NovelToon NovelToon
Ku Yakin Bahagia Datang

Ku Yakin Bahagia Datang

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berondong / Pernikahan Kilat / Percintaan Konglomerat / Keluarga / Cinta Murni
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Serena Muna

Gendhis Az-Zahra Bimantoro harus menerima takdir kematian ayahnya, Haris Bimantoro dalam sebuah kecelakaan tragis namun ternyata itu adalah awal penderitaan dalam hidupnya karena neraka yang diciptakan oleh Khalisa Azilia dan Marina Markova. Sampai satu hari ada pria Brazil yang datang untuk melamarnya menjadi istri namun tentu jalan terjal harus Gendhis lalui untuk meraih bahagianya kembali. Bagaimana akhir kisahnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Serena Muna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Wajah Baru Perkebunan dan Media

Perkebunan yang dulu menjadi sumber penghasilan dan kebanggaan keluarga Bimantoro, kini menyimpan luka dan trauma mendalam bagi para pekerjanya. Marina, dengan wataknya yang kejam dan tidak berperikemanusiaan, telah meninggalkan bekas yang sangat buruk di hati para pekerja. Teriakan-teriakan makian, hinaan, dan perlakuan kasar sudah menjadi makanan sehari-hari mereka.

"Setiap kali saya melihat wajah Marina, saya selalu teringat akan perlakuan kasarnya," kata seorang pekerja perempuan, dengan nada yang sedih. "Dia seringkali berteriak dan menghina kami, bahkan di depan umum."

"Saya masih ingat bagaimana Marina pernah menampar seorang pekerja yang tidak sengaja menumpahkan teh," timpal pekerja laki-laki yang lain. "Dia benar-benar tidak punya hati nurani."

Trauma yang dialami para pekerja tidak hanya berupa luka fisik, tetapi juga luka batin yang sangat dalam. Mereka merasa takut, tidak berharga, dan kehilangan kepercayaan diri.

"Saya jadi takut untuk bekerja di perkebunan ini," kata seorang pekerja muda. "Saya takut Marina akan kembali dan menyakiti kami lagi."

"Saya merasa seperti tidak punya harga diri," timpal pekerja yang lain. "Marina selalu merendahkan kami dan membuat kami merasa bodoh."

Setelah Marina dan Khalisa ditangkap dan dijebloskan ke penjara, para pekerja perkebunan berharap kehidupan mereka akan berubah menjadi lebih baik. Namun, trauma yang mereka alami ternyata tidak mudah untuk disembuhkan.

Gendhis, yang kini menjadi pemilik perkebunan, sangat prihatin dengan kondisi para pekerjanya. Ia ingin mengembalikan kebahagiaan dan kepercayaan diri mereka. Ia ingin perkebunan ini menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi semua orang.

"Saya akan membuat perkebunan ini menjadi tempat yang lebih baik," kata Gendhis, dengan nada yang penuh tekad. "Saya akan menghapus semua kenangan buruk tentang Marina."

Gendhis kemudian melakukan berbagai upaya untuk memperbaiki kondisi kerja para pekerjanya. Ia memberikan mereka upah yang lebih layak, fasilitas yang lebih baik, dan lingkungan kerja yang lebih aman. Ia juga seringkali mengajak mereka berbicara, mendengarkan keluh kesah mereka, dan memberikan mereka dukungan moril.

"Saya ingin kalian semua merasa bahagia dan nyaman bekerja di sini," kata Gendhis, kepada para pekerjanya. "Saya akan berusaha sekuat tenaga untuk membuat perkebunan ini menjadi tempat yang kita semua banggakan."

Perlahan tapi pasti, suasana di perkebunan mulai berubah menjadi lebih positif. Para pekerja mulai berani untuk tersenyum dan tertawa lagi. Mereka mulai merasa dihargai dan diperhatikan.

"Saya senang bisa bekerja di perkebunan ini sekarang," kata seorang pekerja. "Gendhis sangat baik kepada kami."

"Saya merasa seperti keluarga sendiri di sini," timpal pekerja yang lain. "Kami semua saling membantu dan mendukung."

Gendhis berhasil mengubah perkebunan yang dulunya mencekam menjadi tempat yang penuh kebahagiaan. Ia membuktikan bahwa kebaikan dan ketulusan akan selalu menang melawan kejahatan dan keserakahan.

****

Di sebuah ruangan kantor yang mewah dan elegan, Bismo duduk dengan tenang di kursinya. Pikirannya melayang pada masa lalu, mengingat semua yang telah ia lalui bersama keluarganya. Ia tidak menyangka bahwa hidupnya akan berubah drastis seperti ini. Dari seorang yang hampir putus asa, kini ia menjadi pemimpin sebuah perusahaan besar.

Namun, kesuksesan yang ia raih tidak membuatnya lupa akan jasa orang-orang yang telah membantunya. Salah satunya adalah Malizi, seorang wartawan muda yang berani dan idealis. Malizi telah banyak membongkar kejahatan keluarga Khalisa, termasuk kejahatan yang dilakukan oleh Marina, tante wanita itu.

Bismo tahu, Malizi adalah orang yang tepat untuk memimpin BM Media, sebuah divisi media yang dulu dikendalikan oleh Stefanny, istri Prasojo. Stefanny yang juga terlibat dalam kejahatan keluarga Bimantoro, kini harus mendekam di penjara. Bismo ingin BM Media menjadi lebih baik, lebih jujur, dan lebih bermanfaat bagi masyarakat.

Oleh karena itu, Bismo memanggil Malizi untuk menghadapnya di kantor BM Group. Ia ingin menawarkan posisi CEO BM Media kepada pemuda itu.

"Malizi, saya ingin kamu menjadi CEO BM Media," kata Bismo, dengan nada yang tegas.

Malizi terkejut mendengar tawaran Bismo. Ia tidak pernah menyangka akan mendapatkan kesempatan emas seperti ini.

"Tapi, Pak Bismo," jawab Malizi, dengan nada yang ragu. "Saya tidak punya pengalaman di bidang media."

"Saya tahu," kata Bismo. "Tapi saya percaya kamu adalah orang yang tepat untuk memimpin BM Media. Kamu jujur, berani, dan idealis. Saya yakin kamu bisa membuat BM Media menjadi lebih baik."

Malizi terdiam sejenak. Ia menimbang-nimbang tawaran Bismo. Ia tahu, ini adalah kesempatan besar untuk mengubah BM Media menjadi media yang lebih baik.

Malizi terdiam sejenak. Ia menimbang-nimbang tawaran Bismo. Ia tahu, ini adalah kesempatan besar untuk mengubah BM Media menjadi media yang lebih baik.

"Baiklah, Pak Bismo," kata Malizi, akhirnya. "Saya menerima tawaran Anda."

Bismo tersenyum lega. Ia senang Malizi bersedia membantunya untuk membangun kembali BM Media.

"Saya percaya kamu akan membuat BM Media menjadi media yang lebih baik," kata Bismo. "Saya akan mendukungmu sepenuhnya."

****

Malizi kemudian mulai bekerja sebagai CEO BM Media. Ia melakukan banyak perubahan di perusahaan media tersebut. Ia mengubah visi dan misi BM Media menjadi lebih baik. Ia juga merekrut karyawan-karyawan yang berkualitas dan berintegritas.

"Kita harus membuat BM Media menjadi media yang jujur dan berimbang," kata Malizi, kepada para karyawannya. "Kita harus memberitakan kebenaran, bukan kebohongan."

"Kita juga harus membantu masyarakat," lanjut Malizi. "Kita harus menjadi suara bagi mereka yang tidak memiliki suara."

Di bawah kepemimpinan Malizi, BM Media menjadi media yang sangat dipercaya oleh masyarakat. Mereka selalu memberitakan kebenaran dan membantu orang-orang yang membutuhkan.

****

Kabar perjodohan itu datang bagaikan petir di siang bolong. Bismo, yang masih fokus menata kembali BM Group dan berusaha melupakan masa lalunya yang kelam, tiba-tiba dihadapkan pada sebuah undangan perjodohan. Keluarga Wiryakusuma, salah satu keluarga konglomerat paling berpengaruh di Indonesia, menginginkan putri mereka menjadi istri Bismo.

Keluarga Wiryakusuma bukanlah orang baru bagi Bismo. Ia mengenal baik mereka sebagai keluarga terpandang yang memiliki bisnis menggurita di berbagai sektor, mulai dari makanan, pertambangan, hingga agrikultur. Mereka adalah pemain besar dalam perekonomian Indonesia, dan Bismo tahu betul bahwa perjodohan ini tidak lepas dari motif bisnis yang kuat.

"Ini pasti ada maunya," gumam Bismo, sambil membaca undangan perjodohan tersebut. "Keluarga Wiryakusuma tidak mungkin menjodohkan putri mereka dengan saya tanpa alasan yang jelas."

Bismo menduga, keluarga Wiryakusuma ingin memperkuat posisi bisnis mereka dengan bergabung dengan BM Group. Mereka ingin memanfaatkan jaringan dan aset yang dimiliki oleh perusahaan media tersebut. Bismo juga menyadari, perjodohan ini bisa menjadi kesempatan baginya untuk mengembangkan BM Group lebih jauh lagi.

Namun, di sisi lain, Bismo merasa ragu dan bimbang. Ia masih trauma dengan pernikahan sebelumnya yang penuh dengan kepalsuan dan kekerasan. Ia tidak ingin mengulangi kesalahan yang sama. Ia ingin mencari pasangan yang benar-benar mencintainya, bukan hanya karena kekayaan dan kekuasaan yang ia miliki.

"Saya tidak mau menikah hanya karena bisnis," kata Bismo, kepada dirinya sendiri. "Saya ingin menemukan cinta sejati."

1
Mika Su
sangat relate sskali
Serena Muna: terima kasih kakka
total 1 replies
Mika Su
sangat menarik sekali
Mika Su
aku kok gedeg ya liat tokohnya
Nikma: Permisi kakak Author ...

Halo kak Reader, kalau berkenan mampir juga di novel aku 'Kesayangan Tuan Sempurna' yaa..
Terima kasih😊🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!