NovelToon NovelToon
Kebangkitan Raja Dunia Bawah

Kebangkitan Raja Dunia Bawah

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Epik Petualangan / Dunia Masa Depan
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: asep sigma

Kael Draxon, penguasa dunia bawah yang ditakuti dan dihormati pada masa nya. Namun, di puncak kekuasaan nya, Kael Draxon di khianati oleh teman kepercayaan nya sendiri, Lucien.
Di ujung kematian nya, Kael bersumpah akan kembali untuk balas dendam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon asep sigma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kamar Zayne

Elira merapihkan dokumen yang berada di meja kerjanya. Sudah beberapa hari ini dia tidak mengunjungi Zayne ke asramanya. Dia berniat mengunjungi Zayne malam ini.

"Kamu mau pulang duluan El?" tanya Pak Kepala yang baru saja keluar dari ruangannya.

"Iya pak, saya sudah menyelesaikan semua pekerjaan saya. Termasuk pendataan alur masuk dan keluar keuangan pabrik pada bulan ini." jawab Elira sambil memegang tas, bersiap pulang.

"Yasudah kalau gitu, kamu hati-hati di jalan."

"Baik pak, saya pamit pergi. Terimakasih."

Elira beranjak meninggalkan ruangan.

Sebelum pergi ke asrama Zayne, Elira berniat membelikan Zayne beberapa makanan dan buah-buahan untuk dimakan bersama.

Seingat dia penjual makanan dan buah-buahan berada di sebrang asrama Zayne dan jaraknya agak jauh. Namun, karena Elira ingin membuat suprise, akhirnya dia memutuskan untuk lewat jalanan sepi yang biasanya di jaga oleh beberapa preman.

Memang nasib buruk, tidak ada di kalender. Elira di hadang oleh beberapa preman yang sedang birahi. Bak singa yang kelaparan, karena tidak di beri makan beberapa hari. Mereka dengan cepat menghadang Elira dengan nafsu yang memuncak dang hawa yang menggebu-gebu.

Namun, sepertinya, hal baik masih melindungi Elira. Tak lama kemudian, Kael datang.

...****************...

"Bugggh."

Suara pukulan tongkat kayu dari belakang.

Kael menoleh, bukan dirinya yang terkena pukulan tongkat kayu itu. Terlihat preman itu tersungkur dengan darah yang menetes di pelipisnya. Dan tepat di belakangnya Taron dengan wajah sedikit panik memegang sebuah pipa logam yang tampak berkarat tapi kokoh. Nafasnya tersengal-sengal, matanya melebar antara marah dan ketakutan.

"Berani sekali kau mencoba melukai temanku!" Taron berteriak sambil berdiri di depan Kael, tubuhnya gemetar tetapi posisinya tetap melindungi.

Kael yang melihat itu sedikit terharu. Dia yang biasanya melindungi sekarang dilindungi. Kael melangkah maju, menatap mereka dengan mata dingin.

"Pergi! Sebelum aku benar-benar membuat kalian menyesal," katanya dengan nada rendah tetapi penuh ancaman.

Preman-preman itu saling bertatapan, sebelum akhirnya memilih melarikan diri, meninggalkan Elira, Kael, dan Taron di jalan yang sangat sepi.

Setelah para preman pergi, Elira mendekati Kael dengan wajah penuh kekhawatiran.

"Zayne, apa kau terluka? Kenapa kau melakukan ini? Kau bisa saja terbunuh!" katanya sambil memegang pipi Zayne dan memeriksa keadaan tubuh Zayne.

Kael menatap Elira dengan tatapan lembut tetapi tegas. "Bibi, aku tidak bisa membiarkan mereka menyakitimu. Kau sudah banyak membantuku semenjak orang tuaku sudah tiada. Ini termasuk hal kecil yang bisa kulakukan."

Elira terdiam sejenak, matanya berkaca-kaca. "Kau benar-benar anak yang baik, Zayne. Tapi jangan pernah melakukan ini lagi, bahaya seperti ini terlalu besar untukmu."

Taron yang masih memegang pipa logam, menatap Kael dengan bingung."Zayne, kau... kau seperti orang lain saat bertarung tadi. Aku tidak tahu kau sangat hebat dalam bertarung. Dan jujur saja kau sangat berani tadi, aku kira kau akan di buat babak belur oleh para preman itu."

Kael hanya tersenyum kecil tanpa menjawab. Dalam hati, ia tahu bahwa naluri dan pengalaman bertarung takan bisa berbohong.

Karena takut Elira akan di ganggu lagi oleh para preman. Kael dan Taron memutuskan untuk mengantar pulang Elira terlebih dahulu.

Setelah memastikan Elira aman. Kael dan Taron kembali ke asrama mereka.

"Kuharap Bibi Elira tidak mengalami trauma atas kejadian itu." ucap Zayne sambil meniti jalannya.

"Yah, aku harap juga begitu, semoga saja bibimu bisa beraktivitas seperti biasanya." timpal Taron.

"Tapi Zayne, aku tidak pernah menyangka kau bisa mengatasi empat preman seperti itu. Darimana kau belajar semua itu?"

Kael mengangkat bahu, berusaha terlihat santai. " Hanya reflek, aku rasa. Ketika kau sering berada di tempat ini, kau belajar bertahan."

"Memangnya kau sering berada di sini?" Tanya taron sambil mendelik.

Ah. Sepertinya, Kael keceplosan. Sungguh bodoh. Batinnya.

"Bukannya kita sering bolak-balik lewat sini." jawab Kael dengan cepat, agar tidak menimbulkan kecurigaan.

"Tapi kan kita tidak pernah melewati dan bertemu para preman." Kilah Taron.

"Kau lupa? Kita sudah pernah melawan preman, waktu di pabrik." jawab lagi Kael, mengingatkan pertarungan mereka di pabrik melawan Garth dan anak buahnya.

"Kalau itu si be-" belum selesai ucapan Taron, Kael segera menyela.

"Ah sudahlah, tak usah dipikirkan. Aku capek sekali hari ini. Sebaiknya kita cepat- cepat ke asrama."

Taron masih merasa curiga. Ia merasa ada sesuatu yang lebih dalam dari cerita Kael, tetapi memilih untuk tidak menanyakannya lebih lanjut malam itu.

Mereka pun saling diam sampai kembali ke asrama.

Setelah sampai di asrama, Kael langsung membersikan diri dan merawat lukanya. Di tengah keheningan kamar, pikirannya kembali memutar adegan pertarungan tadi.

Meskipun pengalaman bertarungnya menyelamati kali ini, ia tidak bisa pungkiri kekuatan tubuh juga adalah kunci utama dalam pertarungan. Baru beberapa gerakan saja sudah membuat tubuh ini tidak berdaya.

Akhirnya dia memutuskan, bahwa mulai besok dia akan melatih tubuh ini juga. Agar bisa seimbang dengan keahliannya.

...****************...

Seorang pria dengan kepala botak, membuka pintu salah satu ruangan di sebuah gedung tua lalu masuk ke dalamnya.

"Lapor bos." kata pria botak itu sambil berdiri di depan pintu masuk.

Di hadapannya. Duduk seseorang di balik meja, dengan sebuah siluet hitam dan tubuhnya yang kekar.

"Bagaimana?" tanya pria itu dengan suaranya yang menggema dan mengintimidasi.

"Seperti perkiraan Bos, anak itu bisa menjadi bahaya untuk kita ke depannya." ucap si pria botak.

"Hmm, kalau begitu. Apakah kau bisa memusnahkan ancaman itu?" tanya orang yang di panggil bos itu.

"Tenang saja Bos, kita bisa menghabisinya tanpa menimbulkan kekacauan sedikit pun." jawab si pria botak dengan percaya diri.

"Kalau begitu, aku serahkan urusan bocah itu ke kalian. Selesaikan dengan baik, kalau kalian menimbulkan kekacauan. Kalian tau sendiri, apa akibatnya."

Perintah Bos itu dengan tegas.

"Baik Bos, kalau begitu saya pamit."

Bos itu hanya mengangguk.

Pria botak itu pergi keluar ruangan dan tersenyum dengan lebar.

"Habis kau bocah," gumamnya.

1
Mia Sagitarius
penghianatan!!
Song Min: makasih, udh mampir kak
total 1 replies
Gamaken
Semangat kak upnya!
Song Min: thank u lek
total 1 replies
Chị google là em
Keren banget sih!
Song Min: thanks kak, pantengin kelanjutannya ya/Smirk/
total 1 replies
y0urdr3amb0y
Bahasanya mudah dipahami dan dialognya bikin aku merasa ikut dalam ceritanya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!