Malam pertama yang indah untuk sepasang suami istri yang sah,menjadi sangat buruk untuk Nesya.
Bagaimana tidak!!Dia harus mendapati suaminya berbicara dengan lantangnya bahwa Ia tak mencintainya.
Kedatangan kembali mantan pacarnya dihari pernikahan,membuat Raka ingin kembali mengejar mantan kekasihnya .
Raka mengungkapkan sebuah kenyataan bahwa Ia melakukan pernikahan dengan Nesya adalah karena sebuah warisan yang Ibunya janjikan.
Namun pada perjalanan pernikahan mereka,Nesya tidak bisa berpisah begitu saja karena sebuah kenyataan yang Ia dengar langsung dari Ibu mertuanya.
Bagaimana kehidupan Nesya dan Raka selanjutnya?apakah mereka akan terus bersama?
Ikutin kisahnya disini ya!!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wiwit Kurniasih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 15
"Tok tok tok,Mama....,Nesya pulang",sapanya setelah masuk kedalam rumahnya yang tampak sepi karena hari yang sudah malam.
Nesya melihat kamar Ibunya dan melihat Ibunya yang sudah terlelap,begitupun adiknya yang juga sudah tidur.
Nesya memilih membersihkan diri agar lebih segar setelah seharian terasa sangat melelahkan untuk tubuh dan pikirannya.
Nesya yang sudah memejamkan matanya,mendapati ponselnya berdering,namun Ia abaikan karena matanya yang sudah sangat mengantuk,dan dalam sekejap dia tertidur.
Pagi harinya,Nesya mendapati pintu kamarnya diketuk dengan keras.
"Kakak....,bangun Kak...",teriak Randi dengan terus menggedor pintu kamarnya.
Nesya membukakan pintu kamarnya dengan mata yang setengah terpejam.
"Apa sih dek,nggak tau Kakak ngantuk apa",kesal Nesya yang kemudian menutup pintunya lagi,namun baru akan melangkah ketempat tidurnya,suara Randi kembali terdengar,namun kali ini membuat Nesya membuka matanya lebar-lebar.
"Kakak.....,Ibunya Kak Raka meninggal".
Nesya segera membuka pintunya dan menanyakan kepada adiknya.
"Apa dek?kamu tau darimana kabar itu?Kakak aja baru semalem dari rumahnya",tanya Nesya penasaran.
Randi membawa Kakaknya kekamar Ibunya yang sedang menerima telpon dari seseorang.
"Tuh liat,Ibu yang bilang sendiri ke aku",jawab Randi.
Nesya kemudian mencari ponselnya,Ia mendapati Raka yang terus menghubunginya sampai puluhan kali,dan ada sebuah pesan suara yang membuat Nesya menangis.
"Nesya sayang,maafkan semua kesalahan Ibu padamu,Ibu sungguh sangat menyesal telah membawamu kedalam masalah keluarga Ibu,mudah-mudahan kamu mau memaafkan Ibu,Ibu juga ingin berpesan,ambillah beberapa aset yang Ibu punya sebagai bentuk permintaan maaf Ibu,teruslah berbahagia Nesya sayang,Ibu Pamit ".
"Hiks...Hiks...Hiks,Ibu.....",tangis Nesya pecah saat kembali mendapati pesan bahwa Ibu Lastri meninggal dunia.
Ibu ambar yang baru selesai menerima telpon langsung berlari menemui anaknya.
"Sudahlah nak,ini semua sudah takdir,Ibu Lastri sudah tidak sakit lagi,sebaiknya kita segera bersiap karena menurut orang yang menghubungi Mama,jenazah Ibu Lastri akan dimakamkan jam 9 pagi ini".
Nesya segera bersiap,Ia merasa bersalah karena tidak menerima telponnya tadi malem.
Ditengah perjalanan,Nesya menghubungi Bos nya yaitu Bagaskara.
"Selamat Pagi Pak,hari ini saya ijin tidak masuk kekantor ya Pak,karena Ibu mertua saya meninggal",ucap Nesya meminta ijin.
Nesya langsung membawa mobilnya ketempat pemakaman yang tertera pada pesan yang dikirim keponsel Mamanya.
Saat Nesya dan keluarganya tiba,pemakaman telah selesai,tinggal Raka yang terduduk lemas disamping kuburan ibunya.
Nesya mendekat,begitu juga Mamanya.
"Nak Raka.....,Mama turut berduka cita atas meninggalnya Ibumu,kamu yang ikhlas ya,agar Ibumu dipermudah jalannya ,masih ada Ibu yang akan menyayangimu dan menjadi keluargamu",ucap Bu ambar tulus.
Padahal tanpa Bu ambar ketahui,bahwa Nesya dan Raka telah sepakat untuk berpisah.
Nesya ikut berjongkok sejajar dengan Raka.
"Mas....,Maafkan aku karena semalem nggak mengangkat telponmu,yang ikhlas ya Mas,Ibu sudah nggak sakit lagi,aku pamit ya Mas",ucap Nesya kemudian berdiri dan berjalan meninggalkan Raka sendirian.
Setibanya dimobil,Ibu Ambar menanyakan kepada anaknya yang terlihat biasa saja dengan suaminya.
"Nesya....,apa ada yang tidak Ibu ketahui?sepertinya Kamu dan Raka terlihat biasa saja,padahal saat ini Raka membutuhkan dukunganmu Nak...,kasian sekarang dia sendirian".
Nesya memilih menyalakan mobilnya dan mengendarainya.
"Aku dan Mas Raka sudah sepakat untuk bercerai Ma,surat persetujuan juga sudah ditanda tangani,walaupun memang belum didaftarkan kepengadilan,namun tak membuat aku ingin kembali ke Mas Raka walaupun sekarang dia membutuhkan orang untuk menemaninya".
Ibu Ambar hanya bisa diam mendengar penjelasan dari anaknya,sebagi orang tua,Ibu Ambar tidak ingin terlalu ikut campur karena anaknya telah tumbuh dewasa dan sudah bisa mengambil keputusan untuk hidupnya sendiri.
Sepanjang perjalanan tidak ada obrolan diantara mereka bahkan sampai rumah sekalipun,Nesya memilih diam karena tidak bisa dipungkiri Ia sedikit memikirkan Raka yang terlihat sangat terpuruk dipemakaman Ibunya.
Siang hari,Nesya memilih ingin bertemu dengan Ilham pengacaranya,Ia membawa dokumen-dokumen yang dibutuhkan,namun saat mencari buku nikahnya,Nesya tidak dapat menemuinya,bahkan sampai semua isi lacinya dia acak-acak.
Nesya teringat dengan kopernya yang masih dirumah mendiang Ibu mertuanya,Nesya memilih pergi kerumah Mendiang Ibu mertuanya tanpa menghubungi Raka terlebih dahulu.
Saat Nesya tiba,kediaman milik Mendiang Ibu mertuanya,telah rame dengan beberapa karyawan Perusahaan dilihat dari tanda pengenal yang mereka kenakan.
Nesya langsung disambut Radit yang tampak gelisah.
"Ya ampun Nesya.....,kamu tau dimana Raka?soalnya aku hubungi dia tapi nggak diangkat-angkat,apa dia nggak sama kamu?aku takut dia kenapa-napa,karena tampaknya dia sangat terpukul dengan meninggalnya Ibunya",tanya Radit kawatir.
Nesya turut merasakan kawatir,karena tidak mudah kehilangan seorang Ibu untuk selama-lamanya,terlebih Raka habis berselisih paham dengan Ibunya.
Nesya membawa Radit untuk masuk kedalam rumah itu,Ia menceritakan apa yang terjadi dengan dirinya dan juga Raka.
"Jadi kalian memutuskan berpisah,apa karena masalah ini Ibu Lastri mendadak ngedrop dan kemudian meninggal?",tanya Radit penasaran.
Karena Nesya merasa Radit adalah sahabat dari Raka,maka Nesya menceritakan semuanya apa yang terjadi malam itu dirumah Ibu Lastri.
"Aku turut prihatin dengan pernikahanmu ya Nesya,sebagai sahabat Raka,aku merasa gagal karena tidak bisa menasehati Raka dengan baik,mudah-mudahan setelah ini kehidupanmu semakin bahagia".ucap Radit tulus.
"Terimakasih Radit,aku memang tak berjodoh dengan Mas Raka,makanya jadi seperti ini,aku kesini juga karena ingin mengambil pakaian yang masih tertinggal disini,aku pamit kedalem dulu ya",pamit Nesya buru-buru".
Setelah menemukan Buku Nikahnya yang berada dikoper,Nesya segera berkemas,namun rame nya tamu yang berdatangan membuat Nesya merasa sungkan jika ingin pergi begitu saja,karena yang mereka semua tau,Ia masih menjadi istri sah dari Raka.
Nesya memilih kembali bersama Radit menemui satu persatu tamu yang hadir,walaupun Ia sama sekali tidak kenal.
Saat para tamu sudah mulai meninggalkan kediaman mendiang Ibu Lastri,Raka dateng dengan wajah yang nampak lesu dan tubuh yang terlihat lemah.
"Radit...,tolong kamu urus dulu disini ya,aku mau istirahat sebentar",pamit Raka menghiraukan Nesya yang berdiri disamping Radit.
Saat Raka mulai masuk kedalam rumahnya,Nesya mengikutinya dan berbicara tanpa bertatapan mata dengan Raka.
"Mas....,aku kesini karena mengambil barang yang tertinggal,jaga diri baik-baik ya Mas,Terimakasih untuk semuanya,aku pamit ",ucap Nesya yang kemudian menarik kopernya keluar dari rumah itu.
Raka hanya diam tanpa berniat mencegahnya,walapun didalam hatinya Ia sangat ingin meminta Nesya untuk menemaninya.