NovelToon NovelToon
Proof Of Love Art Paper

Proof Of Love Art Paper

Status: sedang berlangsung
Genre:Ketos / Nikahmuda / CEO / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Skyeuu

"Itu anak gue, mau ke mana lo sama anak gue hah?!"
"Aku nggak hamil, dasar gila!"
Tragedi yang tak terduga terjadi, begitu cepat sampai mereka berdua tak bisa mengelak. Menikah tanpa ketertarikan itu bukan hal wajar, tapi kenapa pria itu masih memaksanya untuk tetap bertahan dengan alasan tak masuk akal? Yang benar saja si ketua osis yang dulu sangat berandal dan dingin itu!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Skyeuu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 4

Jay berjalan santai menuju teman-temannya yang ada di lantai dua sambil menikmati lolipop yang diberikan Ning. Sepertinya, mereka akhirnya jadi teman baik (?) selama masa hutang Jay yang dilebih-lebihkan oleh Ning supaya bisa makan gratis terus. Selain itu, mereka juga sudah menjadi pasangan kekasih (?) sekarang, tidak tahu deh hubungan keduanya amat tidak jelas. Sepertinya yang berhubungan tanpa status lebih nyaman disebut, daripada hubungan keduanya yang tidak jelas tujuannya untuk apa dan akan ke mana mereka membawanya. 

"Hidup itu harus dinikmati Rey, lo jangan galau-galau amat ngapa dah!" Joni memperingati si anak bawang itu. Mereka menyebutnya anak bawang karena banyak maunya, tapi sadar diri jarang. 

"Heran gue kenapa bini gue secakep ini ya?" 

"Bini-bini pantat bayi anjir, sadar woy, dia nggak bisa lo miliki elah!" sahutan dari Niken ada benarnya, tapi dia tetap mau maksa jadi suaminya Irene. Memangnya siapa lagi kalau bukan idolnya yang dipanggil seromantis itu? Dasar Rey ganteng-ganteng sering gila. 

"Eh, tapi si Suni ke mana, sih? Kita udah nungguin dari tadi di aula tuh anak belom nongol-nongol," Rey mengembuskan napas lelah menunggu teman mereka yang belum bergabung, padahal menurut dia menunggu Irene masuk islam saja sangat lama. 

"Oh iya juga ya," sahut Joni yang disebut kembaran Suni karena wajah mereka mirip jika dilihat sekilas. Belum lagi cara mereka tersenyum, dua-duanya juga imut seperti bayi, intinya mereka bukan saudara tapi terlihat identik. Mungkin efek berteman sejak dini. Padahal sama Jay juga sudah berteman sejak bayi, tapi wajahnya tidak se-cowok Jay alias mereka berdua–Suni dan Joni–lebih imut. Meskipun tetap bisa menjadi tampan.

"Tau tuh kembaran lo Bang," Niken sering menyebut teman-teman satu tongkrongannya dengan panggilan seperti itu, jangan heran sebab dia juga paling muda kalau dari tahun kelahirannya. Terlalu jenius, makanya bisa satu angkatan atau mungkin pas jadi murid Sekolah Dasar masuknya kecepetan. 

Tak lama kemudian, seseorang dengan rambut paling menyala satu sekolah yang sedang mereka bicarakan akhirnya datang. Wajahnya tampak riang gembira, pasti ada yang terjadi pada anak itu. 

"Ada apa nih? Datang-datang bukannya salam malam cengar-cengir!" Rey yang memang sudah jengkel mendelik sebal. 

"Sabar Bang, sabar... " Niken menepuk pundak lelaki yang sama jangkungnya itu. 

"Lagian lo ke mana aja, sih? Kita tungguin dari tadi di sini malah ngilang kayak dia," Joni si paling galau bersuara. 

"Heran dah hidupnya cewek mulu," sahut Suni yang menanggapi sang "kembaran" beda orang tuanya itu dengan santai. Lagi pula dia tidak merugikan orang lain kok, hidupnya juga enak-enak saja tanpa membebani orang di sekitar paling teman-temannya sedikit direpotkan. Nah, itu termasuk masalahnya. 

"Kenapa lo?" tanya Jay dengan dingin. 

"Apa aja hak gue ini, lo nggak boleh tanya-tanya," Suni terlihat cukup tegas tentang hal itu membuat para temannya, terutama Jay sering terdiam saat Suni sudah memperlihatkan reaksi tersebut. 

Meskipun begitu Jay dan Suni adalah saingan terberat ketika mereka debat. Namun, suasana hati Jay cukup menyenangkan hari ini jadi dia tak mengajak ribut temannya yang satu itu. Matanya mengerling melihat ke arah perempuan yang sejak tadi asyik bermain dengan segerombol gadis cantik nan populer lainnya. Ia tersenyum melihat bagaimana cara gadis itu tertawa, lantas melihat kertas yang merupakan kertas cetak yang biasanya dipakai untuk mencetak foto. Permukaannya yang glossy menambah kesan elegan di sana, entah untuk apa lagi kertas itu. Ning selalu membawanya.

"Samperin sono, punya pacar kayak kemusuhan!" Niken menyenggol bahunya. 

"Iya, sana samperin lo dari tadi cuman liatin doi mulu heran gue," Haris menanggapi, sementara yang lain manggut saja setuju dengan saran kedua manusia itu. Terutama Azka yang akhir-akhir ini menjadi pendiam, tidak cocok dengan sifatnya yang nggak kalah random dari Rey.

Jay menghela napas, lalu tanpa basa-basi lagi dia menghampiri gadis imut itu. Merangkulnya setelah sampai di sana, Ning tentu saja terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Jay. Harap dicatat mereka sedang berada di aula yang mana guru beserta anggota lain tengah diskusi untuk mendapatkan ide dekorasi perpisahan. Memang sudah tak sempat, tapi justru karena itu mereka semua dikumpulkan barang kali ada yang punya ide menarik dari para siswa. Sayangnya, kelas dua belas SMA tahun ini begitu pemalas untuk menyuarakan pendapat mereka. Jadi, ya percuma saja meskipun sudah kumpul semua di sana. 

"Aduhh! Tika diem ngapa!! Eh, hai Jay!" sapa Winda dengan canggung. Gisel ikut menggangguk saja, sedangkan Kartika asyik sekali makan sambil tersenyum ke arah Ketua OSIS meresahkan tersebut. Tepatnya mantan Ketua OSIS. 

"Santai aja, gue cuman mau deket pacar gue," katanya lalu menoleh ke arah Ning yang menatap dia dengan heran. 

Mungkin di otaknya terbesit kalimat seperti ini, nih manusia ngapain lagi, sih? Mau pamer harta gono-gini atau pamerin pacarnya di depan guru-guru sekarang? Aneh memang cara Jay yang tiba-tiba seperti mencintai dengan brutal. Tapi, dia masih ingat "traktiran makanan" Jay menumpuk padanya. Sebagai balas budi dia harus melakukan sesuatu yang sebenarnya terasa mengganggu. Winda mengangguk dan lagi-lagi tersenyum canggung, Kartika masa bodoh dengan itu, sementara itu Gisel sibuk merapikan kukunya. 

"Bu, saya ada usulan!" 

Tiba-tiba suara yang agak familiar di telinga mereka semua terdengar begitu lantang. Tak berteriak namun cukup melengking. Jay menarik sudut bibirnya ke atas, sampai akhir anak itu masih mau mencari perhatian rupanya. Banyak sekali pendukung dia saat itu, namun saat Jay memperlihatkan seberapa tengilnya dan seberapa bejatnya lelaki itu, banyak juga yang bersyukur tak jadi memilihnya sebagai Ketua OSIS. Ya, anak itu adalah definisi culun, pintar, dan juga sangat berbakat menarik hati para guru di sekolah. 

"Ning, dia masih tetep ganteng ya? Nggak paham deh kenapa cowok ganteng kayak dia introvert dan culun begitu," Winda bicara dengan santainya.

"Win..." Gisel memperingati, Kartika sudah merasa malu saat ini. Memang bukan hanya dirinya yang suka bicara inti, tapi dia tak pernah langsung membicarakan orang lain di depan orangnya. 

Jay meminta penjelasan pada Ning dengan cara menatapnya, Ning merasa malu sekaligus bingung harus ngomong apa, pasalnya Jay orang yang tak mudah percaya dengan penjelasan orang lain. Itulah mengapa ia sangat disegani di sekolah, bahkan guru saja tak mau lagi berurusan dengan kenakalan Jay kecuali, guru bk yang selalu memanggilnya ke ruang BK. Dia menutup sebagian wajahnya karena Jay terus menatap dengan tajam. Selayaknya pacar yang cemburu dan menunggu penjelasan, padahal mereka berdua hanya pura-pura pacaran untuk satu hal yang tidak begitu penting. 

"Kamu pernah suka sama dia?" akhirnya Jay bertanya juga. Begini lebih baik karena menurut Ning melegakan mendengar Jay bicara daripada diam saja. Jika Ning sadar, panggilan Jay padanya sedikit berubah saat bersama teman-temannya. 

Ning menghela napas pendek, "Iya, aku pernah suka karena Daniel menurutku jauh lebih baik dari kamu waktu itu," jujur saja memang itu yang mau dia katakan pada Jay. 

Semua teman-temannya tersentak mendengar kejujuran yang amat bodoh dari Ning. Polos, sih polos tapi tolong jangan goblok juga Ning! Kayak yang tidak tahu Jay kalau marah gimana. Mereka bertiga depresi dan siap-siap menyaksikan kemarahan Jay. 

1
Towa_sama
Gak nyesel baca cerita ini, recommended banget!
Skyeuu: aww terima kasihh ^^
total 1 replies
SweetPoison
Saya terkesan dengan kedalaman emosi yang tersampaikan dalam kata-kata.
Skyeuu: terima kasihh ^^ 🫶🏻
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!