Menjadi bahan taruhan untuk dijadikan mainan oleh pria terpopuler di kampusnya membuat Naina terperangkap dalam cinta palsu yang ditawarkan oleh Daniel.
Rasa cinta yang semakin berkembang di hatinya setiap harinya membuat Naina semakin terbuai akan perhatian dan kasih sayang yang pria itu berikan hingga Naina dengan suka rela memberikan kehormatannya pada pria itu.
Nasib buruk pun datang kepada Naina setelah ia mengetahui niat buruk pria itu menjadikannya kekasihnya hanya untuk barang taruhan semata. Karena setelah itu Naina pun dinyatakan hamil. Dan untuk menutupi aib anaknya, orang tua Naina pun beralih untuk megalihkan fakta jika anak Naina adalah anak mereka dan adik dari Naina.
Ikuti cerita lengkapnya di sini, yuk!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ikat boneka
Dari kursi tunggu, Naina terus memperhatikan Zeline yang nampak begitu gembira saat bermain bersama anak-anak yang lainnya di arena permainan. Naina mengeluarkan ponselnya. Membuka aplikasi sosial medianya lalu memposting keseruan anaknya yang sedang bermain itu di insta storynya.
Setelah video terunggah, beberapa teman-temannya di kantor nampak mulai memberi balasan akan postingan Naina. Naina pun membalas satu persatu pesan dari rekan kerjanya.
"Tak..." Suara Zeline terdengar mengalun mendekatinya.
"Sudah siap mainnya?" Tanya Naina lalu memasukkan ponselnya ke dalam tas selempangnya.
"Dah... Temen-temen dah pelgi itu..." Tunjuknya pada teman-temannya yang sudah kembali bersama orang tua mereka.
"Zel capek tidak?" Tanya Naina mengelap keringat yang membasahi pelipis putrinya.
"Inda, Tak. Seneng loh!" Serunya tersenyum senang.
Naina ikut tersenyum. "Ya sudah. Ayo kita cari minuman. Setelah itu kita cari mainan untuk Zel." Ajak Naina.
"Asyik... Yok, Tak!" Serunya lalu memegang jari telunjuk Naina.
Naina pun terus berjalan sambil memegang tangan Zeline menuju tempat penjual minuman.
"Tak... Minum itu yah?" Ucapnya menunjuk pada stand es krim.
Naina menggeleng. "Es krim terus. Nanti sakit gigi loh." Pesannya.
"Nda atit kok." Keluh Zeline.
Naina menghela nafasnya. "Lain kali saja ya." Ucap Naina mengelus kepala putrinya.
Zeline nampak bersedih. "Ya deh." Ucapnya tak bersemangat.
Kalau begini aku mana tega. Batin Naina. Naina pun segera menggendong putrinya lalu berjalan menuju stand es krim.
"Es krim Vanillanya satu ya, Mbak." Pesan Naina.
"Baik. Silahkan ditunggu."
"Tak Nai mau makan es klim?" Tanya Zeline menatap wajah Naina.
Naina tersenyum. "Untuk Zel ini." Balasnya.
"Benelan Tak?" Tanyanya begitu senang.
"Iya..."
"Asyik... Maci lo Tak!" Serunya lalu mengecup pipi Naina.
"Iya... Sama-sama..." Balas Naina membalas mengecup pipi bulat putrinya.
*
"Tak... Ini lucu loh..." Ucap Zeline menunjuk boneka kelinci di tangannya pada Naina.
"Zel mau ini?" Tanya Naina berjongkok mensesuaikan tingginya dengan Zeline.
"Mau... Tak ada uid?" Tanyanya ragu.
"Ada..." Balas Naina mengelus gemas rambut putrinya.
"Dua yah Tak!" Pintanya sambil menunjuk boneka beruang berukuran besar di etalase.
Naina nampak berpikir lalu mengangguk. "Baiklah..." Ucapnya tersenyum.
"Asyik..." Zeline melompat-lompat. Gadis kecil itu terlihat begitu senang bisa mendapatkan apa yang diinginkannya.
Setelah puas berbelanja apa saja yang diinginkan putrinya dan juga membelikan makanan untuk makan siang Zeline di dalam mall, Naina pun mengajak Zeline untuk pergi ke taman bermain anak yang tidak terlalu jauh dari mall.
"Pakai helmnya dulu, ya." Ucap Naina lalu memasangkan helm kecil di kepala Zeline.
"Blangkat!" Seru Zeline menunjuk pada pintu keluar.
Motor pun mulai melaju meninggalkan perkarangan mall.
"Tak... Itu nda apa boneka ikat di belakang?" Tanya Zeline memutar kepalanya ke jok belakang dimana bonekanya diikat.
"Tak apa... Bonekanya tidak akan terbang." Balas Naina sedikit keras saat suaranya mulai terbawa angin.
Lima menit berkendara, akhirnya motor pun telah sampai di taman bermain. Suasana taman bermain sore itu cukup ramai oleh pengunjung yang didominasi anak-anak seusia Zeline.
"Boneka tinggal itu, Tak." Seru Zeline menatap bonekanya yang masih diikat di jok belakang motor Naina.
"Tak apa... Nanti Paman itu akan menjaga bonekanya." Ucap Naina menenangkan hati putrinya. Karena ia sudah menitipkan pesan pada penjaga parkir untuk melihatkan boneka Zeline.
Zeline menganggukkan kepalanya. Namun pandangannya masih tak berhenti menatap pada bonekanya yang terikat di motor kakaknya.
***
Selamat membaca☺
lanjut??
Mohon beri dukungan untuk karya author dengan cara memberikan like, komen dan votenya☺
Semakin banyak dukungannya... Maka author juga makin semangat upnya, hihi☺☺
Buat mengetahui jadwal update, kalian bisa bergabung di grup chat author, ya☺
sini tak bikin pusing beneran....
Aku getok kepala mu pake palu gada.. hhuuhhh....
DASAR KUDANIL
tan tadi tatanya beli boneta telinci.. tok tetalang dadi boneta bel uang? 🤣🤣🤣