Perjodohan yang sudah berlangsung selama 8 tahun, akhirnya kini berakhir dengan sebuah pernikahan. Ya, Jamie Shaga Richardo akhirnya resmi telah menikahi Sheana Zaen Xavier, putri dari Levi dan Lucia. Namun, dibalik pernikahan itu siapa sangka Jamie menyembunyikan sebuah rahasia besar dari semua orang.
Bahkan tidak hanya rahasia itu yang harus Shea hadapi dalam kehidupan pernikahannya? Akan tetapi, pihak lain yang sudah lama mengincar keluarga Richardo dan banyaknya rahasia dalam keluarga itu akan menjadi jalan terjal bagi pernikahan Shea dan Jamie?
Apakah Shea akan mampu bertahan dengan pernikahannya? Lalu rahasia apakah yang Jamie dan keluarga Richardo sembunyikan? Sheana Zaen Xavier yang akan mengungkap semuanya satu persatu!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Phopo Nira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10. Bukan Kencan Romantis, Tapi Menegangkan
“Iya, ini pertama kalinya! Apakah kau sering melakukannya sebelumnya?” Jamie menjawabnya dengan sangat jujur.
“Sebenarnya aku juga …” sahut Shea lirih, “Selama ini aku selalu menolak setiap pria yang ingin mengajakku pergi berkencan. Sebab aku tidak ingin mengkhianatimu, meski kau menghilang tanpa kabar sejak hari kita berpisah,” ungkapnya.
Jamie tak kuasa menahan senyumannya, melihat betapa menggemaskannya wajah Shea yang sedang tersipu malu seperti itu. Hingga akhirnya dia meraih ponsel yang berada di saku jasnya dan mulai mengetikkan sesuatu di pencarian google.
‘Tempat yang biasa dikunjungi saat kencan pertama’ Itulah kalimat yang diketik oleh Jamie, hingga muncul banyak artikel yang terkait. Taman Kota, Pantai, Restorant dengan Light View, Café dengan live music, Kebun Binatang, Kebun Raya, Bioskop dan masih banyak tempat lainnya begitu Jamie menekan kata pencarian.
“Kau ingin pergi kemana diantara semua pilihan ini?” tanya Jamie menyerahkan ponselnya kepada Shea agar dia bisa memilih sendiri, sementara dirinya tetap fokus menyetir.
“Karena ini masih terlalu pagi, bagaimana kalau kita pergi ke pantai lebih dulu,” ujar Shea dengan raut wajah penuh antusias.
“Baiklah, kita meluncur ke pantai sekarang juga.” Jamie dengan sigap mengemudikan mobilnya menuju salah satu pantai yang terdekat.
Tanpa keduanya sadari ada beberapa orang yang terus mengikuti mobil mereka sejak keluar dari Mansion Richardo. Beruntung disaat yang bersamaan Tristan, Aaron, Zef dan Noah sudah mulai melaksanakan tugasnya untuk mengawasi dan melindungi Shea secara diam-diam. Tentu sesama mata-mata, mereka bisa langsung saling mengenali satu sama lain. Hanya saja mereka memiliki tugas dan Tuan yang berbeda serta saling bertentangan.
“Woah, siapa sangka insting dari sesepuh Mafia serta King dan Queen mafia sekuat ini. Mereka bahkan bisa memprediksi dengan tepat bahwa sesuatu akan terjadi di sini kepada Shea,” ujar Tristan yang terus terkagum-kagum dengan insting Papah Rayden yang dimaksud sesepuh mafia, lalu Levi dan Lucia yang dimaksud King dan Queen mafia.
“Haish, berhentilah mengatakan itu terus dan fokus saja dengan misi kita di sini.” Aaron memperingati sahabatnya itu sembari fokus menyetir.
“Aku akan melaporkan kepada Tuan Rayden kalau … Mmmph”
“Diam, kau bocah tengik! Berani kau mengadu pada Papah Rayden, aku lempar kau ke tempat hiburan biar di makan para tante girang di sana. Kau mau, Hah?” Ancam Tristan sambil masih membungkam mulut Noah dengan tangannya.
“Hentikan kalian berdua! Atau aku lempar kalian berdua keluar dari mobil ini.” Hanya Zef yang bisa melerai keduanya, “Noah, kita harus menyingkirkan para bajingan itu. Apakah kau memiliki rencana agar kita bisa melakukannya secara diam-diam?” lanjutnya kembali pada misi utama.
“Tentu, beberapa kilometer lagi kita akan melalui jalanan yang berada di sisi tebing. Jalannya cukup sepi, sehingga menjadi tempat yang sangat sempurna untuk menyingkirkan mereka secara diam-diam bahkan bangkainya tidak mudah ditemukan,” jelas Noah sembari memeriksa peta lokasi yang berhasil dia retas dengan kemampuannya.
“Bagus, ada dua mobil yang mengikuti mereka! Tristan, bersiaplah untuk menyingkirkan para bajingan itu,” ujar Zef memberikan arahan.
“Oke, siap laksanakan Komandan!”
Tristan segera meraih salah satu senjata yang tersimpan di jok paling belakang. Snipper jarak jauh yang menjadi pilihannya, karena dia akan menargetkan sesuatu yang bergerak sehingga membutuhkan konsentrasi dan ketepatan dalam membidiknya. Tidak lupa, dia juga mengambilkan senjata yang sama untuk digunakan Zef agar misi mereka selesai dengan mudah.
Tepat sebelum memasuki jalan yang Noah katakan, Zef dan Tristan sudah siap dengan senapan masing-masing. Sementara pihak musuh atau lebih tepatnya mata-mata yang Rega kirimkan masih tetap mengikuti mobil Jamie dan Shea tanpa menyadari bahwa mobil dibelakangnya sedang mengincar.
“Aaron, bersiaplah untuk menambah kecepatan!” Zef kembali memberikan arahannya.
“Siap, Komandan!” Aaron semakin memegang erat kemudinya, menunggu arahan selanjutnya dari Zef dan yang lainnya.
“Kak Aaron, ambil sisi kiri mulai dari sekarang! Kak Zef dan Pak Tua Tristan bersiap untuk menyerang.” Kali ini Noah yang bertindak memberikan arahannya.
“A-apa … Pak Tua katamu? K-kau benar-benar ‘yah …. Bocah tengik!” protes Tristan yang menjadi salah fokus karena ucapan yang Noah katakan.
“Sekarang!” seru Noah begitu sudah mulai masuk hitungan dalam rencananya.
Detik itu juga Aaron semakin tancap gas, sementara Zef dan Tristan bersiap dengan tugas mereka. Begitu mobil satu terlewati, Zef langsung mempersiapkan dirinya dan di waktu yang tepat dia segera melepaskan pelatuk dari senapannya.
Dorr ….
Dimana tepat mengenai kepala orang yang mengemudikan mobil tersebut hingga tewas seketika. Alhasil, orang yang berada di sampingnya langsung panik dan mencoba mengambil alih kemudi, tanpa memperkirakan bahwa begitu dia meraih kemudinya mobil itu akan lepas kendali masuk ke arah jurang sesuai yang Noah sudah perkirakan. Beberapa detik kemudian, terdengar suara ledakan yang cukup keras yang berasal dari mobil yang sudah mencium dasar jurang tersebut.
“Fuuh … One shoot!” pamer Zef seakan menantang Tristan untuk adu menembak siapa yang terbaik di antara mereka.
“Cih, sekarang giliranku! Lihat, baik-baik karena aku bisa melakukannya lebih baik darimu.” Jelas Tristan tak mau kalah, “Aaron bisakah kau lebih dekat dengan mobil mereka,” sambungnya.
“Ooke …”
Aaron menurut saja, lagi pula ini sangat menegangkan sekaligus menyenangkan untuk dia lakukan. Sangat mendebarkan, bahkan melebihi saat mereka tengah menggila dalam pertarungan hidup dan mati.
Tanpa buang waktu, Aaron mencari waktu dan posisi yang bagus untuk melaksanakan apa yang Tristan minta, meski cukup berbahaya tapi dengan kepercayaan diri maka semuanya bisa dianggap mudah.
Namun, sepertinya mereka lupa bahwa suara tembakan yang Zef lakukan dan ledakan mobil sebelumnya sudah membuat para musuh mengetahui keberadaan mereka. Tapi siapa sangka, Tristan dengan kecepatan cahaya langsung melepaskan satu tembakan yang berhasil menembus dua kepala musuh sekaligus.
Dorr ….
Dan di sinilah peran Aaron kembali dibutuhkan, tanpa menunggu perintah dari yang lainnya. Aaron langsung mengarahkan mobil musuh untuk masuk ke dalam jurang yang berada di sisi kanannya. Lalu tak berselang lama kembali terdengar suara ledakan yang tidak kalah kerasnya.
“Kalian melihatnya, bukan? One Shoot Two Head … Fuuhh!” ujar Tristan sembari meniru gaya Zef sebelumnya.
“Yeah, kita berhasil teman-teman!”
Tapi tetap saja Zef, Aaron dan Noah mengabaikannya malah merayakan keberhasilan mereka sendiri, tanpa memperdulikan keberadaan Tristan yang ingin mendapat pujian di sana.
“Yakh, beraninya kalian mengabaikan ku!” geram Tristan yang merasa kedua sahabatnya telah bersekutu dengan Noah.
“Aaron, fokus saja mengejar Shea dan Jamie!” perintah Zef yang berhasil membuat Tristan berakhir ngambek seperti anak kecil, “Noah, tetap lacak ponsel keduanya. Mengerti!” lanjutnya.
“Hmph … Aku marahan dengan kalian,” gerutu Tristan yang masih tetap diabaikan oleh yang lainnya.
Bersambung ….
Selamat menjalani ibadah puasa yah, kak author 🤗😇🙏