Shani Aira Natio, gadis lemah lembut yang begitu di gemari oleh seluruh orang di sekolah berkat citra baiknya itu ia berhasil menjabat sebagai ketua osis di sekolah nya, Pelita Bangsa. selain itu Shani juga sangat pintar walaupun dia bisa belajar seperti orang orang umum nya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yasmin Dwi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
00
" Cici," Shani memeluk bundanya yang sudah menunggu di depan sekolah, " Gimana Bun sidangnya?" Shani melihat sang bunda yang baru selesai sidang, " masih dalam upaya damai tapi berdasarkan bukti, kuasa hukum bunda ga ingin kata damai."
" om Pradipta?" Shani menatap bunda nya sambil memeluknya, " iya," bunda mengelus kepala putrinya yang begitu ia sayangi, " kamu udah istirahat?" Shani mengangguk.
" tadi Shani ga belajar, Shani sibuk urus proposal buat kegiatan bulan Agustus," Shani melepaskan pelukannya, " yaudah, kamu disini hati hati ya bunda mau berangkat lagi."
" iya, bunda hati hati," mereka pun melepaskan pelukannya, bunda masuk kedalam mobil perusahaan yang sudah menunggunya sedangkan Shani masuk kembali ke dalam sekolah.
" Shani," Shani membalikkan badannya menatap orang yang memanggilnya, " Shani, aku mau balikin bukunya, terimakasih ya dan ini ada coklat sebagai tanda terimakasih dari aku," Abi memberikan buku milik Shani dan juga coklat.
" Terimakasih kak," Shani mengambilnya, " Aku duluan ya, makasih sekali lagi," Abi berlari meninggalkan Shani sedangkan gadis itu terkekeh pelan melihat tingkah Abi yang seperti sedang salah tingkah hingga membuat kupingnya memerah.
Shani masuk kedalam kelasnya yang masih sepi karena semua tengah beristirahat, " Cici dari mana?" Shani duduk di samping Ara yang tengah memakan bekal, " Abis dari depan tadi bunda Dateng."
" ngapain ci?" Ara menatap Shani dengan penasaran karena tidak biasanya bunda Shani datang disaat jam sekolah, " Ga ngapa ngapain, bunda ku baru dari surabaya dan ini berangkat lagi ke surabaya jadi cuma lihat aku doang."
Shani membuka bungkus coklat yang ia dapat dari Abi lalu memakannya sambil tangannya kirinya memainkan ponsel, Shani termasuk orang yang sangat jarang untuk menggunakan ponselnya karena Shani bukan pecandu benda pipih itu.
" Ara, bisa bantuin aku bikin akun Instagram ga?" Shani melihat Ara yang juga sibuk dengan ponsel, " Emang Cici ga pernah pakai Instagram?" Shani menggelengkan kepalanya.
" sini aku buatin," Shani memberikan ponselnya ke Ara dan gadis cantik yang usianya lebih mudah dari Shani 5 bulan itu pun membuatkan aku Instagram, " username nya mau apa ci?"
" terserah kamu aja yang penting ga susah dan alay," Shani menikmati coklatnya sambil melihat Ara yang hanya mengangguk itu, Shani jarang menggunakan ponselnya bahkan sosial media yang ia milik hanyalah Twitter atau yang kini disebut X.
itu pun Shani tidak aktif, hanya melihat berita berita saja karena kehidupan Shani yang sangat sibuk dengan membaca buku, walaupun begitu Shani tetaplah remaja yang paham dengan teknologi hanya saja tidak terlalu minat dengan sosial media.
" udah nih ci, username nya sama sandinya udah aku simpen di catatan Cici," Shani menerima ponselnya lalu melihat akun instagramnya yang baru itu, " Cici emang kenapa Cici tiba tiba minta dibuatin akun?"
" gapapa cuma pengen tahu aja," Shani melihat lihat fitur pada Instagram dan juga postingan postingan yang masuk ke bercanda nya serta reels dari para artis dan selebgram, " follow akun aku ci nanti aku follback," Shani mencari akun instagramnya Ara.
" kamu seleb?" Shani melihat followers Ara yang sangat banyak itu bahkan hampir menyentuh angka 1 juta, " Iya dong," ucap Ara dengan bangga, Shani melihat postingan postingan Ara yang begitu rapih.
Ara merupakan pengguna sosial media aktif, dia suka membagikan hal hal pada hidupnya di sosial media seperti kegiatan saat dia jalan jalan ataupun hal lainnya yang tidak bersifat pribadi.
" kan ada tau vlog aku pas kegiatan MPLS terus ada Cici juga, viral tuh terus banyak yang tanya akun Cici," Shani mencari vlog yang dimaksud pada akun Instagram Ara, " oh ini?" Shani menunjukan vlog itu, vlog yang berdurasi 5 menit itu berisi tentang kegiatan Ara selama menjadi penanggung jawab MPLS.
Di komentarnya banyak yang memuji Shani sebagai ketua OSIS dan juga kecantikannya yang padahal hanya muncul tiga kali saja, " kenapa Cici ga coba buat vlog juga siapa tau viral."
" aku belum tertarik Ra dan lagian belum tentu banyak yang suka," Ara menghentikan makannya, " ci, malah dengan bikin vlog itu bisa loh Cici promosikan novel online Cici."
" iya Ra tau, tapi kan kamu tahu kalau ga semua orang bisa menerima aku yang identitasnya ga jelas ini, aku cuma takut saat berinteraksi dengan orang lain tiba tiba aku bukan Shani, dari dulu aku selalu menghindari hal itu."
Shani memang sempat memiliki ketakutan akan penyakit DID nya itu, Shani takut jika semakin banyak orang yang mengetahui penyakitnya dan membuatnya kepikiran hingga tak bisa mengontrol emosi yang malah menjadi membahayakan orang lain.
Aira benar benar bahaya jika sudah marah, bahkan Shani pun sangat takut saat mendengarkan cerita bunda tentang Aira yang suka murka jika menguasai tubuhnya, bahasa nya tidak terkontrol.
Shani memiliki hobi menulis cerita novel online bahkan sudah lumayan banyak pembacanya tapi Shani tak pernah mau memberitahu siapa penulis di balik novel itu, hanya Ara dan bunda nya saja yang tahu.
bukan Shani tak ingin terkenal tapi Shani hanya takut kalau banyak yang tak menyukainya dan memberikan komentar jahat sehingga Aira marah besar, terlebih keluarga nya yang berantakan itu.
Shani membayangkan nya saja sudah takut.
......................