumpul di sini?."
Tanya Sean pada petugas satpam wanita.
"Ada yang terkunci di dalam kamar mandi."
Jawab petugas satpam yang menyuruh Sean untuk mendobrak pintu itu.
Tenaga Sean sepertinya masih kurang kuat untuk membuka pintu itu, sehingga Sean pun bermaksud untuk mencari bantuan pada Rey yang saat itu sedang berdiri di meja produksi.
"Rey, ada karyawan yang terjebak di kamar mandi, aku butuh bantuan beberapa orang."
Ucap Sean pada Rey.
Sebenarnya Rey sedikit menolak, tapi karena mendengar jika karyawan itu wanita, Rey pun memanggil Andi dan Adit untuk ikut bersama nya.
Sesampainya di toilet wanita, Rey dan Sean pun mencoba untuk mendobrak pintu itu, terdengar suara Asti yang menjerit ketakutan di dalam kamar mandi.
Beberapa saat kemudian, Aisha pun ingin membuang air kecil, dia pun berlari kecil karena merasa sudah tidak tahan lagi.
"Anjir, susah banget ini, apa pintu bisa sekeras ini?."
Ujar Adit yang masih berusaha untuk membuka pintu itu.
Aisha pun masuk akan masuk ke dalam kamar mandi sebelah nya, dan tangan nya pun langsung ditarik oleh Rey.
"Idiot, lu mau kekunci di dalam juga!, malas banget kalau sampai lu yang ada di dalam, ogah gua bantuin lu."
Ucap Rey yang melarang Aisha untuk masuk ke dalam kamar mandi.
"Gua udah nggak kuat, masa bodo juga kalau gua sampai terkunci di dalam."
Jawab Aisha yang langsung masuk ke dalam kamar mandi.
"Emang nggak ada otak dia, males gua kalau udah ketemu dia, bawaannya sial mulu."
Ujar Rey yang masih berdiri didepan pintu yang macet.
"Tolong, gua mau keluar, tolongin gua!."
Teriak Asti yang terdengar jelas di telinga Aisha.
"Lu ngapain di dalam, tinggal keluar aja apa susah nya."
Jawab Aisha dari kamar mandi sebelah nya.
"Siapapun lu, gua mohon, tolongin gua."
Ucap Asti yang terdengar menangis saat itu.
Aisha pun langsung keluar dari kamar mandi nya, dan langsung menarik Sean dan Rey agar menjauh dari pintu.
"Krek, krek, krek."
Terdengar suara pintu yang terbuka.
"Susah nya apa?, cuma buka pintu doang lu semua nggak bisa!."
Ucap Aisha yang marah pada semua yang ada di depan pintu itu.
"Aneh anjir, masa bisa di buka begitu saja, pasti ada sesuatu yang nggak beres dengan dia."
Ujar Adit yang meracuni otak teman-teman nya.
Asti yang berhasil keluar pun, langsung mengejar Aisha yang sedang berbicara dengan gadis Korea di tangga.
"Aku bisa membantu kamu, tapi kamu harus mau jadi teman aku."
Ucap gadis Korea yang tidak kasat mata.
"Aku mau jadi teman kamu."
Jawab Aisha yang ternyata salah di artikan oleh Asti yang berada di depan nya.
Dengan cepat, Asti pun memeluk tubuh Aisha dan berkata jika dirinya bersedia untuk menjadi temannya.
Hal itu membuat gadis Korea itu terlihat sedih dan menangis, dia pun menghilang dari pandangan mata Aisha.
Aisha pun tidak bisa berbuat apa-apa, percuma juga bicara yang sebenarnya jika hanya dia yang bisa melihat gadis Korea itu dan mengiyakan jika dirinya mau berteman dengan Asti, dan saat itu lah pertemanan mereka terjalin.
lanjutkan semangat menulis dan berkarya selalu