NovelToon NovelToon
Blood In The Hell

Blood In The Hell

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Fantasi / Sci-Fi / Zombie
Popularitas:675
Nilai: 5
Nama Author: Puja Andriani

Ketika wabah zombie mulai menyebar di sekolah, Violetta berusaha keras untuk menahan perasaannya. Luka hatinya akibat perselingkuhan Zean dan Flora masih segar, dan kini dia terjebak dalam situasi hidup dan mati yang mengharuskan dia untuk tetap fokus. Namun, perasaan sakit hati itu tetap menghantui, mengganggu konsentrasinya setiap kali dia melihat Zean atau Flora di dekatnya.

Di tengah situasi yang genting, Arshanan, cowok yang dikenal dingin dan tidak banyak bicara, justru menunjukkan perhatian yang mengejutkan. Meski jarang berbicara, ia selalu ada di sekitar Violetta, seolah memastikan gadis itu baik-baik saja.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puja Andriani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bagian 04

Setelah berhasil keluar melalui jendela ruang olahraga, empat remaja itu melangkah perlahan di halaman belakang sekolah. Masing-masing dari mereka menatap ke sekitar dngan penus kewaspadaan. Menggenggam erat masing-masing tongkat baseball di tangan mereka. Hari sudah memasuki tengah hari, udara di penuhi aroma busuk yang menusuk dan suara geraman pelan para zombie yang berkeliaran di sekitar mereka membuat suasana semakin mencengkam. Mereka ber-empat berusaha bergerak setenang mungkin sehingga mereka tidak akan menarik perhatian dari para makhluk-makhluk yang sebelumnya adalah teman mereka.

Flora berjalan paling belakang. Tubuhnya gemetar ketakutan. Ia bahkan sampai meremas erat ujung seragam belakang Zean yang melangkah di depanya seolah menyalurkan segala perasaan takutnya. Wajah Flora terlihat begitu pucat, cewek itu tidak bisa berhenti meliri ke kiri dan kanan ia takut jika lengah sedikit saja akan ada zombie yang muncul dan menyerangnya.

Zean yang berjalan di depannya sesekali menoleh ke belakang untuk memastikan Flora tetap aman melangkah mengekorinya. Namun begitu, Fokus Zean tidak sepenuhnya pada Flora dibelakangnya, melainkan pada dua orang yang kini berjalan berdampingan di depannya. Zean benar-benar tidak bisa berhenti melirik ke arah Arshanan dan Violetta yang berjalan di depannya seraya saling bergandengan tangan seolah-olah mereka adalah pasangan yang tak terpisahkan.

Zean mencoba mengalihkan wajahnya ke arah lain, namun tatapannya selalu berakhir kembali mengarah pada dua tangan yang masih saling menggenggam di depannya. Zean mendengus, giginya menggeretak ketika ia merasa sesuatu seperti membakar dadanya. Cowok itu tahu bahwa perasaannya sendiri penuh kontradiksi. Meski ia menyukai Flora hingga memutuskan untuk berselingkuh dengan cewek itu, tapi hubungannya dengan Violetta belum benar-benar berakhir. Zean tidak bisa menyangkal kalau ia masih merasa memiliki Violetta. Rasa cemburu menggerogoti pikirannya.

Di saat yang sama, Flora yang masih bergantung pada Zean tidak menyadari konflik batin yang tengah berkecamuk di benak cowok itu. Violetta pun tampak tenang, berjalan di samping Arshanan seolah mereka adalah tim yang sudah terlatih menghadapi situasi ini. Padahal sebenarnya hubungan mereka sedang menjadi percikan api kecil yang bisa memicu ledakan emosi sewaktu-waktu.

Ke-empatnya masih berjalan menyusuri halaman belakang sekolah mencari jalan keluar. Flora yang melangkah paling belakang terlihat menggerakan kaki nya dengan tergesa-gesa. Tangannya masih memegang ujung belakang seragam Zean dengan erat, merapatkan tubuhnya pada Zean seolah mencari perlindungan. Kemudian, ketika mereka memasuki koridor belakang yang hampir tidak pernah terjamah. Flora hampir menjerit sebab satu zombie nyaris menyerangnya dari sisi kiri. Beruntungnya, Zean begitu peka sehingga ia langsung melayangkan tongkat baseball di tangannya menghantam keras kepala zombie dan membuat makhluk itu terkapar di ubin yang di penuhi retakan. Kejadian itu sukses mengejutkan Arshanan dan Violetta yang berada di depan mereka. Keduanya lantas berhenti dan menoleh kr belakang. Sayangnya, hal pertama yang dilihat Violetta ketika ia menoleh adalah Flora yang sudah berada di dalam pelukan Zean.

"Zean, aku takut banget" kata Flora terbata. Ia mengeratkan pelukannya pada Zean seolah ingin mencari perlindungan. Cewek itu sangking takutnya sampai sudah tidak tidak peduli lagi dengan keberadaan Violetta yang masih berdiri di dekat mereka. Semua yang ada dalam pikiran Flora saat ini adalah Zean satu-satunya sosok yang bisa memberikan rasa aman padana.

Merasakan tubuh Flora yang gemetar di pelukannya, Zean tanpa ragu membalas pelukan Flora, Zean tahu betapa ketakutannya Flora setelah kejadian tadi.

"Kamu udah aman sekarang, aku bakal jagain kamu, " dengan suara yang lembut namun penuh keyakinan, Zean berbisik di dekat telinga Flora. Cowok itu juga mengusap punggung Flora, seolah mencoba menyalurkan ketenangan melalui sentuhannya. Meski begitu, Zean juga tidak bisa mengabaikan perasaan campur aduk yang melintas di benaknya. Karena tepat di depan sana, Violetta yang masih merupakan pacarnya sekaligus sahabat Flora sudah pasti melihat ini dengan jelas. Tetapi pada saat ini, satu-satunya hal yang ada dalam pikiran Zean adalah memastikan Flora merasa aman. Baginya, ketakutan cewek di dalam pelukannya jauh lebih penting daripada drama yang mungkin muncul setelah ini.

Dan seperti yang suda di duga, Violetta sudah jelas menyaksikan semuanya dengan tubuh kaku di tempatnya berdiri. Mata Violetta terpaku pada Zean dan Flora yang masih saling berpelukan tanpa memperdulikan keberadaannya. Bagi violetta, pemandangan itu seperti sebuah tamparan keras. Baginya, Zean dan Flora sudah kelewatan. Meski Violetta sudah mengetahui bahkan memergoki perselingkuhan keduanya. Namun, Violetta tidak menyangka Zean dan Flora begitu tidak tahu malu seperti ini. Violetta mendengus, dadanya terasa sesak dan napasnya memburu. Bahkan genggaman nya pada tongkat baseball yang ada di tangannya semakin erat, hingga buku-buku jarinya memutih. Begitu pula dengan genggamannya pada tangan Arshanan yang ia remas sekuat tenaga, seolah Violetta tengah menyaluran segala amarah yang tak bisa ia keluarkan.

Di dalam pikirnya, Violetta memiliki keinginan untuk menghantamkan tongkat baseball ditangannya kepada Zean dan Flora, namun yang bisa cewek itu lakukan hanyalah berdiri si sana merasakan emosii yang mendidih dan sakit hati yang terus menghantam batinnya.

Sementara disisi lain, Arshanan merasa benar-benar berada di posisi yang tak nyaman. Ia merutuki nasibnya yang menbuatnya terjebak dalam situasi penuh drama ini. Sejak awal, Arshanan tidak ingin ikut campur dengan urusan mereka bertiga. Menurutnya ini semua masalah pribadi yang tidak ada hubungannya dengan dirinya. Namun, saat merasakan genggaman Violetta yang begitu erat dan melihat bagaimana merahnya wajah cewek di sampingnya itu, Arshanan mendapati dirinya mulai merasa peduli.

Arshanan memperhatikan Violetta dengan lebih seksama. Wajah cewek itu terlihat penuh dengan amarah dan kesedihan yang tak dapat di sembunyikan. Nafasnya bahkan menunjukan engan jelas betapa emosionalnya situasi ini untuk nya. Aneh pikir Arshanan. Kenapa ia mendadak peduli? Bukankah selama ini dirinya selalu menganggap Violetta sebagai cewek menyebalkan yang hanya membuatnya risih?

Tanpa banyak bicara Arshanan mengambil keputusan, ia menarik tangan Violetta dengan lembut namun tegas. Mengajak cewek itu untuk segera pergi dari sana.

"Ayo," ajak Arshanan. Berusaha menjauhkan Violetta dari drama yang tak perlu berlarut-larut.

Saat Arshanan dan Violetta menjauh. Zean menoleh ke arah mereka. Tatapan terganggunya jelas terlihat. Seolah tak suka melihat Arshanan membawa Violetta pergi. Namun, Zean tidak mengatakan apa-apa, hanya terus memandang dengan ekspresi yang sulit di artikan. Sementara pelukannya pada Flora belum terlepas.

Arshanan dan Violetta akhirnya berhenti di koridor yang agak jauh dari tempat Zean dan Flora berada. Nafas Violetta masih memburu dan tanpa mengatakan apapun ia melepaskan genggaman tangan mereka. Violetta menarik napas panjang kemudian seraya mengusap wajahnya yang bahas oleh air mata. Berusaha membuat dirinya tenang. Sementara itu, Arshanan mengalihkan perhatiannya ke sekeliling, memastikan tidak ada zombie yang berkeliaran di sekitar mereka. Kemudian, saat dirasa aman, Arshanan kembali mengarahkan pandangannya pada Violetta.

"Udah gausah nangis, lo makin keliatan jelek," bibir Violetta yang masih bergetar menahan isakan makin cemberut sebab perkataan yang dilontarkan Arshanan benar-benar tidak menghiburnya. Arshanan menghela napas, bersidekap dada sambil sekali lagi menatap kesekeliling, bersikap sok cuek, "Lagian masih ada banyak kok cowok yang mau sama lo. Ya... Walaupun mungkin beberapa dari mereka sekarang sudah berubah jadi zombie" sambung Arshanan seraya mencoba menghibur. Namun, karena Arshanan bukan orang yang ekspresif, ia mengatakannya dengan ekspresi garing, nyaris tanpa emosi seolah ia sendiri ragu dengan upaya nya.

Violetta yang masih mengatur napas segera melirik ke arah Arshanan dengan kedua matta sembabnya yang memicing, ia tidak biasa mendengar Arshanan mengucapkan kalimat banyak seperti ini, "Lo terinfeksi ya?'

"hah??" Arshanan sontak mengerutkan dahinya, terkejut dengan tuduhan Violetta, "Enggak! Apaan si lo?'

Violetta masih menatap Arshanan dengan penuh kecurigaan, "Lo aneh banget. gak biasanya lo ngomong panjang begitu ke gue, lo kan serba pelit! Pelit kata, pelit ilmu, pelit waktu kalau ke gue, tapi sekarang..." Violetta menggantungkan perkataannya, mulutnya masih sedikit terbuka, ia sedang memikirkan kalimat yang cocok, " Serius deh, lo yakin gak kena gigitan zombie?"

Arshanan mendengus mendengarnya. Ia melipat kedua tangannya di depan dada, "Gue peduli sama lo!" sahut Arshanan dengan nada kesal. Dan di menit berikutnya ekspresi Arshanan menunjukan bahwa ia terkejut dengan apa yang baru saja ia katakan.

Sementara itu Violetta yang sebenarnya masih merasa sesak, berhasil mengulum senyuman tersipu miliknya setelah ia mendengar apa yang Arshanan katakan. Dengan raut jailnya, ia mengangkat kedua alisnya, menatap Arshanan penuh selidik yang terlihat begitu menyebalkan di mata Arshanan, "Lo suka gue ya?"

Arshanan memalingkan wajahnya, sedikit jengkel meski semburat daun telinga nya memerah, "Kayaknya lo deh yang terinfeksi!"

Violetta terus mencoba menggoda Arshanan dengan jail, menggerakan wajahnya mencoba menatap wajah Arshanan yang selalu berpaling, seolah menghindari tatapan Violetta hingga kemudian Zean datang bersama Flora dengan napas memburu. Kedua nya sejenak terlihat mengatur napas yang hampir habis karena di gunakan untuk berlari.

Arshanan menatap kedua nya dengan alis terangkat. Sementara Violetta sengaja menghindari kontak mata dengan Zean dann mencoba mengabaikan keberadaan mereka.

"Ada apa?" Arshanan bertanya dengan suara tenang namun penuh ingin tahu.

Namun, bukannya menjawab, Zean malah memberikan tatapan tidak suka nya pada Arshanan. Tatapan itu begitu menusuk, seolah Arshanan sedah melakukan sesuatu yang mengganggunya. tapi sayangnya, Arshanan tidak peduli dengan tatapan Zean dan beralih kepada Flora saat gadis itu yang menyahut

"Kita harus keluar dari sini secepatnya. Tadi kami melihat gerombolan zombie lain menerobos masuk melalui pagar jebol di belakang sekolah" Flora menjelaskan dengan cepat, nadanya terdengar tergesa-gesa.

Oh, sial! Sekarang mereka tidak hanya harus menghadapi orang-orang di sekolah yang sudah berubah jadi Zombie, tapi juga zombie-zombie dari luar. Sudah terbanyak di benak Arshanan, sudah sekacau apa di luaran sana. "Ya sudah, ayo kita per..."

Kalimat Arshanan menggantung di udara begitu saja, pergerakannya yang baru saja ingin menarik tangan Violetta berhenti ketika sudah lebih dulu melakukannya dan langsung membawa Violetta berlari dari sana. Tidak jauh berbeda dengan reaksi yang ditunjukan Arshanan, Flora juga terlihat tertegun i tempatnya. Hingga geraman zombie yang terdengar riuh di belakang mereka membuat keduanya segera berlari menyusul.

1
Sadako
Kalau tidak update, penggemar setiamu bakal hilang nih
Gusti Raihan
ceritanya bikin ketagihan, keep up the good work thorr!
Isolde
Bahagia meluap
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!