Kemala Agnesia harus merelakan cita-cita dan masa muda nya karena sudah terlanjur mengandung benih dari seorang pebisnis keturunan Darwis yang bernama Davin Alvarendra Darwis.tak ada yang tak kenal dengan pemilik perusahaan raksasa itu.masa kelam orang tua nya kembali terjadi kepada putra sulung dari Alvarendra Darwis.akan kah hidup Mala sama beruntung nya dengan ibu sambung dari Davin.atau kah harus menyerah dengan sekelumit masalah yang terbentang luas di depan mata nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon oland sariyy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pingsan
Keesokan harinya,belum sempat niat membeli jamu herbal terlaksana kan,Mala mulai merasakan gejala aneh pada tubuh nya,mana tadi malam sempat mimpi pria itu datang dan memeluk dirinya lagi.aduh Mala semakin gelisah dan enggan untuk beranjak dari tempat tidur nya.
Waktu senggang yang dia miliki hanya habis di gunakan untuk berkurung di dalam kamar saja.
"Aneh! kenapa tubuh ku masih terasa lelah, padahal Aku baru saja bangun tidur.ini kamar juga masih berantakan begini." kata Mala lirih.
Semangat pagi nya telah hilang,kalau sempat Bunda masuk ke kamar dan melihat kondisi kamar nya seperti ini.habis lah Mala dan harus siap mendengar ceramah tanpa jeda dari bunda nya.
Padahal tadi malam Mala tidur lebih awal.rasa lelah itu terus menyerang raga nya membuat Mala kebingungan.
Hoek...Hoek...
Belum hilang rasa Lelah nya,perut Mala terasa di kocok - kocok dari dalam sana.sampai membuat dia muntah di atas kasur karena telat berlari ke kamar mandi.selimut dan seprei ikut menjadi korban kemalasan nya.
Mala memejamkan mata, menarik nafas dalam-dalam dengan tangan yang tanpa sengaja mengusap perut nya.
" Duar...." Bola mata Mala membulat sempurna.
" Apa Aku hamil? Gawat ini...Bisa mati kena kutukan Aku.Ayah sama Bunda pasti marah besar dan ..." Mala tak sanggup lagi melanjutkan kata-katanya.
Kalau sampai dugaan nya benar terjadi,masa muda nya pasti akan hancur.hamil tanpa suami bukan lah sesuatu yang menyenangkan,belum lagi tetangga kompleks pasti akan menghina keluarga nya habis-habisan.mau kabur dari rumah juga tidak tega,lagian dia tidak tau harus pergi kemana lagi.ayah nya hanya seorang buruh pabrik dengan gaji seadanya dan cuman cukup untuk biaya hidup mereka sehari-hari.
Mala mendadak melow.air mata itu jatuh tanpa permisi.Mala diam di tempat semula tanpa merasa jijik dengan apa yang menempel pada selimut nya.
Setengah jam berlalu, pintu kamar kembali di ketuk dari luar.gagang pintu terdengar berbunyi karena di tekan oleh si pengetuk pintu.
" Mala...Kamu sudah bangun sayang?" tanya Bunda dari luar.
Mala menatap ke arah pintu, beruntung nya tadi malam dia sempat mengunci pintu yang membuat dia terselamatkan dari rasa ingin tahu Bunda nya.fokus nya hilang tapi dia harus tetap terlihat biasa saja di hadapan orang tua nya.entah bagaimana nasib nya kedepan. Mala juga bingung dan malas untuk menerka-nerka.
" Sudah Bun, sebentar lagi Mala turun." jawab Mala dari dalam tanpa berniat membuka pintu.
" Oke ,jangan lama-lama ya sayang.Ayah bisa telat kerja kalau harus nunggu lebih lama lagi." kata Bunda tapi tak mendapatkan balasan dari Mala.
Gadis cantik dan muda ini beranjak dari atas tempat tidur.selimut seprei dan sarung bantal sudah di ganti dengan yang baru agar tidak terlihat oleh sang Bunda.jika di tanya kenapa mengganti semua nya lebih cepat dari biasa nya,maka dia akan menjawab dengan kata kotor dan banyak debu.Mala masuk ke kamar mandi dengan langkah malas nya.walaupun ukuran kamar mandi nya tidak luas.tetapi cukup untuk tempat berendam menghilang kan rasa stres yang menghantuinya.
" Aku harus beli test pack." gumam nya dalam hati.
Selama ini uang tabungan nya tak pernah di sentuh dan Mala bisa menggunakan uang itu untuk keperluan mendesak ini.rencana membeli jamu herbal urung di lakukan karena takut berbuat kesalahan untuk yang kedua kali nya.
" Aku memang tidak suka hamil di luar nikah,tapi Aku juga bukan pembunuh." lanjut nya lagi yang masih bisa berpikir jernih.
Mala turun ke lantai bawah dengan memakai baju kaos dan celana jeans panjang.di sana hanya terlihat sangat Bunda yang sedang menyiapkan adonan untuk pesanan nya.
" Ayah sudah berangkat ya Bun?" tanya Mala sambil duduk di kursi meja makan.
" Sudah,Kamu sih turun nya lama kali. mentang-mentang libur panjang.Kamu jadi malas gini sih nak." Bunda memang sering menerima pesanan kue untuk membantu ayah Mala mencari penghasilan tambahan.rasa kue buatan Bunda sangat enak dan selalu mendapatkan respon positif dari para pelanggan nya.
" Maaf Bun! Tadi Mala harus ganti seprei dulu." jawab Mala sambil menunduk kan kepala.
" Oh...Tapi kenapa wajah Kamu kelihatan pucat gitu? Kamu sakit?" tanya Bunda mendekat dan menempel kan telapak tangan nya di dahi Mala.
Tidak panas dan suhu badan Mala normal,tapi aneh nya wajah Mala kelihatan pucat.Mala mulai merasa terancam.jika sudah seperti ini dia bingung sendiri mau mengatakan apa.
Lagian Mala juga tak tega membohongi bunda nya,mau jujur juga takut.serba salah memang menjadi Mala saat ini.
" Tadi malam Mala maraton baca komik nya Bun,mau tidur juga nggak bisa terus lanjut lagi baca-baca buku ." bohong Mala.
" Jangan di ulangi,Ayah pasti marah kalau tahu Kamu seperti itu." Bunda langsung membantu mengambil kan sarapan untuk Mala karena khawatir dengan sang putri.
Menu sarapan pagi ini merupakan menu favorit di keluarga mereka.Mala mendadak mual dan pengen muntah melihat isi piring nya,tapi sekuat tenaga dia tahan karena tidak ingin membuat bunda nya curiga.
Begitu Bunda pergi dari meja makan,Mala segera menjauh dari sana dan memilih meneguk segelas air putih sebagai penenang perut yang sedang memberontak hebat.
Dengan licik nya Mala membuang isi piring nya ke dalam tempat sampah bagian bawah agar tidak ketahuan oleh sang bunda.beruntung Bunda masih di luar jadi tidak melihat aksi nekat nya ini.
" Maaf ya Bun! Mala juga nggak tahu kenapa nggak suka cium masakan bunda hari ini." gumam Mala takut ketahuan dengan mata yang berkaca-kaca.
Mala segera mencuci piring kotor seolah-olah sarapan tadi sudah habis masuk ke dalam perut nya, padahal kenyataannya sekarang perut Mala dalam keadaan kosong minta untuk di isi dengan makanan yang lain.
" Bunda! Mala pamit keluar sebentar ya?" kata Mala yang sudah bersiap untuk pergi dengan tas selempang kecil hitam yang melingkar pada bahu nya.
" Mau kemana nak?" tanya Bunda sedang sibuk dengan cetakan kue nya.
" Mau ke rumah teman dulu,mau bahas tentang kampus gitu Bun." jawab Mala terlihat sangat yakin.
Bunda pun memberikan izin kepada Mala karena dia tahu kalau putri nya selama ini tidak pernah macam-macam di luar sana.lagian sebentar lagi putri nya memang akan memasuki fase baru dalam hidup nya.
Ojek online yang Mala tumpangi berhenti di salah satu apotek yang cukup jauh dari rumah nya.sengaja sekali dia memilih apotek ini agar tidak ketahuan oleh Bunda dan orang - orang yang mengenali nya.
" Duh! Gimana cara ngomongnya ya?" Mala kembali kebingungan.Mala melirik kiri kanan mencari bantuan namun tak ada yang bisa membantu nya kecuali dirinya sendiri.
Tanpa Mala sadari kalau orang suruhan Davin sudah mengikuti nya sejak keluar dari rumah tadi.ya begitu bangun dari tidur nya,Davin langsung memerintahkan anak buah nya untuk mencari alamat tempat tinggal wanita yang bernama Kemala ini.
Sangat mudah sekali mereka menemukan nya, apalagi anak buah Davin atau lebih tepat nya anak buah dari Papa nya adalah orang - orang yang sangat profesional.
" Ahh..Bodoh amat lah! Mumpung apotek nya lagi sepi." gerutu Mala membulatkan tekad nya menghampiri pegawai apotek.
" Ada yang bisa saya bantu Mbak?" tanya karyawan wanita itu kepada Mala.
" A...I...Itu Saya mau beli...T...Test...Pack Mbak." sengaja sekali Mala memelankan nada suara nya pada bagian akhir karena rasa malu tadi.
Pegawai apotek itu terlihat mengangguk kan kepala nya sambil menyerah kan beberapa macam test pack kepada Mala .karena bingung harus beli yang mana.akhirnya Mala memutuskan untuk membeli tiga macam test pack dengan merk yang berbeda-beda.
" Saya boleh numpang ke toilet nya nggak Mbak?" tanya Mala ragu-ragu.
Menurut nya tempat ini sangat cocok di gunakan untuk menguji alat yang baru saja dia beli.jika di bawa ke rumah nya,Mala takut ketahuan oleh orang tua nya.Mala belum siap mengungkapkan rahasia yang sudah cukup lama dia pendam sendirian.
" Boleh Mbak.silahkan." sahut pegawai apotek itu dengan ramah dan kembali sibuk melayani pembeli yang baru saja masuk ke dalam toko nya.
Jantung Mala berpacu dengan cepat.dia sudah menampung air seni nya pada sebuah gelas kecil yang sudah tersedia di toilet apotek ini.
Jeng..Jeng...Jeng...
Tubuh Mala luruh melihat garis dua yang muncul pada benda tipis itu.walaupun masih muda tetapi Mala sangat tahu apa arti garis dua ini.
" Kenapa bisa hamil secepat ini? Padahal Aku baru melakukan nya satu kali." kata Mala dengan nada kesal bercampur takut.
Mala berlari keluar dari dalam toilet dan melupakan test pack yang terjatuh ke atas lantai tadi.karena takut dan sedang sensitif membuat Mala gampang menangis.
Anak buah Davin yang sejak tadi menyamar sebagai pembeli dan ikut mengantri di depan toilet langsung bergegas masuk mengecek isi toilet.
" Sempurna." gumam pria itu sambil memungut test pack milik Mala.
Setelah mengamankan test pack yang sangat berharga itu, dia juga telah mengirim gambar nya kepada bos muda.anak buah Davin keluar dari toilet menunggu jemputan yang lain karena teman yang satu nya lagi sedang mengikuti Mala yang entah mau pergi kemana lagi setelah ini.
Sepanjang jalan Mala menangisi nasib tragis nya, begitu melihat ada sebuah taman yang sangat indah.Mala memilih berhenti dan mencari tempat untuk duduk.Mala tidak mungkin pulang ke rumah dengan keadaan seperti ini.Bunda nya pasti akan kembali bertanya kepada nya jika melihat mata sembab dan wajah lesu nya ini.
" Hiks..Hiks...Aku nggak mau hamil..." kata nya dengan sangat menyesal.
" Tapi Gimana cara nya untuk mencegah sementara dia sudah tumbuh dalam rahim ku."
" Ayah...Bunda...Mala tidak sengaja melakukan nya."
Karena kelelahan menangis dan sejak tadi pagi belum mengisi perut nya.Mala tiba-tiba pingsan di atas kursi besi ini.
Beruntung ada anak buah Davin yang sigap membantu nya dan memindahkan Mala ke dalam mobil.
Bersambung...
bagus mala harus berani melawan Davin jgn lemah d perlaku kan kasar oleh davin.lw perlu tinggal pergi pulang ke rumah org tua mu aja Davin, biar tau rasa tu davin.dan buat Davin menyesal telah menghina dan menyakiti mu setiap hari.
dan jgn lupa author buat Davin yg ngerasain mual muntah dan pusing kepala setiap hari,biar tau gimana susahnya mala mengandung anaknya,jgn tau marah2 aja dan ngatain Mala jorok dll....mau enaknya aja dia,sakitnya ngk mau .enak betul udh habis nanam benihnya lalu ngk mau repotnya jga.