NovelToon NovelToon
Istri Ku Penghianat

Istri Ku Penghianat

Status: sedang berlangsung
Genre:Cerai / Pelakor / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Romansa / Dendam Kesumat
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: ayuwine

**"Siapa sangka perempuan yang begitu anggun, patuh, dan manis di depan Arga, sang suami, ternyata menyimpan sisi gelap yang tak pernah ia duga. Di balik senyumnya yang lembut, istrinya adalah sosok yang liar, licik, dan manipulatif. Arga, yang begitu percaya dan mencintainya, perlahan mulai membuka tabir rahasia sang istri.
Akankah Arga bertahan ketika semua topeng itu jatuh? Ataukah ia akan menghancurkan rumah tangganya sendiri demi mencari kebenaran?"**

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ayuwine, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

permintaan aneh

Malam itu, Arga memanggilku ke ruang kerjanya. Aku merasa gugup, tak biasa pria itu memanggilku pada jam-jam seperti ini. Apalagi dengan raut wajah seriusnya yang tak pernah kulihat sebelumnya.

“Mentari, duduklah.” Suaranya lembut, tetapi tegas, membuatku semakin gelisah. Aku menurut, duduk di kursi di hadapannya, sementara dia menatapku dengan sorot mata yang penuh kebingungan dan kesedihan.

"Ada sesuatu yang ingin aku minta darimu." Arga membuka percakapan dengan nada hati-hati.

Aku menatapnya ragu. "Ada yang bisa saya bantu, Pak?"

Dia terdiam sejenak, mengambil napas panjang sebelum menjawab. "Aku butuh bantuanmu untuk pura-pura menggoda Reza."

Jantungku serasa berhenti. Aku tidak percaya dengan apa yang baru saja kudengar. "Maaf, Pak... Anda serius?"

"Serius."

Aku terdiam. Pikiranku bercampur aduk. Membayangkan aku harus berurusan dengan pria seperti Reza saja sudah cukup membuat bulu kudukku berdiri. Apalagi harus berpura-pura menggoda dia? Tidak, ini bukan hal yang mudah.

"Pak Arga, saya tidak yakin ini ide yang baik. Saya hanya seorang pembantu... Saya tidak tahu apa yang bisa saya lakukan..."

Arga mencondongkan tubuhnya ke depan, memandangku dengan mata yang memohon. "Mentari, aku tidak punya pilihan lain. Aku tahu Alya berselingkuh dengan Reza, tetapi aku butuh bukti. Aku butuh kau untuk mendekatinya, membuat dia lengah, dan menemukan sesuatu yang bisa aku gunakan."

"Tapi, Pak, ini berbahaya..." Aku mencoba menolak, suaraku mulai gemetar.

"Aku akan melindungimu," katanya tegas. "Aku janji, apa pun yang terjadi, aku akan menjaga dirimu dan keluargamu. Jika Alya atau Reza mencoba menyakitimu, mereka harus berhadapan denganku."

Aku terdiam. Kata-katanya terdengar tulus, tetapi aku tahu risiko yang akan aku hadapi. Di satu sisi, aku tidak ingin terlibat dalam masalah ini. Aku hanya ingin hidup tenang. Namun di sisi lain, melihat Arga begitu putus asa dan terluka membuat hatiku merasa tidak tega.

"Aku tahu ini bukan hal mudah untuk diminta, Mentari," katanya lagi. "Tapi kau satu-satunya orang yang bisa aku percaya saat ini."

Aku duduk diam, mendengar kata-kata Pak Arga dengan hati yang penuh keraguan. Apakah aku benar-benar harus melakukan ini? Aku hanyalah seorang pembantu, bukan seseorang yang pandai memainkan peran atau menghadapi situasi rumit seperti ini.

Namun, di balik rasa takut dan ragu itu, ada sesuatu yang menusuk hatiku. Melihat Pak Arga yang biasanya begitu tenang dan bijaksana kini tampak rapuh dan hancur membuatku merasa kasihan. Dia pria baik, majikan yang selalu memperlakukan aku dengan hormat. Dan sekarang dia meminta bantuanku.

"Tolong, Mentari," katanya lagi, dengan nada yang hampir seperti bisikan. "Aku tidak tahu harus meminta tolong pada siapa lagi."

Aku mengangguk pelan, meskipun hati ini masih dipenuhi keraguan. "Baik, Pak. Saya akan mencoba."

Senyum kecil muncul di wajahnya, meskipun matanya masih memancarkan kesedihan yang dalam. "Terima kasih, Mentari. Aku tidak akan melupakan kebaikanmu ini."

Malam itu, aku kembali ke kamar dengan hati yang berat. Aku tahu ini bukan keputusan yang bijak, tetapi aku tidak bisa membiarkan Pak Arga melawan semua ini sendirian. Jika aku bisa membantunya mendapatkan keadilan, maka aku akan melakukannya, apa pun risikonya.

Keesokan harinya, Arga mengajakku ke mall. "Mentari, kita perlu melakukan beberapa perubahan pada penampilanmu," katanya dengan nada serius.

Aku merasa canggung, bahkan agak terkejut. "Untuk apa, Pak?" tanyaku ragu. Aku tahu permintaan Arga bukan tanpa alasan, dan aku sudah bersiap dengan apa yang akan terjadi selanjutnya.

Di mall, Arga membawaku ke sebuah salon ternama. Begitu sampai, aku langsung dikerjakan oleh penata rambut dan perias wajah. Rambutku dipotong dan ditata ulang, sedikit lebih modern dan elegan. Aku merasa seperti sedang berada di dunia yang sama sekali berbeda—dunia yang tidak pernah ku kenal.

"Aku tahu ini bisa membuatmu merasa tidak nyaman," kata Arga, menatapku dengan tatapan serius. "Tapi ini untuk tujuan yang lebih besar, Mentari. Kau harus bisa membuat Reza tertarik."

Setelah selesai, penampilanku jauh berbeda dari biasanya. Aku merasa seperti seorang wanita yang tidak aku kenali, dan hatiku mulai cemas dengan apa yang akan terjadi selanjutnya.

Sesampainya di rumah, aku merasa gugup. Namun, apa yang aku lihat saat memasuki ruang tamu membuatku terkejut. Alya, istri Arga, sudah ada di sana. Begitu melihatku, ekspresinya berubah. Dia menatapku dengan mata yang tajam, penuh kecurigaan.

"Ada apa dengan penampilanmu?" tanya Alya, suaranya penuh rasa curiga. "Kenapa kamu terlihat berbeda?"

Aku merasakan ketegangan yang kuat di udara. Arga hanya berdiri di sampingku, seolah tak bisa menghindari situasi ini.

Aku hanya bisa tersenyum canggung, berharap Alya tidak terlalu curiga. "Saya hanya pergi ke salon, Kak," jawabku dengan suara pelan.

Namun, Alya tidak tampak puas. Matanya menatap Arga dengan tajam, dan aku bisa merasakan kecemburuan yang mulai muncul. "Kenapa kamu yang membawanya? Apa yang kalian rencanakan?" Alya bertanya, suaranya mulai meninggi.

Arga mencoba tetap tenang. "Alya, ini hanya untuk sementara. Mentari hanya membantu aku dengan hal-hal kecil. Tidak ada yang lebih dari itu," jawabnya, mencoba meredakan situasi.

Tetapi, aku tahu Alya tidak akan mudah menerima penjelasan itu. Tatapannya semakin tajam, dan aku bisa merasakan bagaimana rasa cemburunya semakin membesar.

"Kalau begitu, kenapa kamu harus merubah penampilannya? Kenapa harus pergi bersama dia?" Alya bertanya dengan nada marah.

Aku merasa serba salah, berdiri di antara mereka berdua, merasa seolah menjadi pihak yang salah. Namun, aku tahu, dalam permainan ini, aku tidak punya banyak pilihan. Aku hanya bisa berharap semuanya berjalan sesuai rencana, meski risikonya besar.

1
Talnis Marsy
/Good/
Irma
semangat Thor semangat
Irma
udah di kasih suami pengertian nggak kasar mapan pula masih saja kau selingkuh manusia sekarang kurang bersyukur banget

semangat Thor
ayusw: terimakasih sudah mampir,terus ikuti ceritanya ya kak like dan komen biar aouthor semangat buat update nya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!