Kehidupan mewah serba berkecukupan tidak menjanjikan sebuah kebahagiaan. Contohnya saja Evelina, memiliki segalanya. Apapun yang dia inginkan bisa ia dapatkan. Namun, Eve selalu merasa kesepian, hatinya terlalu gunda mengharapkan perhatian kedua orang tuanya yang terlalu sibuk dengan dunia mereka.
Suatu hari, karena selalu meninggalkan putri mereka sendirian. Kedua orang tua Eve memutuskan untuk menjodohkan putri mereka dengan salah satu anak dari sahabatnya.
Pertanyaan nya, akankah Eve bisa bahagia? menikah muda dan bergabung dengan keluarga baru apa bisa membuat kesepian itu hilang?
Mau tahu jawabannya? yuk ikutin kisah perjalanan cinta Eve dan Joenathan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ceritaku, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13
"Ayo masuk" panggil Bu Jenita.
Semua pusat perhatian segera tertuju pada pintu kelas. Termasuk Eve, dia ikut penasaran siapa yang di panggil oleh Bu guru.
"Selamat Pagi" seorang siswi baru melangkah masuk ke dalam kelas. Dia tersenyum pada Bu Jenita sebelum ia menghadap menatap semua teman teman barunya.
"Hana?" gumam Eve terkejut bercampur senang. Dia tidak menyangka apa yang Hana katakan padanya waktu itu benar. Dia pindah ke sekolahnya dan satu kelas dengan dirinya.
Nadia dan Tiara menoleh, mereka terkejut Eve mengenal siswi pindahan itu.
"Lo kenal?" tanya Tiara.
Eve belum sempat menjawab Bu Jenita sudah menyuruh semuanya untuk diam. Dengan kedatangan Hana, semua siswa siswi mendadak heboh. Mereka kagum dengan kecantikan Hana dan senyum manisnya. Ada yang mencibir karena merasa saingannya bertambah.
"Ayo perkenalkan diri kamu." Titah Bu Jenita.
Hana tersenyum, matanya menyapu semua wajah wajah baru di kelas barunya itu. Senyum nya semakin lebar ketika matanya bertemu dengan sosok mata yang ia incar.
"Hallo semuanya, perkenalkan nama gue Hana, pindahan dari yah, Amerika. Tapi gue gak sombong, sekolah di negeri kita lebih membanggakan." Ucap Hana kocak. Seketika satu kelas tertawa mendengar ocehannya.
"Kocak juga dia, masih baru tapi dah sekocak itu" Gumam Nadia.
"Lebih kocak dari Lo" celetuk Tiara.
Eve terkekeh mendengar ucapan kedua sahabatnya.
"Wah, cantik cantik kocak juga. Emang unik" Ujar salah satu siswa.
"Iya, sepertinya gue nambah incaran ni." sahut yang lain.
"Gue jomblo kok" Sahut Hana membentuk love ala ala Korea pada siswa siswa itu. Membuat para siswi centil menatap tak suka padanya.
"Jangan iri" bisik Nadia menyindir.
"Sudah sudah, kamu masih baru sudah berhenti bercanda. Ayo Hana, duduk di bangku kosong sebelah Tiara itu." Suruh Bu Jenita.
"Baik Bu"
Hana pun melangkah dengan ringan menuju ke bangku yang Bu guru perintahkan. Dia semakin senang karena bangkunya ada di depan Eve.
"Hai Eve, kita ketemu lagi." Sapa Hana.
"Kalian beneran saling kenal?" tanya Nadia.
"Kenal lah, dia kan..."
Eve langsung membekap mulut Hana dengan tangannya dan memberikan tatapan tajam.
"Ada apa sih, kenapa gue merasa Lo menyembunyikan sesuatu?" tanya Nadia mulai curiga.
"Bener, gue juga merasa begitu." sahut Tiara.
"Udah deh, nanti gue ceritain. Jangan sekarang " Balas Eve mengibas ngibaskan tangannya.
Tiara dan Nadia pun mengangguk, mereka percaya pada sahabatnya . Gak mungkin Eve menyembuhkan sesuatu dari mereka.
Kini, Tiara dan Nadia beralih pada Hana.
"Hai, gue Tiara"
"Hana."
"Gue Nadia"
"Hana"
Mereka saling bersalaman dan tersenyum ramah sebagai tanda pertemanan di awal pertemuan.
"Sudah sudah, kita lanjut masuk ke materi. Untuk perkenalannya nanti saja di jam istirahat." Sanggah Bu Jenita sambil memukul meja sedikit kuat. Sehingga membuat mereka langsung fokus menatap ke depan.
Proses pembelajaran yang serius pun di mulai, Hana yang memiliki otak sama seperti Eve tampak santai melewati waktu yang mungkin sebagian orang menganggap membosankan.
Kringgg......
Jam istirahat pun tiba, terdengar hembusan nafas lega dari setiap siswa dan siswi. Akhirnya mereka bisa menghirup udara segar tanpa angka angka.
"Yeayy..." Tiara bersorak sambil menyimpan buku bukunya.
"Hayooo, guys kita ke kantin." ajak nya.
"Ayo."
Mereka pun berlalu menuju ke kantin. Suasana kantin terlihat sangat ramai dan sesak. Meja meja juga sudah penuh di tempati oleh para siswa siswi.
"Penuh" Keluh Tiara.
"Itu kan masih kosong." tunjuk Hana ke salah satu meja sudut yang tidak ada satupun siswa siswi yang menempatinya.
"Eee itu.." Tiara tampak ragu. Eve juga tidak bersuara. Sedangkan Nadia sudah pergi memesan makanan.
"Udah lah, keburu di tempati orang" ucap Hana menarik tangan Tiara dan Eve menuju ke meja itu.
"Akhirnya, kita punya tempat duduk untuk makan" ucap Hana lega. Dia melirik Tiara yang tampak gelisah.
"Ada apa, kenapa Lo gelisah?" Tanya Hana heran.
"Sebenarnya Hem..." Belum sempat Tiara menjawab, tiba-tiba seseorang datang dan menumpahkan minumannya ke baju Eve.
Byur.
"Heh apa apaan sih Lo!" bentak Eve langsung berdiri dan menepis nepos bajunya yang basah.
Hana terkejut, dia menatap tajam pada siswi dan gengnya itu.
"Heh Eve, Lo sengaja kan duduk di mejanya Joe, untuk mencari perhatiannya kan?"Tuduh Jia menatap Eve sinis.
"Lo apa apaan sih, basa ni baju gue!" Balas Eve kesal.
"Lo yang apa apaan, sudah tahu ini tempat duduk Joe!"
"Lalu kalau ini tempat duduk kak..hmm Joe itu ke apa?" Tantang Hana yang hampir keceplosan menyebut Joe adalah kakaknya. Dia tidak mau hal itu di ketahui oleh orang lain.
Jia beralih menatap Hana, dia tersenyum miring dengan gaya belagunya.
"Oh, jadi Lo yang di bicarakan oleh mereka. Anak baru yang sombong itu?" ucap Jia.
"Udah deh, jangan buat ribut. Gue lagi gak mood." Ucap Eve mengalah. Dia mengambil tisu, kemudian mengajak teman temannya pergi.
Kalo ini Eve ingin tenang dulu, masalahnya sudah banyak. Sekarang Jia malah ingin menambah masalahnya.
"Ayo pergi" ajak Eve pada kedua temannya.
Bukannya membiarkan Eve pergi, Jia malah dengan sengaja menyilang kaki Eve agar dia terjatuh.
Bug
Eve terhuyung ke depan hampir tersungkur. Beruntung Hana sempat menahan tangannya agar tidak terjatuh.
"Astaga, Eve Lo gak papa?" tanya Hana khawatir.
"Gue gak papa" jawab Eve seperti menahan emosi. Dia mengatur seru nafasnya, kemudian berbalik menatap Jia.
Tatapan Eve sangat tajam, bulu kuduk Jia saja merinding melihatnya. Tapi, ia berusaha untuk terlihat tidak takut.
"Mau Lo apa sih, gue udah coba untuk hindari Lo yah, tapi Lo yang cari masalah sama gue!" Tekan Eve. Kakinya melangkah selangkah demi selangkah mendekat ke arah Jia yang langsung perlahan mundur bersama teman temannya.
"Enak aja, jangan asal bicara. Lo yang cari masalah sama gue!" balas Jia memutar balik fakta.
"Heh, semua orang melihat Lo yang datang dan langsung menyiram Eve!" sela Hana kesal.
"Diem Lo!" bentak salah satu teman Jia pada Hana.
Eve masih mendekati mereka, kedua tangannya sudah terkepal kuat. Dia sudah berusaha menghindar tapi wanita iblis ini masih saja mencari cari masalah dengannya. Ok, Eve akan melayani permintaannya.
Seketika mereka menjadi pusat perhatian. Suasana menegangkan pun mulai terasa.
"Ada apa ini?" Tanya seorang dengan suara bariton nya yang terdengar tegas dan menakutkan.
Mendengar itu, Jia langsung mendekati Eve dan bersikap seolah olah Eve yang menyerangnya.
"Gue salah apa Eve? lepas, gue.."
Bug.
Jia menjatuhkan dirinya sendiri ke lantai, seolah olah Eve yang melakukannya.
"Lo gila?" seru Hana heran. Sudah jelas jelas dia yang menindas, tapi malah dia yang berakting teraniaya. Hana tidak ngeh jika Jia bersikap seperti itu karena ada Joe. Tapi, Tiara dan Eve sudah merasa jengah melihatnya.
"Eve!"
Joe ,looo 11 12 kya orang tuanya Eve ,sering ninggalin ggt ajj 😏😏😏
Kecewa 🔥🔥🔥