Hendry, pria dewasa berusia 32 tahun itu mulai merasakan kejenuhan dalam rumah tangganya bersama sang istri yang sudah berjalan 5 tahun.
Di karuniai seorang putri cantik di usia pernikahan ke 4, tak membuat rumah tangganya dengan Julia lebih berwarna. Yang ada, Hendry di buat frustasi karna sang istri hanya fokus mengembalikan bentuk tubuhnya pasca melahirkan putri mereka 1 tahun yang lalu.
Julia seolah lupa jika dirinya masih memiliki tanggung jawab sebagai istri.
Wanita berusia 28 tahun itu juga mengabaikan putri kecil mereka. Alih-alih mengurus anak, Julia justru lebih senang menghabiskan waktu di salon dan tempat gym.
Tingkah Julia benar-benar membuat Hendry sangat muak. Kalau bukan karna cinta dan anak, mana mungkin dia masih bertahan dengan istri hanya mementingkan diri sendiri.
Sampai pada suatu ketika, Hendry tergoda dengan gadis yang mengasuh anaknya sejak 5 bulan terakhir. Gadis yang tak lain adalah adik tiri Julia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clarissa icha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
Pergi berlibur sambil membawa balita memang cukup merepotkan dan menyita banyak waktu untuk lebih mementingkannya. Jadi tidak bisa menikmati liburan dengan santai dan tenang. Mungkin itu yang membuat Julia tidak mau mengajak Ale liburan. Julia tau resikonya kalau liburan bersama Ale, otomatis dia akan sibuk mengurus Ale dan menjaganya tanpa bisa me time dengan menikmati waktu liburan.
Waktu sudah menunjukkan pukul 7 malam dan Ale masih tidur nyenyak. Hendry tadinya ingin mengajak Bella dan Ale makan malam di luar, akhirnya terpaksa batal.
Sebenarnya Hendry sudah menyuruh Bella membawa Ale meski dalam keadaan sedang tidur, tapi Bella menolak dengan alasan tidak mau membuat Ale bangun dan mengganggu waktu tidurnya.
Akhirnya Hendry menghubungi nomor layanan resort untuk memesan makan malam. Keduanya memutuskan makan malam di dalam kamar sambil menjaga Ale.
Beberapa menu makanan sudah tersaji di atas meja, lengkap beserta minuman dan dessert.
Meski berlatar belakang kamar resort dan ada malaikat kecil di dalam kamar itu, tidak membuat keduanya kehilangan momen romantis.
Mereka berdua terlihat seperti sepasang suami istri.
Hendry beberapa kali memberikan potongan daging miliknya ke piring Bella agar Bella memakannya.
"Kamu seharian cape mengurus dan menjaga Ale, pastikan kamu makan dengan baik agar tetap sehat." Tutur Hendry.
"Sudah, aku tidak kuat lagi. Perutku tidak bisa menampung makanan sebanyak itu." Tolak Bella saat Hendry ingin meletakkan potongan daging lagi ke dalam piringnya.
Hendry tersenyum tipis karna ekspresi lucu Bella.
"Baik, habiskan saja yang ada di piringmu." Sahut Hendry. Bella mengangguk, lalu menghabiskan sisa makanan di piringnya dengan santai. Begitu juga Hendry, meski sesekali Hendry memberikan tatapan dalam pada Bella tanpa Bella sadari.
...*****...
Hendry sedang duduk di sofa dengan tv menyala ketika Bella keluar dari kamar mandi. Bella baru selesai menggosok gigi, mencuci muka dan memakai beberapa rangkaian skincare yang tidak terlalu mahal harganya. Mungkin harganya 10 kali lipat lebih murah dari harga skincare milik Julia.
Sejak dulu Julia memang sudah memakai produk perawatan wajah dan tubuh dengan harga yang tidak main-main.
Kedua alis Hendry menukik tajam saat melihat Bella berjalan ke arah ranjang dan siap untuk bergabung dengan Ale di sana. Hendry menatap tak suka. Enak saja Bella mau langsung istirahat. Lalu apa gunanya membawa Bella menginap di resort kalau hanya untuk melihat Bella tidur. Begitu pikir Hendry.
"Arabella.!" Suara maskulin Hendry terdengar tegas. Bella menoleh, satu kakinya sudah naik ke atas ranjang.
"Kenapa.?" Tanya Bella dengan gerakan bibir saja tanpa suara. Dia takut suaranya membuat tidur Ale terusik karna Ale ada di sampingnya.
Dengan gerakan kepala, Hendry menyuruh Bella mendekat. Bella awalnya ragu karna sebenarnya sudah lelah dan mengantuk, namun dia kembali diingatkan oleh dendamnya pada Julia. Dia punya kesempatan yang bagus untuk lebih dekat dan intim dengan Hendry, jadi tidak bisa melewatkan kesempatan itu begitu saja.
"Mas Hendry mau nonton.?" Tanya Bella sambil menjatuhkan pantatnya di sofa yang sama dengan Hendry. Bella membuat sedikit jarak agar tidak terlihat terlalu agresif.
Hendry berdecak. Dia menyalakan televisi bukan karna mau menonton film, tapi menghilangkan kejenuhan saat menunggu Bella yang tidak kunjung keluar dari kamar mandi.
"Aku tidak suka menonton, sangat membosankan." Kata Hendry. Dia tiba-tiba merapatkan duduknya, membuat Bella sedikit terkejut. Bukan hanya itu saja, gerakan tangan Hendry di belakang tubuh Bella juga cukup mengejutkan.
Bella sebenarnya tidak nyaman dengan hal itu, mengingat selama ini belum pernah ada pria yang menyentuh fisiknya selain berjabat tangan.
Kini saat Hendry mulai memberikan sentuhan-sentuhan yang menjurus, Bella merasa perlu membiasakan diri karna sudah menjadi konsekuensinya setelah memutuskan untuk mendekati Hendry. Bella sadar bahwa pria yang sedang dia dekati adalah pria dewasa, Hendry terbiasa dengan sentuh-sentuhan fisik. Jadi tidak mungkin jika kedekatan mereka hanya sebatas saling bergandengan tangan dan berpelukan saja. Seiring berjalannya waktu, pasti akan berakhir di ranjang.
Tangan Hendry makin tidak terkontrol karna tidak ada penolakan dari Bella. Sudut bibir Hendry perlahan terangkat, senyumnya tercekat sempurna seiring dengan tangannya yang menyusup di balik piyama Bella. Hendry meraba punggung Bella dan perlahan mulai merambat ke atas.
Beberapa kali Hendry menelan saliva. Hanya dengan meraba punggung Bella saja sudah sangat membuatnya bergairah.
Hendry sadar sepenuhnya jika perbuatannya mulai melebihi batas. Namun, nafsu mampu mengalahkan logika. Suami baik-baik dan setia seperti Hendry, kini tidak lagi memikirkan bagaimana perasaan Julia yang telah dia khianati.
Pelan tapi pasti, Hendry mulai melepaskan pengait br-a hanya menggunakan satu tangan.
Bella reflek menatap Hendry yang sudah berhasil melepaskan pengait br-a miliknya.
Hendry bisa membaca arti tatapan Bella seperti tidak nyaman.
"Rileks saja, aku mulai pelan-pelan supaya kamu lebih nyaman." Bisik Hendry. Suara deepnya hampir menghilangkan kesadaran Bella karna seperti terhipnotis.
"Aku belum pernah sedekat ini dengan pria." Tutur Bella agar Hendry tau penyebab rasa tidak nyaman yang Bella rasakan saat ini.
"Hem, aku tau. Tapi kamu yang memulai dengan mengajakku tidur bersama, Jadi jangan harap bisa menghentikan apapun yang ingin aku lakukan." Jawab Hendry cepat. Tangannya masih aktif sampai sekarang, bahkan dua-duanya sudah masuk ke dalam piyama Bella.
Bella tidak merasa terganggu sedikitpun dengan perkataan Hendry, dia justru senang mendengarnya. Artinya, Hendry benar-benar sudah masuk ke dalam perangkap. Bella hanya perlu memainkan perannya agar Hendry tidak menaruh curiga.
Hendry pria dewasa dengan sejuta pengalaman tentang sek-s, Hendry paham bagaimana caranya membuat lawan mainnya merasa nyaman dan bisa menikmati setiap sentuhan yang dia berikan.
Kini saat Bella mulai rileks dan pasrah menerima sentuhan, rasa bangga serta kepercayaan diri Hendry semakin besar. Dia tidak gagal dalam menaklukkan Bella.
Hanya butuh beberapa menit saja, Bella sudah berada di bawah kungkungan Hendry. Semua kancing piyama Bella berhasil dilepaskan Hendry. Br-a milik Bella juga tersingkap ke atas.
Bella beberapa kali mengeluarkan de -sahan tanpa sadar. Tubuhnya benar-benar menerima dan bereaksi dengan setiap sentuhan Hendry.
Pria yang terpaut 10 tahun lebih tua dari Bella itu, mampu sampai di puncak gunung tanpa hambatan. Hendry membuat puncak gunung itu terbenam dalam mulutnya. Bella bergerak tidak karuan sembari meremas rambut Hendry dan sesekali menjambaknya pelan.
Bella menikmati semua itu tanpa bisa di cegah. Hendry terlalu lihai memberikan kenikmatan.
Dreett,,
Dreett,,
Dreett,,,
Suatu getar ponsel membuat aktivitas seru Hendry terpaksa di hentikan.
Masih dalam posisi di atas tubuh Bella, Hendry mengambil ponselnya di atas meja.
"Julia,," Gumam Hendry ketika melihat nama kontak yang menelfonnya.
Hendry menuliskan kata Love disertai gambar hati untuk memberi naman kontak milik istrinya.
Dengan suasana hati yang kacau, Hendry perlahan turun dari sofa. Bella menatap kesal penuh amarah. Bukan karna Hendry menyingkir dari atas tubuhnya, tapi karna Bella belum bisa membuat Hendry mengabaikan Julia.
padahal dia jahat, udah ngebunuh emaknya bella juga...
situ sehat julia 🙄