kisah tentang kehidupan Kanaya yang terpaksa menjadi single mom ketika masih belia. Dia menjadi korban ambisi karyawan ibunya yang ingin menjebak ayah tirinya.
Kanaya terpaksa hidup terpisah dari orang tuanya, untuk menyembunyikan ketiga anak kembarnya. Ia berhasil hingga akhirnya menjadi istri seorang pengusaha sukses dan kaya raya.
Cobaan seakan tiada henti menerpanya, ketika ia sudah bahagia, hantaman terberat dalam hidupnya adalah ketika ia harus kehilangan salah satu putra tercintanya.
Bagaiamanakah Kanaya menjalani hidupnya??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arnesh Yadha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dari Kagum Jadi....
Tantri tak ingin berlarut-larut dalam kesedihannya, kini dia mulai lembaran baru hidupnya setelah duka datang silih berganti. Saat ini dia sedang mengunjungi makam suaminya beserta janin kembarnya bersama putri nya.
" Assalamu'alaikum mas, semoga kau damai disana mas, titip twins bersamamu, InsyaAllah aku sudah ikhlas"
" Papa.. Jagain dede twins ya, Kay udah jadi anak baik kok sekarang, gak rewel lagi dan mulai mandiri pa, oh iya pa aku udah kelas enam pa, tahun depan aku sudah SMP. Semoga aku bisa masuk SMP impianku ya pa. Luv yu pa, kami pamit pulang. "
" Ayo sayang kita pulang. "
" Bye bye twins, love sekebon buat kalian, muach.. "
Kedua wanita beda usia itupun meninggal kan area pemakaman. Dari sana mereka tidak langsung pulang, kebetulan hari ini hari libur untuk Kay, Tantri ingin menghabiskan waktu bersama putri nya. Ceritanya mereka akan me time, Tantri membawa Kay belanja apa saja yang Kay mau di salah satu mall ternama yang ada di jakarta. Gadis yang mulai menginjak usia remaja itu nampak riang, dia memilih banyak sekali mainan dan baju, katanya mau disumbangin ke panti asuhan. Setelah barang belanjaan terkumpul dan dibawa ke mobil mereka dibantu beberapa karyawan toko.
Merekapun kini sedang menikmati hidangan di sebuah restoran yang ada di mall itu. Secara kebetulan Kinanti dan kenzio baru saja masuk kerestoran yang sama, mereka juga berencana makan disana. Melihat kedatangan mereka, Tantri langsung menyapanya.
" Mbak kinan.... "
" Eh Tantri, kalian sedang makan disini juga? " Tanya kinan sambil mendekati meja mereka
" Kay tadi yang pengen makan disini, sini aja mbak gabung ama kami" Jawabnya sambil tersenyum
Merekapun duduk satu meja, dan mulai memesan makanan. Beberapa saat kemudian para pelayan menghidangkan pesanan kedua orang yang baru datang tersebut. Mereka berempat menikmati hidangan sambil ngobrol ringan.
" Kay udah gede ya, makin cantik aja lho. "
" Makasih tante, Kay tersandung deh mendengarnya eh tersanjung.. " Balas Kay ramah
" Oh iya, aku turut berbela sungkawa ya, kata Zio kamu kehilangan calon buah hatimu ya tan? "
" Iya mbak, mungkin memang takdirnya seperti itu, tapi bagaimanapun kehidupan tetap harus kita jalani kan mbak, aku harus bisa bangkit dan berjuang lagi demi kanaya.. " Ucapnya sambil tersenyum
" Tumben om diem aja, malah lirik-lirik mama lagi, iya sih mama cantik tapi bukan muhrim om.. Hehehehehe... "
Mendengar ucapan kanaya kenzio jadi salah tingkah, dia blushing, wajahnya nampak merona sehingga terlihat lucu dimata kanaya.
" Kay... Ga sopan namanya! " Tegur Tantri
" Lho kok Kay manggil om sih, harusnya panggil kakak dong, masa kamu manggil aku tante dan manggil anak tante om... "Ucap kinan sambil tersenyum
" Maaf tante aku lebih nyaman manggil om,emmm... Gini aja aku panggil oppa boleh kan? Wajahnya kan mirip sama oppa-oppa Korea.. " Ucap Kay sambil cekikikan
" Nah itu lebih baik... " Tawa pun tergelak dari bibir merah kinan
Obrolan mereka berlanjut hingga membahas masalah bisnis kemudian berakhir dengan rencana menjalin kontrak kerjasama yang baru. Mereka berpisah setelah keluar dari restoran itu.
Sesampainya dirumah, kanaya membongkar semua belanjaan mereka, dia memilah mana yang akan disumbangkan dan mana yang akan dipakainya. Setelah itu dia memasukkan ke dalam koper besar. Ada dua koper yang kemudian diantar pak tomo ke panti asuhan tempat mereka rutin memberi donasi.
*
*
*
Waktu telah berlalu dengan cepat, kini usia kanaya sudah enam belas tahun. Kemarin dia baru saja mengadakan syukuran dipanti asuhan Harapan Bunda, guna merayakan hari ulang tahun nya. Alih-alih menghilangkan rasa sedihnya kala teringat mendiang ayahnya, Kay mengajak anak-anak panti bermain bersama, bahkan dia juga menggendong seorang bayi yang katanya baru dua hari tinggal disana.
Walaupun dia anak orang kaya dan dari kecil hidupnya serba berkecukupan namun kanaya sangatlah sederhana, dia suka membaur terhadap kalangan apapun tanpa membedakan status mereka. Itulah yang dulu diajarkan oleh mendiang ayahnya.
Kanaya tumbuh menjadi gadis cantik dengan segudang prestasi baik akademik maupun non akademik. Ia sekolah di internasional high School, sebuah sekolahan elit bertaraf internasional. Meskipun dia tidak mengenakan hijab seperti sang mama, namun urusan beribadah jangan diragukan lagi, diapun sudah menghafal 30 juz Al Qur'an dibimbing langsung oleh mama dan yang kung nya.
Kedekatan Zio dan Tantri pun makin terlihat, meskipun berulang kali Zio menyatakan perasaannya namun ditolak secara halus oleh Tantri, dia tetap berusaha mendapatkan perhatian dari wanita itu. Berawal dari kekaguman Zio terhadap kegigihan dan ketangguhan wanita itu dalam menghadapi setiap cobaan, lama kelamaan perasaan kagum itu berubah menjadi rasa sayang dan ingin melindungi wanita itu. Bahkan disetiap sepertiga malam terakhirnya, Zio selalu melantunkan doa terkhusus untuk Tantri dalam setiap akhir ibadahnya. Kanaya pun sangat dekat dengan Zio dan mulai dari hari dimana Kanaya ditegur kinan, dia mulai benar-benar memanggil Zio oppa.
" Mbak... Aku serius.. "
" Aku juga serius zi, aku tak bisa menjalankan lebih dari ini, perasaan cinta tak bisa dipaksa zi.. "
" Tapi cinta bisa dibiasakan mbak.. "
" Kamu ga pantes sama aku zi, aku ini janda dengan satu orang anak yang sebentar lagi akan dewasa, sebaiknya kamu cari aja yang lebih baik dari aku.. "
" Usia kita memang beda mbak, bahkan terpaut jauh.. Tapi aku ingin dan yakin mampu menjadi pelindungmu... Izinkan aku menggantikan mas Bima untuk menjaga dan melindungimu mbak.. Aku tak akan menggeser dan menggantikan posisinya dihatimu, tapi aku akan menggantikan dia disampingmu.. "
" Mamamu tak akan merestuinya!! "
" Mama mungkin tak merestui tapi dia harus tetap mendukungku karena aku putra satu-satunya..!! "
" Kamu gak bisa egois zi,...!! Hubungan tanpa restu itu bagaikan arang dalam sekam, bisa membakar apapun kapan saja. Aku tak mau hubungan kami renggang gara-gara hubungan kita!! "
" Kita bisa berdalih demi bisnis kan mbak, kalau demi bisnis mama pasti setuju.. "
"ZIII.... "
" lebih baik mbak pikirkan lagi, aku yang akan memikirkan cara untuk mendapat restu dari mama... "
Perdebatan seperti ini sering terjadi diantara mereka. Mungkin rasa itu sebenarnya juga telah hadir dalam hati Tantri, hanya dia ingin memungkirinya karena rasa tidak pantas jika harus bersanding dengan pria yang lebih muda darinya. Kedekatan dan kehadiran pria itu memang telah memberi warna baru dalam hidupnya, bahkan dia sering menjadi guru pembimbing bagi putrinya. Dia melihat putrinya mendapatkan seorang kakak sebagai teman mengisi kekosongan hatinya karena telah di tinggal berpulang oleh ayahnya.
Dirumah pun dia masih terngiang-ngiang perdebatannya dengan Zio tadi siang di kafe. Dia pun termenung hingga putrinya datang menghampirinya di gazebo belakang rumah mereka.
" Mama kenapa...? " Sapa Kay lembut sambil membelai tangan mamanya
" Gapapa sayang... Mama... Hanya kepikiran tentang proyek baru mama.. "
" Mama bohong, mama kepikiran oppa kan? "
" Jangan ngarang.. "
" Huhft... Ma.. Mama harusnya inget kalo aku itu tempat kalian berdua berkeluh kesah.. Tadi siang dia udah ngadu ke aku.. Ma apa salahnya sih mencoba menerima oppa, usia bukan jaminan ma, mama udah waktunya membuka hati, aku tau mama juga merasakan rasa yang sama kan? "
" Entahlah sayang... Mama masih bimbang"
" Istikharah ma, serahkan semua keputusan pada Alloh, InsyaAllah jalan terbaik akan ditunjukkan buat mama.." Ucapnya sambil meletakkan kepalanya dipundak Tantri
*
*
*
Di kediaman Abimanyu
" Kamu ga salah zi, kalian itu beda jauh loh, memangnya ga ada wanita lain apa, aku mengirimmu dan menyetujui kamu bekerja disana hanya untuk belajar bukan malah melamarnya, "
" Iya ma aku belajar bisnis disana, tapi juga belajar jadi imamnya dimasa depan. "
" Zi... "
" Ma... Anggap aja ini pernikahan bisnis bukankah dengan aku menikahinya bisnis kita makin berkembang? "
" Bukan begitu juga konsepnya Zio..., dia itu janda lho.. "
" Kalo janda memang kenapa? Mama aja yang janda juga udah nikah lagi kan sama daddy Raymond, kenapa aku ga boleh? "
" Huh... Capek mama ngomong sama kamu, terserah lah kamu mau apa, pokoknya kalau sampai nanti ada apa-apa jangan kamu ngeluh sama mama, berumah tangga itu berat ga kayak main peran dipentas apalagi usia kalian terpaut jauh. Kamu bisa ambil keputusan, maka kamu juga harus bisa bertanggung jawab! "
" Tentu ma, berarti udah direstui nih?!" Ucapnya sambil menggoda mamanya yang tampak manyun
" Masih berat.. Tapi terserah deh... " Ucap kinan sewot
" Besok kamu lamar dia son, setelah itu daddy akan siapkan acara buat kalian, kalo kamu sudah diterima"
Kenzio mengangguk sambil tersenyum, akhirnya dia berhasil meluluhkan mamanya, tinggal mendapatkan persetujuan Tantri maka semua akan sukses digelar.
Satu minggu berikutnya barulah lamaran kenzio diterima oleh Tantri, dia sangat bahagia karena perjuangannya selama ini membuahkan hasil. Hampir satu tahun dia terus menyatakan perasaannya dan selalu mendapat penolakan dari sang pujaan hati.
Kini acara pernikahan mereka digelar, acara akad nikah dilangsungkan secara sederhana di kediaman Bimantara, sedangkan resepsi diadakan di sebuah hotel dengan mengundang beberapa kolega serta karyawan perusahaan. Acara digelar tidak terlalu mewah tapi juga tidak bisa dibilang sederhana. Tantri nampak cantik dengan gaun pengantin berwarna biru tosca dilengkapi dengan hijab modern yang membalut kepalanya. Dia memang kelihatan lebih muda dari usia sesungguhnya, sehingga orang yang belum mengenalnya akan mengira dia masih gadis dan kanaya adalah adiknya. Usai acara resepsi mereka pulang kek kediaman Bimantara, karena kinan menolak jika Tantri diboyong ke kediaman Abimanyu. Sedangkan Tantri sendiri tidak ingin meninggalkan kediamannya yang menjadi saksi hubungannya dengan mendiang suami pertamanya, meskipun Zio telah menyiapkan sebuah rumah mewah sebagai hadiah pernikahan mereka.
" Ekhemmmb. .... Aku enaknya manggil apa ya, ehmmmm" Celetuk Kay sambil mengetuk-ngetukkan jarinya didahulukan
" Sampai kapan Kay, kita harus berdiri disini, mama sudah lelah sayang... Pengen istirahat.. " Ucap Tantri sambil menenteng hils nya memelas karena begitu tiba Kay menghadang mereka didepan pintu dan tak diijinkan masuk. Katanya mau memberikan sambutan, karena tadi dia pulang duluan dengan pak tomo.
" Sebentar mamaku yang cantik bak bidadari yang baru pulang dari hotel hehehehehe... "
"Ups... Ga boleh protes dulu, emang udah ga sabar ya mau ni na ni nu? " Kata Kay sambil menaik turunkan alisnya menggoda pasangan pengantin baru dihadapannya, ketika melihat Zio hendak membuka mulutnya. Kadang Kay memang bisa jahil walaupun kalau diluar dia sangat kalem dan lembut.
" Ok deh, aku ga akan menghalangi kalian lagi... Welcome in the home appa.. Selamat datang semoga appa dan mama selalu bahagia hingga nanti dan jangan lupa kasih aku dede twins kalo bisa yang banyak ya... Jiahaahhahaha... " Ucapnya sambil membungkukkan badan ala-ala pelayan istana kemudian kabur begitu saja ketika mendapat tatapan tajam dari Tantri. Kenzio hanya tertawa melihat tingkah putri tirinya yang terkadang memang absurd jika sudah dirumah.