mengagumi Idola, hingga jatuh cinta dan ternyata gayung itu bersambut.
bagaimana rasanya.???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aisetsuna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu Kai
Tiba di hotel tempat Kai menginap,
Yuan di sambut seorang wanita di lobby hotel. Wanita itu adalah manager Kai.
"selamat siang nona Yuan." sambut manager Rui, setelah melihat turun dari taxi.
"loh kenapa ada di sini.? gak nemenin Kai.?" tanya Yuan.
"tuan meminta saya menunggu nona di sini.?" Jawab manager Rui.
"haah, udah lama.?"
"tidak, belum ada sepuluh menit saya menunggu disini." jawab manager Rui, sambil berjalan bersama Yuan menuju lift.
"dari mana dia tau kalau aku sudah dalam perjalanan, padahal aku tidak memberi tahunya." tanya Yuan sambil melangkah memasuki lift.
"'tuan muda Jeano yang memberi kabar kepada tuan muda Kai, beliau bilang nona sudah dalam perjalan sejam yang lalu. Lalu kemudian tuan muda Kai meminta saya menunggu nona di loby." jelas Rui.
Yuan hanya menyerngitkan alisnya, sambil menghela nafas. heran dengan kelakuan para pemuda di sekitarnya.
Setibanya di dalam kamar Kai.
Yuan melihat beberapa orang berada di sana, mereka berkumpul di ruang tamu kamar dan masih berbicara dengan beberapa orang klien sponsor yang berkerja sama dengan Kai.
Manager Rui memberi isyarat untuk mempersilahkan Yuan menunggu di Meja makan.
Tidak ada yang mengenali Yuan pada saat itu, Yuan menggunakan masker dan jaket hoody bertopi yang menutupi hampir seluruh kepalanya.
Jika dia tidak menggunakan kedua benda itu, mungkin beberapa orang yang ada di ruangan itu akan segera mengenalinya.
Menunggu di meja makan, Yuan hanya melepas maskernya karna dia benar-benar tergiur dengan makanan yang ada di hadapannya.
Bagaimana tidak, semua yang di depannya adalah camilan dan buah buahan yang sangat dia sukai.
Sambil tetap mengunyah makanannya Yuan sibuk memainkan hp nya, menulis dalam grup chat obrolan dengan ke tujuh bujang yang pagi tadi sudah ribut-ribut.
SEVEN MIRACLE & LITTLE PRINCESS. Begitulah judul grup obrolan itu.
‘Aku sudah tiba di kamar hotel Kai. dengan aman.’ Ketik nya.
‘Sampaikan salamku pada Kai, tanyakan padanya, kapan kita party lagi.’ Balas Soni.
‘Humb. salam buat Kai, aku menunggu pertarungan game dengannnya lagi.’ Balas Ian.
‘Party melulu yang kau pikirkan.’ ketik Yuan membalas pesan Soni.
‘Hahaha,,, baiklah akan ku sampaikan.’ Balas Yuan kepada Ian.
‘Bilang pada Kai, jangan macam-macam.’ Jeano mengetik.
‘Hah,,, apa maksud’y.???" ketik Yuan membalas pesan Jeano.
Tiba-tiba dari belakang, Kai memeluk Yuan, hal itu spontan membuat Yuan kaget dan menengok ke arah Kai dan tidak sengaja pipinya menyentuh bibir Kai. Mereka tertegun saling menatap berapa detik, kejadian itu membuat wajah gadis itu memerah.
Kai mengambil posel Yuan, mengirimkan voice note ke grup obrolan yang saat itu sedang terbuka.
”hahaha,,, kalian tenang saja. Dia tidak hanya little princes kalian, tapi juga princes kami." ucapnya.
"Tunggulah aku siap dengan tantangan apapun darimu Ian.” ucap Kai membalas pesan Ian dan Soni.
“Kai,,, apa yang kau lakukan.?” kata Yuan. sambil beranjak dari tempat duduknya.
“membalas pesan ketujuh kurcaci itu.” jawab Kai asal tersenyum dan mengulurkan kembali ponsel Yuan.
“dasar…” kata Yuan memukul kecil lengan Kai dan menerima ponselnya.
“kemarilah duduk disini.” ucap Kai sambil duduk di Sofa.
“aaah,,, di sini saja. disini lebih banyak makanan.” ucap Yuan manja, dia tidak rela meninggalkan camilan yang ada dimeja makan.
“disini juga banyak camilan, cepatlah.” kata Kai. Sambil menunjuk meja dengan dagunya.
Yuan duduk di ujung sofa,, sambil memeluk bantal.
“dasar kau ini, lebih menyukai camilanmu dari pada aku. Hmm.?” ucap pemuda itu.
“humb,,, mereka tidak pernah akan mengecewakan & menyakitiku. Hahaha..” Yuan tertawa kemudian membuka kemasan strawberi dan memasukan ke dalam mulutnya.
Kai memutar duduk menghadap ke gadis itu, menatap gadis yang sedang melahap buah dengan rakusnya.
“pelan-pelan, tidak akan ada yang berebut denganmu di sini. Aku meminta Yui membeli ini semua untukmu.” kata Kai.
“benarkah.? hwaaaa, terima kasih. Kamu memang terbaik Kai.” ucap gadis itu dengan mata berbinar dan memberikan hati dengan kedua tangannya di atas kepala.
Melihat kebahagiaan gadis di depannya ini, Kai juga merasakan kebahagiaan yang sama.
Beberapa menit berlalu Kai hanya tersenyum melihat tingkah gadis ini, membuka dan memakan camilan yang ada di depannya tanpa berkata apapun. Hingga Yuan menoleh dan menatap Kai.
“ada apa kau memandangku.? apa terlihat sangat rakus.?” tanya Yuan dengan wajah innocent nya.
“humb kau terlihat sangat rakus, tapi aku menyukainya.” jawab Kai. Yuan melotot ke arah pemuda itu dengan mulut penuh hingga tampak menggembung di kedua pipinya.
"imut, dan sanggat menggemaskan." ucap Kai lagi, sambil menahan senyum.
“sialan kau…” jawab Yuan melempar bantal sofa ke arah Kai. Dengan sigap Kai menangkapnya dan memeluk bantal itu.
“apa kau bahagia.?” ucap Kai tiba-tiba.
Yuan menghentikan makannya dan melihat ke arah Kai. Sambil memiringkan sedikit kepalanya, memandang dengan bingung.
”ada apa.? kenapa tiba-tiba berkata seperti itu.?” tanya Yuan.
“boleh aku memelukmu sebentar.?” tanya Kai tiba-tiba.
Yuan yang bingung dengan pertanyaan Kai hanya menjawab dengan anggukan kepalanya.
Saat itu juga Kai menggeser duduknya dan maju untuk memeluk Yuan.
“biarkan sejenak sperti ini.” kata Kai, saat Yuan sedikit bergerak.
“kenapa aku seperti tidak ingin melepasmu lagi." ucap Kai di antara pelukannya.
"Jika kau tidak bahagia dengan keadaan sekarang, aku akan bilang pada kak Alen untuk membawamu pergi.” kata Kai lagi.
“hei,, kenapa berkata seperti itu.?” tanya gadis itu, tanpa melepas pelukan Kai.
Yuan tahu tidak akan bisa melepas pelukan itu, jika yang memeluknya tidak berniat.
Beberapa detik Kai tidak menjawab, hingga akhirnya dia melepas pelukannya dan memegang kedua pipi Yuan dan memandang lekat kedua mata gadis itu.
“kau tau kan, kalau kami semua menyayangimu. Bahkan Meri si Gila itu, sangat protective padamu.” kata Kai.
“humb, tentu saja aku tau.” kata Yuan sambil menggangguk.
“jadi jangan sampai terjadi apapun padamu.” kata Kai melanjutkan.
“Kai,,, apa yang terjadi padamu hem.? kenapa kau tiba-tiba membuatku takut.” ucap Yuan sambil mengelus sebelah pipi Kai.
“entahlah, melihatmu saja membuatku takut untuk membiarkanmu kembali kepada mereka” jawab Kai.
“ada-ada saja kau.” kata Yuan sambil memeluk Kai kembali, berusaha memberikan ketenangan pada laki-laki itu.
Banyak hal yang mereka bicarakan hari itu, bercanda tertawa, bahkan bertukar makanan yang mereka buka.
Hingga tak terasa waktu sudah menjelang malam, Rui mengetuk pintu dan masuk ke dalam kamar.
“hallo, apakah aku menganggu kalian.?” manager Kai menyapa sambil tersenyum ramah.
“haiy manger Rui, tentu saja tidak. Masuklah.” jawab Yuan.
“aku hanya mengingatkan, flight mu jam 9 malam ini Kai, apakah ada yang ingin kau lakukan sebelum meninggalkan Vena.?” ucap Rui mengingatkan.
“aku akan mengantar Yuan, apakah masih sempat.?” jawab Kai, sambil memandang gadis itu.
“tentu, jika kita berangkat sekarang.” jawab Rui.
“baiklah, kita berangkat.” ucap Kai sambil menggandeng tangan Yuan.
“ayo, aku akan mengantarkanmu kembali kepada mereka." ucap Kai.
"Rui,, bawakan semua makanan ini untuknya. Aku tidak mau gadis ini kelaparan di saat tengah malam. Tapi ingat, jangan merusak badanmu, okaiy.” kata Kai sambil menunjuk hidung gadis itu.
“haha,,, kau tidak perlu khawatir, latihan pagi ku akan mengikis semua makanan yang ada di perutku hari ini.” jawab Yuan dengan senyum lebarnya.
“sebaiknya kau turun dulu Kai, akan terlalu mencolok jika kita turun bersama.” kata Yuan melanjutkan.
“tidak bisakah kita berjalan bersama.?” kata Kai dengan wajah memelas.
“bisa, jika kita di acara yang sama.” jawab Yuan.
“kapan itu terjadi.?” tanya Kai.
“saat kalian menikah.” jawab manger Rui menyela pembicaraan mereka, sambil tertawa Renyah.
Serentak kedua orang itu memandang manager Rui dengan mata terbelalak.
“hahaha,,, sudahlah, ayo kita turun Kai.” ajak manager Rui. karna dia bingung harus melanjutkan bicara apa.