Dinda tidak sadar sudah meninggal sampai dia berubah menjadi wanita tua dengan empat anak dan dua menantu perempuan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon samsuryati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
4
Adinda tidak tahu jika kabar tentang dia yang membeli sayuran busuk di ladang segera menyebar dengan cepat.
Beberapa orang sedang memikirkan, apakah mereka akan menukar sayuran itu dengan uang atau tidak.
Tapi Adinda yang sedang bersandar di dinding sebenarnya menggali memori dan mendapati jika keluarga mereka juga memiliki sepetak kebun sayuran yang mirip.
Meskipun ladang sayuran sudah habis tapi hal ini sangat umum di desa.Orang bisa saja meminjam atau memintanya sedikit untuk konsumsi tapi bukan membeli.
Jadi perilaku membeli sayuran, benar-benar membuat celah besar untuk karakter nya sebagai wanita tua yang miskin.
Baru kemudian Adinda menyadari apa yang salah dengan apa yang sedang dia lakukan.
Tapi kata orang hal yang sudah terlanjur tidak bisa diundur lagi ,jadi dia membiarkannya saja.
"ibu airnya sudah siap apa ibu akan mandi sekarang?"
Adinda tidak menjawab tapi langsung masuk ke dalam ke rumah. Menantu perempuannya yang baik benar-benar sangat perhatian.Senang menjadi ibu mertua.
Sepanci penuh air hangat diletakkan di dalam kamar.
Dikatakan mandi sebenarnya ini hanya mengusapkan kain basah ke atas tubuhmu.
Penduduk desa tidak memiliki kebiasaan mandi di sini. Akan aneh jika dia mengubah kebiasaan terlalu besar.Tapi adinda tidak seperti itu dia merasa tidak nyaman dan tubuhnya sedikit lengket jika dia tidak mandi.
Jadi mengusap tubuh masih baik baik saja.
Tanpa mempedulikan apapun dia langsung membersihkan diri sendiri dan selesai kurang dari setengah jam kemudian.
Namun baru saja berbaring dia mendengar suara berisik di luar. Itu sebenarnya adalah Nyonya Wu yang datang mengantar sayuran di pintu.
Harus diakui kinerja penduduk saat ini benar-benar luar biasa.Mereka bisa berkerja sama cepat nya dengan mesin.
Melihat adinda keluar dari kamarnya Nyonya langsung mengusapkan pinggangnya yang terasa sakit. Dia khawatir nyonya Ding berubah pikiran jadi dia buru-buru memerintahkan anak-anaknya bekerja secepat mungkin.
"ini sayuranmu masih ada sedikit di ladang nanti akan dikirim lagi. Mana uangnya?" katanya seraya menadahkan tangan.
"Nyonya Wu kenapa kau tidak percaya kepadaku .Apa kau takut aku tidak membayarmu?" kata adinda setengah bercanda.
"hahaha di desa ini semua orang mengetahui ,kau adalah orang yang paling tidak memiliki uang. Bukannya kemarin kau baru saja menjual Putra mu Hem?" jawab nyonya Wu terang terangan.
Adinda tidak bisa mengelak dari pekerjaan pemilik tubuh yang luar biasa. Dia hanya bisa mengakui kesalahan itu secara pribadi.
"ibu mertuaku sangat baik dan aku berubah pikiran karenanya. Anak-anak sudah begitu besar mereka bisa mencari makan sendiri. Lalu kenapa aku menjualnya untuk sedikit uang?"
"Ok aku tidak peduli dengan apa yang kau pikirkan tapi mana uangku!!" kata nyonya Wu tidak peduli.
Adida merogoh koceknya dan membayar 3 sen itu. Baru setelah merasakan dinginnya koin di telapak tangan, barulah nyonya Wu merasa lega.
Baginya dia sangat beruntung dan berpikir adinda menjadi rugi.
Tapi siapa yang peduli dengan kerugian orang lain.
Ayu keluar melihat perilaku ibunya yang membeli barang-barang yang tidak berguna itu. Tapi dia tidak bisa menahan mulutnya ketika Nyonya wu sudah pergi.
"ibu untuk apa barang-barang ini?" Tanya nya.
"Jika ada uang lebih baik beli biji bijian kasar,ladang seperti nya tidak menghasilkan tahun ini "Tambah nya lagi.
Adinda sudah menyiapkan jawaban untuk itu terlebih dahulu. Dia berkata,"Aku ingin menyimpan acar lobak dan kubis sebanyak mungkin.Kira juga bisa mengering kan nya dan makan untuk waktu yang lama. Acar lobak semacam ini , bisa membuat perutmu kenyang ketika tidak memiliki uang"
Ami yang mendengar itu hanya bisa geleng-geleng kepala. Meskipun acar lobak dan kubis sangat baik tapi anda mungkin akan muntah acar jika makan itu sepanjang hari.
Ada baiknya uang yang tersedia di beli beras hitam dan semacamnya.
Tapi Ami hanyalah sebuah orang menantu perempuan yang tidak memiliki hak untuk bicara.
Jadi dia hanya bisa menghela nafas panjang dan pergi menyelesaikan tugasnya.
"Ayu.. kakakmu pergi membeli tulang babi. Nanti buatlah sup tulang dengan banyak jagung dan lobak." kata adinda sekenanya.
"Eh... bukannya kakak tertua pergi ke ladang?" tanya ayu yang langsung berbalik.
"Tidak aku memintanya membeli tulang dan jagung di kota "
Ayu yang mendengar itu langsung bersemangat .Rupanya Ibu tidak menghabiskan uang dengan sia-sia. Dia menyempatkan diri membeli beberapa kg jagung bahkan membeli tulang babi.
Meskipun hanya tulang tapi sudah berapa lama perut mereka tidak diisi dengan minyak.
Sup tulang dengan jagung adalah yang terbaik.
Ayu tersenyum senang mendengar ide dari ibunya. Dia lalu pergi ke belakang untuk mengabarkan masalah ini kepada kakak ipar. Untung saja dia cepat jika tidak kakak ipar pasti sedang memasak sesuatu.
Ah kapan Kakak tertua kembali dari kota.
Sementara ayu pergi ke belakang adinda menyempatkan diri untuk menyentuh lobak dan juga kubis itu. Dengan cepat kubis terjual melalui sistem dan berubah menjadi uang di dalam kantong .
Adinda yang senang terus menjual lobak dan kubis sampai kantong uangnya terasa begitu berat.
Senyumnya begitu cerah. Sampai dia melihat lobak dan kubis terjual lebih dari setengah barang yang dikirim oleh nyonya wu. Baru kemudian dia melupakan aksinya, jangan sampai anak-anak menyadari ada sesuatu yang salah di sini.
Tapi hal yang di khawatir kan sebenarnya tidak terjadi karena beberapa saat kemudian , Putra pertama dari nyonya Wu datang dengan gerobak penuh terisi lobak dan juga kubis.
Mereka datang dua kali lagi dan membuat adinda kembali menjual lobak dan kubisnya melalui sistem.
Kegembiraannya tidak sampai di situ baru dia menyentuh lagi-lagi dan lagi tiba-tiba ada suara familiar.
"Ibu apa yang kau lakukan ,Apa benar kau membeli lobak dan kubis?"
Rupanya ini adalah anak pertama yang datang dengan barang belanjaan yang dia bawa dari kota.Semuanya penuh dengan barang.Bisa di bayangkan betapa berat nya itu.
"Arui jangan banyak bicara , serahkan barang belanjaanmu kepada istrimu di belakang. Lalu bantu ibu untukmu memindahkan lobak-lobak ini ke dalam gudang.Besok semuanya harus di buat acar"
Arui ingin mengatakan sesuatu tapi dia mengungkap mulutnya karena sudah diberi tugas oleh sang ibu.
Perjalanan ke kota tidak mudah dan dia sudah sangat kelelahan tapi karena ibu yang meminta dia harus melakukannya lagi.Dia pergi ke belakang untuk menurunkan barang.Di dapur dia bertemu dengan Ami yang melihat nya dengan mata berbinar-binar.
"Arui kau pulang, Apa benar kau membeli jagung dan tulang?"tanya Ami yang buru-buru melihat karung yang dibawa oleh suaminya.
Dia ingin tahu apakah memang ada tulang di dalam karung itu.
Ami sudah hamil 2 bulan tapi sampai saat ini dia belum pernah menyentuh sup daging sama sekali.
Arui yang ditanya oleh istrinya tersenyum dengan lebar. Dia tahu apa yang dipikirkan oleh sang istri jadi dia berkata,"Aku membeli banyak pulang untuk Ayo makan sup tulang dengan jagung malam ini"
"Ahh bagus, kakak ipar akhirnya keponakanku bisa makan enak hahaha"kata Ayu dengan senang.
Arui tidak banyak bicara dia harus melakukan pekerjaannya di depan. Setelah mengatakan sesuatu dengan istrinya , Arui pergi lagi ke halaman di mana sekarang Bibi Ding juga mengantarkan barang.
Bibi Ding adalah bibi jauh Arui yang di mulut Adinda di panggil sebagai kakak ipar.
Dengan mata kepala sendiri , Arui melihat ibu membayar beberapa koin kepada bibi nya.
Heran aja, katanya tidak punya uang.
"Ah Aan, Along, kebetulan sekali kalian pulang. Ayo bantu mengemasi barang-barang ini ke belakang"kata Adinda ketika melihat dua putranya yang lain baru saja pulang dari ladang.
Tubuh mereka yang kurus sebenarnya terlihat seperti tinggal tulang. Tapi kondisi tubuhnya baik-baik saja. Mereka kuat dan energik seperti seekor kuda jantan.
Sama seperti anak pertama,dua Putra ini juga sangat berbaktinya.Mereka tidak banyak bicara hanya meninggalkan barang pertanian di tanah dan mulai mengambil kubis dan lobak di tanah untuk di pindahkan ke gudang.
Sementara itu, adinda masih diam-diam menjual lobak dan kubisnya ke dalam sistem.
Karena aktivitas ini,ada satu perak dan beberapa sen di kantong uangnya.Adinda menagih perak di sini alih-alih sen.Dia khawatir dengan kantong nya yang akan jebol jika terus diisi dengan sen.
Kau tau satu perak adalah seribu sen kan.
Adinda tidak berpikir untuk menggunakan uang itu dia menyimpannya untuk membeli loker.
Kadang kita tidak percaya dengan manusia. Seseorang harus percaya pada diri sendiri.
Dengan harga ditetapkan oleh sistem Dinda tidak khawatir bisa mengantongi 5 perak untuk membeli loker.
Dia bisa menunggu kok.
Belum selesai semua kubis dan lobak dipindahkan tiba-tiba ada suara yang menggelegar.
"Menantu pertama, Apa yang kau lakukan?"
Adinda memalingkan mukanya ke arah ke asal suara kemudian dia melihat seorang wanita yang kurus juga dengan begitu banyak uban. Dalam memori menyebutkan jika ini adalah ibu mertuanya.
Ibu kandung dari suaminya yang sudah meninggal.
"Ibu mertua ,"sapa adinda dengan sopan.
"Menantu perempuan ,Apa yang kau lakukan? untuk apa kau membeli barang-barang tidak berguna ini.Uh dari mana kau mendapatkan uangmu. Apa kau menjual cucuku lagi,hah?"katanya yang seperti senapan mesin.
Adinda merasa kupingnya berdengung.
Tapi dia tidak marah karena wanita tua ini sebenarnya masuk akal . Jika bukan karena dirinya ,anak-anak sudah dijual lebih awal.
"ibu untuk apa kau marah duduklah dulu. Ayu bawakan air untuk nenekmu cepat" kata Adinda gugup.Dia khawatir ibu mertua melihat kekurangan nya.
"Tidak perlu," kata ibu mertua." Aku hanya ingin tahu kenapa kau membuang uang seperti ini .Dari mana kau mendapat uangnya sedangkan kemarin tidak memiliki uang satu sen pun"
Adinda merasa gugup mendengar pertanyaan seperti itu. Anak-anak bisa dibohongi tapi Ibu mertuanya tidak.
Adinda diam-diam menarik Ibu mertuanya ke sudut dan dia berbisik seperti seorang pencuri,"ibu mertua sebenarnya.. sebelum Aku pingsan aku menemukan kantong uang. Kupikir itu adalah milik dari orang yang ingin membeli putraku.Jadi...
Wajah adinda memerah ketika menyebutkan hal ini. Dia tidak tahu apakah ibu mertua akan marah dan menyebutnya bodoh.
Dan benar saja ibu mertua menjewer kupingnya dan berkata ,"jika kamu mendapatkan uang seperti itu sebaiknya kau simpan untuk sesuatu yang darurat bukan menghambur-hamburkannya seperti ini"
"Jika hanya kubis dan lobak bukankah ladangmu juga memilikinya. Jika kekurangan Ibu juga memilikinya sedikit.Tapi jangan pernah mengungkapkan kekayaanmu. Bagaimana jika pemilik uang tersebut datang dan menagihmu?"
Adinda menggosokkan kupingnya dan berkata," Ibu jangan khawatir orang itu tidak mungkin datang untuk mencari uangnya .Pekerjaan menjual anak bukanlah pekerjaan yang mulia,bu. Dia mungkin malu untuk datang dua kali ke desa kita"
"begitukah?' kata ibu mertua," tapi kau masih tetap hati-hati lho"
Ah untungnya dia bisa di bodohi.
"Ya Bu aku tidak akan membeli hal yang tidak perlu .Aku sebenarnya hanya ingin membuat acar agar anak-anak bisa makan dengan sedikit acar di waktu yang lama"
Hari Adinda berdarah.Bisnis ini tidak bisa di lakukan lagi di masa depan.
"Oke , ini adalah kali terakhir jangan kamu lakukan hal yang bodoh lagi mengerti" Kata ibu mertua.
"iya Bu" kata adinda.
Ibu mertua tidak lantas pulang, dia langsung melihat pekerjaan cucu-cucunya.
Nyonya ding adalah menantu tertuanya. Lima tahun sebelum ini pernah terjadi peperangan panjang. Negara memerintahkan semua pemuda kuat harus diambil dalam setiap rumah tangga untuk menjadi prajurit.
Karena suami Nyonya ding adalah anak tertua jadi pekerjaan itu jatuh di atas kepalanya. 3 tahun pertama baik-baik saja. Masih ada kiriman uang dari stasiun setiap bulannya. kiriman uang itu berarti orangnya masih hidup. tapi tahun lalu, ada surat dan piagam dari stasiun menyebutkan suami Nyonya Din sudah berkorban.Ada uang pensiun di sana.
Saat itu keluarga sangat berduka namun mereka juga kekurangan uang. Dengan uang itu nyonya tua membangun rumah. Ini membuat nyonya Ding memberontak dan meminta perpisahan.
Dia biasa lembut dan baik hati.Tapi pemisahan selagi orang tua masih hidup kata orang sangat tabu. Hanya karena iba, Nyonya ding tidak marah dan relakan perpisahan itu.
Meskipun berpisah pada dasarnya hubungan kedua keluarga masih sangat bagus.
Jadi Arui tidak terkejut melihat nenek datang. "nenek Apa yang dilakukan oleh ibu adalah benar .Tadi di kota aku melihat begitu banyak orang baru. Katanya mereka adalah pengungsi dari Selatan. Saat ini kita benar-benar harus berhemat"
"Apa? pengungsi?"ibu mertua adinda sangat terkejut mendengar informasi itu. Dari sini ke kota perlu memakan waktu hampir lima jam bolak-balik. Jadi sangat jarang warga desa yang pergi ke kota.
Itulah kenapa mereka terkadang terlambat mendapatkan informasi.
Dengan datangnya para pengungsi, kehidupan tidak akan pernah mudah. ini bahkan akan menjadi sangat merepotkan.
Nanti barang-barang akan naik harga. Akan ada kerusuhan di mana-mana. Semakin banyak para pengungsi maka semakin buruk kehidupan.
Ada pembunuhan bahkan pencurian dan sebagainya.
Desa mereka sangat jauh dan aman tapi dengan kehadiran para pengungsi kehidupan tidak akan pernah sama lagi.
"Arui Pergilah ke kepala desa, kita harus bersiap-siap" kata nenek Ding dengan khawatir.
Masalah sebesar ini harus diberitahukan kepada kepala desa. Mereka harus melakukan sesuatu untuk meminimalisir kerugian. Masalah pengungsi adalah masalah besar.
Baru kali ini nyonya tua merasa menantu perempuannya sangat bagus. Mungkin menantu perempuan sudah mendapatkan informasi lebih awal.Itulah kenapa dia membeli begitu banyak sayuran.
Dengan begitu banyak sayuran, mereka diselamatkan untuk tidak keluar Desa dalam waktu dekat.
Sayuran liar akan sulit didapat dengan begitu banyak pengungsi.
Adinda tahu apa yang dipikirkan oleh ibu mertuanya dan dia diam-diam bersyukur karena hal ini. Dengan begitu dia tidak akan dimarahi lagi karena membeli begitu banyak sayuran liar kan.
Arui dengan patuh mengikuti neneknya pergi.Sementara itu adinda terus saja menjual barang-barang ini ke sistem. Dengan datang nya para para pengungsi, dia juga memiliki kekhawatiran tersendiri.
Dia harus punya loker pribadi sebelum bencana.
terus lanjut update nya thorr
terus lanjut update nya thorr