Arman berselingkuh dari istrinya karena cinta masalalu yang hadir ditengah rumah tangga yang mulai dia bina. pernikahan karena perjodohan itu awalnya tak dia terima dengan baik sampai akhirnya dia mulai menyadari kesalahannya dan ingin memperbaiki nya tapi sang Istri Aurora akhirnya menyerah dan pergi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pesan Aurora Sebelum Kekairo
Rania kini mendekam dipenjara, niat hati ingin menjadi nyonya dari orang kaya, malah berakhir dipenjara seperti ini, dia tidak menyangka jika perbuatannya salama ini malah terbongkar dan Arman akhirnya menjatuhkan talak 3 padanya itu artinya mereka bahkan tak bisa kembali bersama.
"Dasar lelaki bodoh, andai kau tidak terang-terangan mengusir dan memukul Aurora semua ini tidak akan terjadi". Kusutnya dalam hati.
"Kau tidak akan bisa keluar dari sini Rania, kau sudah menghancurkan hidup adikku, akan kupastikan hidupmu juga akan hancur seperti yang kau lakukan pada adikku". Ucap Salah satu petugas kepolisian yang kebetulan bertugas.
"Tidak usah banyak bacot kau, gara-gara kau aku ditalak suamiku". Ucap Rania memandang penuh kebencian kepada petugas itu.
"Baguslah, kau lihat bahkan hukuman mu akan bertambah karena banyak yang melaporkan dirimu kesini kemaren". Sinis petugas itu.
" Apa maksudmu??
"Aurora menarik tuntutannya pada Arman setelah sidang itu dan Arman akan keluar dari sini besok sedangkan kau akan mendekam dipenjara sendirian". Tawa petugas itu menggema mengejek Rania yang kini terpuruk.
"Nikmati saja penyesalanmu didalam sini Rania, lihat saja kau akan ku buat merasa ingin mati daripada hidup disini". Ucap Petugas itu kemudian pergi dari sana meninggalkan Rania yang terkejut akibat penuturannya.
"Jadi aku sendirian dipenjara sedangkan Arman bebas karena Aurora menarik tuntutannya". Monolognya mengepalkan tangannya.
" Loh ada apa pak kenapa anak saya dikeluarkan dari tahanan?? Ucap Ibu Aminah yang kebingungan melihat Petugas membawa barang Arman".
"Barusan ada telpon dari Kairo bu, bu Aurora membebaskan Arman dari tuntutannya". Ucap bapak Polisi memberi tahu jika Aurora mencabut tuntutannya.
"Kok bisa begitu?? ".
"Sebenarnya ibu Aurora sudah mencabut tuntutannya hanya saja, dia ingin memberikan efek jera pada pak Arman agar tidak berbuat seenaknya pada orang, dia ingin pak Arman menyadari jika segala sesuatu yang diperbuat ada konsekuensinya, dia memang berbicara dengan petugas sebelum dia berangkat itulah sebabnya pak Arman bisa mengantar ibu Aurora ke bandara.
"Kau lihat Arman, betapa mulianya gadis itu, dia hanya ingin kamu merenung kesalahanmu bukan untuk membuatmu menderita, andai orang lain, kau akan mendekam dalam waktu yang lama". Tangis Bu Aminah pecah mengingat menantunya itu.
"Ini adalah pesan bu Aurora, aku lupa membuat videonya, aku akan bacakan saja karena aku sangat ingat.
"Silahkan pak". Ayah Arman kini mulai berkaca-kaca.
"Maafkan aku telah memasukkan mu ke penjara, aku tidak bermaksud membuat mu menderita, tapi aku hanya ingin memberikanmu pelajaran hidup yang tak akan bisa kamu lupakan seumur hidupmu, kamu adalah ayah dari anakku, aku tidak akan mungkin tega membiarkanmu dalam penjara dalam waktu lama, maafkan aku yang tak bisa menjadi istri yang baik untukmu tapi aku juga manusia biasa yang bisa terluka. dan ingin pergi dan melepaskan beban yang sangat menghimpit ku.
"Aku bisa tahan dengan segala kemiskinan, tapi aku tak bisa tahan dengan sikapmu yang berbuat seenaknya dan memperlakukanku sebagai manusia tak berharga seperti orangtuaku jadi aku lebih memilih pergi dari kehidupanmu".
"Setelah keluar dari penjara, hiduplah lebih baik dan carilah perempuan baik untukmu dan bisa menjadi menantu baik untuk ayah dan bunda walau bukan aku yang mendampingi, aku harap kamu bisa menjadi lebih baik kedepannya dan bunda tolong carikan Arman, perempuan baik setidaknya lebih baik dari Rania untuk menjadi pendampingnya, jadi kelak ketika dia bertemu dengan anak-anak, dia tidak merasa bersalah dan untuk kalian orangtua yang begitu ku sayangi, mohon maafkan aku jika aku punya kesalahan selama menjadi menantu kalian, hiduplah berbahagia jangan lupa sholat dan tadarrusnya.
"Aku bahagia menjadi menantu dan istri Arman sebelum Rania datang, jadi Maafkan Aku, jangan khawatirkan kami disini, kami akan baik-baik saja tanpa kalian, terima kasih atas satu tahun lebihnya, terima kasih".
Arman jatuh terduduk mendengar perkataan pak Polisi tentang pesan Aurora sebelum dirinya pergi. Dia menangis tersedu- sedu karena menyesali semua perbuatannya, sedangkan Ibunda Arman itu sudah pingsan mendengar pesan Aurora kepada polisi itu. Sama halnya ayah Arman yang menopang sang istri.
"Ya Allah aku sungguh menyesal, maafkan aku, maafkan aku". Arman kembali menangis, tangisan itu menyayat hati Polisi yang membacakan perkataan Aurora terakhir kalinya sebelum dia pergi.
"Anda beruntung pernah memiliki berlian seperti istri anda tuan Arman, andai aku diberi kesempatan mendapatkan berlian seperti itu bahkan jika harus jungkir balik, aku akan mempertahankannya". Pak Polisi menangis melihat bagaimana tegarnya Aurora saat itu.
"Anda sudah bisa pulang pak, sedangkan Bu Rania, bukan Ibu Aurora yang melaporkannya tapi adik dari komandan kami yang dia hancurkan rumah tangganya sebelum bersama anda".
kembali lagi kepala Arman seperti dipukul palu dengan keras mendengar perkataan Polisi itu, dia menyalahkan Aurora dengan segala hal padahal dia tidak melakukannya.
"Ya Allah, aku sungguh manusia tidak tahu berterima kasih, kau sudah memberikanku manusia hebat dengan segudang kelebihan bahkan lebih indah daripada permata tapi ku sia-sia". Arman duduk termangu mengutuk dirinya sendiri.
"Ayo kita pulang, ambil barangmu, ayah akan menggendong bundamu". Ucap Ayah Arman dengan dingin.
Amarahnya memuncak, dia sungguh ingin memukul keras anaknya atas apa yang dia lakukan, tapi percuma saja baginya karena dia tidak akan mau lagi mengurusi hidup anaknya ini.
Arman mengikuti perintah ayahnya karena dia tahu ayahnya sangat marah padanya dan ibunya juga kini tengah pingsan, dia sangat malu untuk kembali pada orangtuanya setelah apa yang dia lakukan kepada mereka.
"Kamu beruntung karena Aurora tidak melaporkan perbuatanmu pada tempatmu bekerja tapi dia meminta izin cuti untukmu selama 10 hari karena kamu sakit". Ucap ayah Arman dengan dingin.
"Ya Allah". Lagi Aurora menyelamatkan kariernya yang terancam hancur ketika kabar berita ini sampai kepimpinannya.
" Kenapa kau lakukan itu padaku Aurora, aku tak pantas menerima semua kebaikanmu setelah semua yang kulakukan dalam menyakitimu". Tangis Arman kembali pecah, sungguh dia manusia hina bahkan tak pantas menerima kebaikan besar seperti itu dari orang yang dia hina dan sia-sia kan.
"Dia tidak melakukan untukmu tapi melakukannya untuk kami dan juga anak-anaknya, itu adalah bentuk balas budinya kepada kami dengan tidak menghancurkan mu anak sialan". Umpatnya dengan kasar.
"Maafkan aku ayah, aku akan meminta maaf kepadanya, aku akan ke Kairo untuk meminta maaf, kalau perlu aku bersujud padanya agar dia mau memaafkan aku".
"Tidak perlu, dia tidak mau kau menyusulnya, kau tidak dengar apa yang dikatakan Polisi, mereka bisa hidup tanpa kita, jangan usik lagi hidupnya setelah kau hancurkan dirinya". Teriaknya dengan keras melampiaskan emosinya.
"Maaf".
Kini penyesalannya tidak ada gunanya karena Aurora sendiri sudah tak ingin bertemu dengannya bahkan menyuruhnya mencari penggantinya.
blm tentu klo g ada bukti kbusukan rania.... km bkal nyesel sdh mnghianati istri sholihamu....
gmn sih km arman.... otak klo sdh kebalik y gini nich/CoolGuy//CoolGuy/
Maaf Thor... sedikit kritis jika dirasa ada yg kurang sesuai 😁✌️🙏🙏
Overall.. sukkaaa sekali dengan Cerita nya 👍👍👍👍🤗
Soo ditunggu kelanjutannya lagi yaa 👍🤗🤗🤗🤗