NovelToon NovelToon
Kumiskinkan Suamiku Dan Selingkuhannya

Kumiskinkan Suamiku Dan Selingkuhannya

Status: sedang berlangsung
Genre:Tamat / Cintapertama / Balas Dendam / Janda
Popularitas:90.5k
Nilai: 5
Nama Author: Diandra Deanova

Kanaya Nadhira.Perempuan berparas cantik berusia 28 tahun.Menikah dengan pria pilihannya,Bayu Bagaskara.Namun pernikahannya harus berakhir,karena hadirnya orang ketiga yang tak lain adalah sekretaris sang suami diperusahaan.Dan mengejutkannya lagi,perempuan tersebut sedang mengandung benihnya.Bayu menceraikannya karena ia belum bisa memberikan keturunan.Namun Bayu melupakan satu hal yang membuatnya harus kehilangan semua asetnya.Bagaimanakah kelanjutan kisah Bayu dan Kanaya?Yuk ikuti terus ceritanya..

Dikarenakan ini karya pertamaku , mohon bimbingannya ya😍

Terima Kasih🍒

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Diandra Deanova, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPS 27

Kanaya dan Alex tiba di kafe tempat pertemuan dengan Bayu. Perasaan gugup menggelayuti hatinya, tapi genggaman tangan Alex yang hangat membuatnya sedikit tenang.

“Semuanya akan baik-baik saja,” ujar Alex dengan senyum menenangkan.

Kanaya mengangguk, menarik napas dalam-dalam sebelum melepaskan genggaman tangan Alex.

“Baiklah, aku akan pergi sekarang,” katanya pelan.

Alex menatapnya lembut. “Aku akan menunggu di sini. Jika butuh sesuatu, panggil aku.”

Dengan anggukan kecil, Kanaya melangkah menuju meja tempat Bayu menunggu. Pria itu sudah duduk di sana, dan ketika melihatnya datang, ia tersenyum tipis. Tapi di matanya, Kanaya bisa melihat sesuatu yang berbeda—kesadaran, mungkin juga penyesalan.

“Hai, Kanaya,” sapa Bayu, berdiri untuk menyambutnya.

Kanaya hanya mengangguk sebelum duduk di seberangnya. Ia berusaha menenangkan dirinya sendiri.

---

Sebelum memulai pembicaraan, Kanaya memesan minuman. Matanya menelusuri menu yang terpampang sebelum akhirnya memilih sesuatu yang sederhana.

Bayu, yang sejak tadi diam, hanya menatapnya tanpa ekspresi.

“Aku pesan ini saja. Kamu?” tanya Kanaya tanpa menoleh.

“Samakan saja,” jawab Bayu singkat.

Pelayan mencatat pesanan mereka sebelum pergi. Suasana di antara mereka sempat sunyi, hingga akhirnya Kanaya membuka percakapan.

“Ada apa? Bukankah urusan kita sudah selesai, Bayu?” suaranya datar, tanpa emosi.

Bayu menarik napas panjang sebelum menjawab. “Sejujurnya, aku ingin bertemu untuk memberitahumu sesuatu. Tapi mungkin ini akan membuatmu tidak nyaman.”

Kanaya menatapnya dengan tatapan skeptis.

“Aku dan Siska sudah bercerai,” ungkapnya pelan.

Kanaya terkekeh, tetapi bukan karena terkejut. Lebih kepada bagaimana dunia akhirnya mempermainkan seseorang seperti Bayu.

“Dan untuk apa kau memberitahuku?” tanyanya dengan nada meremehkan. “Aku tidak peduli.”

Bayu menunduk, mengusap tengkuknya dengan gelisah. “Aku... Aku juga ingin meminta maaf, Kanaya.”

Kanaya tersenyum miring, namun matanya tidak menunjukkan kelembutan sama sekali.

Permintaan maaf? Setelah semua luka yang ia derita? Setelah trauma yang masih menempel di setiap sudut hatinya?

Sebelum ia sempat menjawab, seorang pelayan datang, meletakkan pesanan mereka di atas meja.

“Silakan dinikmati,” katanya ramah.

Namun, sebelum Kanaya bisa menyentuh minumannya, sebuah suara yang tak asing menyela.

“N-Naya? Mas Bayu?”

Kanaya mengangkat wajah dan menemukan Siska berdiri tak jauh dari mereka. Matanya membelalak, tampak tak percaya dengan apa yang ia lihat.

Senyum kecil tersungging di bibir Kanaya. Senyum yang penuh sindiran.

“Oh, hai, Sis. Lama tak bertemu,” sapanya ringan. “Ternyata sekarang kerja di sini, ya? Emangnya gadun-mu sudah nggak menafkahimu lagi?”

Siska tersentak. Wajahnya langsung memerah, entah karena marah atau malu.

“Naya, apa maksudmu?!” serunya dengan suara meninggi.

Bayu, yang tidak nyaman dengan situasi ini, segera menyela. “Siska, pelankan suaramu. Kamu sadar kita ada di tempat umum, kan?”

Namun, alih-alih menenangkan, tatapan Bayu justru berubah. Pandangannya turun ke pakaian yang dikenakan Siska.

“Kamu kerja di kafe ini?” tanyanya datar. “Ke mana pria yang dulu kau banggakan?”

Siska menatapnya tajam. Amarah dan kepedihan bercampur di matanya.

“Gara-gara kalian, hidupku jadi begini!” teriaknya, membuat beberapa pengunjung menoleh ke arah mereka.

Kanaya mendesah pelan, lalu menatap mereka dengan penuh kejengkelan.

“Bisa diam sebentar?” katanya dengan nada tajam. “Duduk.”

Meski enggan, Siska akhirnya duduk di kursi yang kosong. Bayu pun menunduk, tahu bahwa pertemuan ini sudah jauh melenceng dari rencananya.

Kanaya menatap mereka bergantian, matanya penuh dengan sesuatu yang selama ini ia pendam—amarah, kepahitan, dan kebencian yang sudah terlalu dalam.

“Tadi kau bilang apa, Bayu?” ia tertawa sinis. “Ingin minta maaf?”

Bayu menelan ludah. “Kanaya, aku benar-benar menyesal. Aku ingin memperbaiki semuanya. Bahkan aku tidak ada hubungan lagi dengan wanita ini.”

Mendengar itu, Siska langsung melotot. “Jadi sekarang kau menyalahkanku, Mas?” katanya dengan suara bergetar. “Bukankah semua ini terjadi karena kita sama-sama mau?”

Bayu menggeleng, suaranya melemah. “Tapi... kamu yang menggoda aku lebih dulu...”

Kanaya tertawa kecil, tetapi kali ini nadanya begitu menyakitkan.

“Kau tahu, Bayu?” katanya, melipat tangannya di dada. “Aku tidak butuh permintaan maafmu. Aku tidak akan pernah memaafkanmu.”

Tatapannya beralih ke Siska, yang kini menggigit bibir, tampak ingin membela diri tetapi tidak menemukan kata-kata yang tepat.

“Kalian pikir aku akan lupa dengan semua yang kalian lakukan?” lanjut Kanaya. “Aku berdoa agar kalian tidak akan pernah bahagia. Dan ketika hidup kalian berantakan, ingatlah bahwa itu adalah balasan atas apa yang telah kalian perbuat padaku.”

Plak!

Plak!

Dua tamparan keras mendarat di pipi Bayu dan Siska. Keduanya tersentak, terdiam dalam keterkejutan.

Bayu mengusap pipinya yang panas, matanya melemah. Kini ia benar-benar sadar—tidak ada lagi harapan untuk dimaafkan oleh Kanaya.

Kanaya berdiri, menatap mereka untuk terakhir kali sebelum berbalik.

“Ingat baik-baik,” katanya dengan nada penuh kepastian. “Aku mendoakan penderitaan untuk kalian, dengan sepenuh hati.”

Tanpa menoleh lagi, ia melangkah pergi.

Di luar kafe, Alex sudah menunggunya. Begitu melihat wajah Kanaya yang masih dipenuhi emosi, pria itu menyambutnya dengan lembut.

“Tamparan saja tidak cukup, Naya,” gumamnya, menatap ke arah dalam kafe.

Kanaya menghela napas panjang, matanya berkaca-kaca. “Itu masih lebih baik daripada tidak melakukan apa-apa.”

Dan dengan itu, ia berjalan pergi, membiarkan air matanya jatuh tanpa ditahan.

1
Sunaryati
Nah gitu, tobatlah
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
kok jd komedi gini ya ceritanya pdhl dr awal dah bagus tetapi skrng jd gimana gitu 🤦🏻‍♀️😅
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
mdh"an Mirna beneran tobat
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
sdh terima nasib aja
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
welcome to the world baby twins 👏😘💖
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
mdh kurang masa hukumannya 😤
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
akhirnya Mirna dan Bram ketangkap jg
Sunaryati
Lanjuut makin seru, Bu Mirna anda seharusnya sadar seperti Siska, Kanaya tidak salah yang salah itu kamu, Siska, Raisa, dan Bram.
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
lanjut saja
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
Siska dah beneran tobat
Sunaryati
Nah itu bagus, cara kamu menebus semua kesalahanmu pada Kanaya, Siska. Semoga berhasil, kamu sudah benar Siska memperbaiki ke arah lebih baik
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
semoga berhasil rencana kalian 💪💪
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
ibunya Siska gak kapok"
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
lebay banget ngidamnya Kanaya 😏😏
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
kapan nih Kanaya hamil 🤔😏
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
Raisa sdh di penjara jg msh blm tobat 🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️
Siti Masitoh
tak tinggal ahh novel ini..masa bnyk boong bngtt..Siska hamil gede shayy segampang ituu diterima kerja...preeettt
Erna Waq
GK suka Lia Reza suka ceroboh...
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
Kanaya lbh pintar dr kamu Raisa jd jngn aneh" deh 😏😏
Siti Masitoh
alex hidup dr tukang bangunan secepat itu jdi pengusaha ya/Smile/ mana langsung kenal sama Kanaya yg katanyaa cinta pertama pdhl dari strata dan pendidikan jauhh berbeda uuuyuyy
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!