Boy Alexander, pria berusia 28 tahun itu adalah seorang asisten yang sudah mendedikasikan hidupnya untuk mengabdi kepada keluarga Keano. Selain itu, dia juga adalah pemimpin tim keamanan dari semua pengawal di keluarga Keano.
Sebelum diadopsi, dia tinggal di panti asuhan, sehingga dia tidak tahu siapa orang tuanya dan dia tidak tahu tentang jati diri dia yang sebenarnya.
Sebuah kesalahpahaman membuat dia harus menikah dengan sang nona muda, membuat Boy dipandang rendah oleh mertuanya, mengingat status Boy hanyalah seorang asisten.
Siapa sangka ternyata Boy adalah seorang pewaris yang berasal dari keluarga terpandang. Ketika Boy baru saja dilahirkan, ayahnya sudah tiada. Boy telah dibuang oleh kakeknya ke panti asuhan karena tidak ingin memiliki cucu yang berasal dari darah orang miskin.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
"Ahh... lebih cepat sayang!" Maxime menggeram penuh nikmat ketika Rachel sedang berpacu kuda di atas tubuhnya.
Dengan senang hati, Rachel pun segera mempercepat gerakannya, membuat Maxime merem melek dibuatnya.
Tok...
Tok...
Tok...
Suara ketukan pintu sangat menganggu suasana. Tapi Maxime tidak ingin berhenti, sebentar lagi akan segera mencapai kli-maks.
"Yang, ada yang ngetuk pintu." bisik Rachel kepada sang suami.
"Gak apa-apa. Lanjut aja!"
Tok...
Tok...
Tok...
Namun, suara ketukan pintu terdengar kembali. Sangat menganggu suasana.
Maxime pun menghela nafas dengan kesal. Padahal sebentar lagi dia akan mencapai pelepasan, tapi suara ketukan pintu sangat mengganggu konsentrasinya.
"Shiiittt!" Maxime pun mengumpat. Dia terpaksa harus menghentikan aksi panas mereka.
Maxime dan Rachel pun segera mengenakan pakaian kembali. Setelah berpakaian lengkap, Maxime segera membuka pintu.
"Ada apa?" tanya Maxime dengan perasaan kesal kepada seorang pengawal yang sedang berdiri di depan pintu.
Sang pengawal pun segera menjawab pertanyaan dari Maxime. "Saya ditugaskan oleh ketua untuk memastikan kesehatan anda. Ketua bilang sepertinya anda mengalami sesak nafas, Tuan. Apakah saya harus memanggil ambulan?"
Maxime pun menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Padahal dia sama sekali tidak mengalami sesak nafas, malahan dia sedang keenakan menikmati goyangan istrinya.
Gara-gara Boy, Maxime merasakan pusing pada bagian kepala atas dan bawahnya. Pekerjaan Boy tidak pernah mengecewakan dan selalu cekatan. Tapi dalam hal asmara pria itu sama sekali tidak peka. Ini bukan pertama kalinya Boy mengganggu Maxime dan Rachel yang sedang bercinta.
Contohnya dulu ketika Maxime dan Rachel sedang menginap di mansion Nenek Margaretha. Maxime lagi enak-enak bercinta dengan Rachel, Boy malah mengetuk pintu kamar, untuk meminta Maxime membahas pekerjaan sampai dini hari.
Sebenarnya Maxime sangat percaya bahwa Boy tidak akan pernah berani melakukannya kepada Alexa. Karena dia tahu betul Boy seperti apa. Kecuali jika Alexa yang melakukan rudapaksa terhadap Boy ketika Boy sedang tertidur pulas.
Maxime hanya ingin membantu Alexa untuk mendapatkan Boy. Karena dia tahu dari Rachel bahwa Alexa menyukai Boy sedari dulu.
...****************...
Sedari tadi Jasmine tidak fokus dengan pembicaraannya bersama dengan sang ayah. Saat ini Jasmine dan Tuan Alam sedang berada di dalam mobil, mereka duduk di kursi bagian belakang.
Mungkin karena Jasmine teringat akan seorang pria yang mirip sekali dengan Adnan, saat ini dia merasakan hatinya menjadi tak karuan. Seketika kenangan dia bersama dengan Adnan terus bermunculan. Dari awal mereka bertemu, berpacaran, menikah, dan sampai akhirnya Jasmine mengandung anak dari pria itu.
"Emm... apa ayah tahu tentang asisten di keluarga Keano?" tanya Jasmine kepada Tuan Alam.
Tuan Alam menggelengkan kepalanya, "Tidak. Memangnya kenapa?"
"Hanya bertanya saja. Aku pikir ayah pernah bertemu dengannya."
Entah mengapa Jasmine menjadi sangat penasaran dengan sesosok asisten di keluarga Keano itu. Mungkin karena dia merasa bahwa Boy benar-benar mirip dengan suami pertamanya itu.
...****************...
Setelah bertelepon dengan Maxime, Boy kembali ke halaman belakang. Rupanya Alexa sudah tidak ada disana. Pria itu segera mengedarkan pandangannya untuk mencari keberadaan gadis itu.
"Kemana dia? kenapa cepat sekali menghilangnya?"
Boy benar-benar ingin segera menyelesaikan kesalahpahaman tentang apa yang terjadi semalam, bahwa mereka sebenarnya tidak melakukan apa-apa. Agar dia tidak dituntut untuk menikah dengan gadis manja dan bar bar itu. Hanya membayangkan tingkah Alexa saja membuat Boy sakit kepala.
Namun, Boy tiba-tiba menghentikan langkahnya ketika dia menginjak sesuatu. Pria itu pun segera membungkukan badannya untuk mengambil barang yang tidak sengaja dia injak.
Boy nampak mengerutkan keningnya ketika dia melihat sebuah sapu tangan, di sapu tangan tersebut terdapat sebuah tulisan J&A. Sepertinya sapu tangan tersebut sangat berharga bagi pemiliknya.
semoga itu boy bukan si asisten Rozi 😬😬
Alexa cuma cocoknya sama Boy😘😁