Telah Terbit Cetak Bersama Platinum Publisher X NovelToon ~
"Aku menyerah karena suamiku memilih
menciptakan cap jari diatas surat gugatan perpisahan demi mengucap akad dengan wanita lain,"
Dikta Nadira, seorang Motivator Pernikahan yang menikah dengan sosok Dosen Sosiologi bernama Robby Dreantama.
Pernikahan mereka yang terjadi akibat sebuah kesepakatan berujung kecewa disaat mereka sadar bahwa Noda Merah telah tercipta diatas buku nikah mereka dan Dikta memilih diam.
Dikhianati, bahkan melihat suaminya bercinta dengan wanita lain dihadapannya benar-benar menghancurkan hidup Dikta. Sehingga sampai pada kata Talak itu keluar.
Dikta menganggap akan menemukan jalan baru dalam kehidupannya malah kehilangan pijakan hidupnya, namun satu yang menjadi masalah, disaat mereka resmi berpisah fakta mempertegas bahwa Dikta tengah mengandung anak dari Robby.
Robby yang enggan mengakuinya membuat Dikta kembali merasa terpukul dan bertekad membuka lembaran baru.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ridz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 02. Dua Garis Merah
Aurel yang mengetahui keresahan sahabatnya itu, langsung memeluk sahabatnya dan menenangkannya.
"Ta, kenapa sih kehidupan pernikahan kamu gak seindah motivasi yang selalu kamu berikan? Aku kan dulu udah bilang Robby itu bukan pria baik-baik, buktinya sekarang dia bikin kamu menderita," jawab Aurel memeluk sahabatnya itu.
"Pasti Bang Robby gak akan mau mengakui, kalau ini anaknya, Rel," Dikta menumpahkan segala keluhnya kepada sahabatnya itu.
Memang pernikahan Dikta dan suaminya Robby adalah sebuah pernikahan yang berawal dari kesepakatan bersama disaat Dikta harus menikah dengan Robby atas permintaan Ayah Robby yang merupakan Ayah Angkat dari Dikta juga.
Sebelum Ayah Robby meninggal, ia berpesan agar Robby dan Dikta menikah padahal kondisinya saat itu Robby sedang menjalin hubungan dengan Glenca dan Dikta sedang menjalin hubungan dengan kekasihnya Adam.
Namun semua berubah, Dikta memilih memutuskan hubungannya dengan Adam secara sepihak sementara Robby tidak memutuskan hubungan dengan Glenca dan malah berpacaran secara terang-terangan dihadapan Dikta.
- Flashback On
Dikta dan Robby kini berada didalam kamar pengantin mereka, Dikta tampak tertunduk sedih saat Robby sibuk mengacak-acak seisi kamar itu.
"Kau gadis sialan! Kenapa kau menerima pernikahan ini! Aku tidak mencintaimu!" teriak Robby menarik dagu Dikta dan menghempaskannya ke kasur.
"M-maaf Bang," jawab Dikta dengan deraian air mata di pipinya.
Robby berjalan mondar-mandir didepan ranjang yang Dikta tempati duduk, dia melepas jas-nya dan juga peci-nya sebelum berjalan menuju pintu kamar.
"Jangan kau pikir, aku bisa menanggapmu sebagai istriku, istri hanyalah statusmu, jadi terima nasibmu, karena orang yang aku cintai adalah Glenca. Dasar kau gadis murahan!" teriak Robby meraih engsel pintu kamar.
"Cukup Bang! Sudah cukup aku patah hati Abang buat begini, dan sekarang Abang mengatakan aku murahan? Abang pikir cuma Abang yang sakit hati? Aku juga bang! Sulit bagi aku untuk menerima pernikahan ini!" teriak Dikta balik yang merasa sudah cukup ditindas oleh Robby.
"Kau adalah gadis paling murahan yang pernah aku kenal, harusnya kau bersyukur karena Ayahku ingin memungutmu di jalanan dan sekarang kau memanfaatkan kebaikan ayahku untuk menjadi istriku, bahkan kau lebih hina dari binatang sedikitpun!"
Robby berjalan keluar dari dalam kamar meninggalkan Dikta yang berdiri dengan mata nanar sampai Robby menghilang dari hadapannya.
Dikta terduduk di ranjang dengan air mata mengalir, dimalam pertamanya suaminya lebih memilih pergi dengan meninggalkan luka yang dalam bagi Dikta yang juga korban dari pernikahan ini.
- Flashback Off
"Sudahlah Ta, lebih baik kau pulang dulu, katakan semua pada Robby, mau bagaimana tanggapannya, ini jelas anak dia, karena dia adalah suamimu," nasihat Aurel yang membuat Dikta mengusap air matanya.
Dikta mengangguk, kemudian berjalan pergi dari sana menuju parkiran bersama Aurel, dia menggenggam erat hasil testpack itu dan siap menerima apapun fakta yang akan dia dapati dari pengakuannya kepada Robby nanti.
•
"Kau ingin ku temani?" tanya Aurel saat ia memarkirkan mobilnya dihadapan rumah Dikta dan Robby.
"Tidak perlu Rel, terimakasih, karena kau ingin menjadi asistenku beberapa hari ini," jawab Dikta tersenyum kepada Aurel.
"Jangan terlalu dipikirkan, kalau kau perlu apa-apa kamu tau dimana kamu bisa cari aku, semangat beb," Aurel memeluk Dikta sebelum masuk kedalam mobilnya dan meninggalkan Dikta disana.
•
•
•
TBC
hihihi, biasanya manggil kak atau mak..
tapi berhubung authornya lebih muda dan ternyata cowok pula, maka aku panggil dek othor saja yah, hehe..
ceritanya bagus, tapi menurutku alurnya terlalu to the point banget..
kurang panjang dan halus dikiiiit aja..
emang wajar sih, kalau cowok ngarang itu umumnya selalu to the point dan gak bertele-tele, karena mereka tercipta dominan akal (logika)..
nah kalo authornya cewek, gaya bahasanya bakalan sedikit panjang bahkan ada yg sangat bertele-tele, karena cewek dominan perasaan..
tapi, overall novel ini bagus banget..
mana diselipin ilmu2 agama yg sangat bagus dan tentunya menanbah menambah ilmu agama kita para reader Muslim..
bagi non Muslim pun, bisa jadi tambahan pengetahuan jg..
keren banget dah pokoknya..
semoga sehat selalu ya dek..
tetap semangat berkarya dan semoga sukses selalu dimanapun dan dalam kondisi apapun..
barokallahu fiik.. 🙏🏻