Dante, pria kejam yang hidup di dunia kelam, tak pernah mengenal rasa iba. Namun segalanya berubah saat ia bertemu Lea, gadis lugu yang tanpa sengaja menjadi saksi pembunuhannya. Lea, seorang guru TK polos, kini menjadi obsesi terbesarnya—dan Dante bersumpah, ia tidak akan melepaskannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ayuwine, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
26
Dante sangat kelas,dia benar-benar kehilangan jejak lea,bahkan dion benar-benar ketat menyembunyikan di mana keberadaan gadis itu beserta kaka nya.
Dante sudah mengerahkan para pengawal untuk mencari lea namun semuanya belum menemukan nya,karena setiap mereka keluar dion selalu menyuruh lea untuk memakai hoodie atau jaket yang menutup kepala.
"dimana dion menyembunyikan nya. Dia sangat licik dan cerdas!"geram nya dengan rahang yang mengeras.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"mari kita nonton bioskop?"ucap dion dengan senyum tipis nya.
Lea menatap lia sebentar,dan lia menggeleng kepalanya pelan ke arah adik nya.
"makasih ajakan nya,tapi aku ingin tiduran saja di rumah."sela lea dengan tersenyum tipis.
dion mengalih kan pandangan ke arah lea,"kamu kenapa ya?apa sakit?"tanya nya dengan nada begitu khawatir.
Hal itu membuat lia semakin cemburu,pasal nya dion selalu menunjukan rasa suka nya secara terang-terangan terhadap lea.
Lea menggeleng cepat,iris matanya menangkap wajah kakak nya yang mulai masam.
"tidak...kalian pergi saja berdua. Aku akan menunggu jangan lupa bawakan martabak."jawab lea dengan sedikit cengengesan berusaha mencairkan suasana yang serasa menegang.
Dion terkekeh pelan"baik lah tuan putri...jangankan martabak seisi dunia pun akan aku berikan untuk mu."ucap nya dengan nada menggoda,tidak lupa dion menatap lia sekilas,lia dengan terpaksa tertawa kecil.
Namu,lea yang mendengar nya merasa was-was,dia takut hubungan persaudaraan nya semakin renggang akibat dion yang selalu menggodan nya dan menujukan rasa suka nya.
"cepat lah kalian pergi,keburu siang. Selamat menonton ya,aku masuk kamar dulu dadah."ucap lea dengan cepat,dia langsung berlari ke arah kamar nya tanpa menoleh lagi.
"dia sangat lucu."gumam dion yang masih bisa terdengar oleh lia.
sementara lia,dia harus pura-pura biasa saja saat melihat pria idaman nya,mengidam kan adik nya sendiri. Dia sudah berusaha menahan rasa suka nya, bahkan dia sempat merelakan dion dengan lea. Namun,perasaan memang tidak bisa di paksakan dia benar-benar menyukai dion.
"kamu melamun?"tanya dion yang membuat lia terkesiap kaget.
"jangan di pikirkan,biarkan saja adik mu menghabiskan waktu di rumah,ayo kita pergi. Kita berdua saja."ucap nya lagi dengan menarik tangan lia secara lembut.
Lia terbelalak,menatap tangan nya yang di pegang,dan di gandeng menuju mobil. "bagaimana aku tidak mencintai mu dion,perlakuan mu saja begitu hangat."lirih nya di dalam hati dengan pandangan terus ter arah pada tagan nya yang terus di gandeng.
Lea menatap dari balkon dengan pandangan kesal.
"pria itu....sebenarnya mau apa?jika dia tidak menyukai kakak ku ,setidak nya jangan memperlakukan nya seperti itu!"geram nya .
Setelah dua orang itu pergi,lea kembali masuk ke dalam kamar nya. Dia duduk termenung memandang wajah nya dari pantulan kaca.
"apa yang harus aku lakukan sekarang?kakak sudah sangat berubah."lirih nya pelan.
"jika aku masih tetap di sini itu akan membuat kakak membenci ku,tapi aku harus ke mana?"tanya nya heran. Lea menghela nafas panjang,dia berjalan ke arah lemari.
Saat dia membuka lemari,di sana tertata baju rapih dan indah. Dion memang sudah menyiapkan segalanya. Dari pakaian,skincare bahkan kebutuhan kecil lainnya sudah dia persiapkan.
namun,itu semua sama sekali tidak membuat hati lea senang,dia memikirkan perasaan kakak nya. Bagaimana bisa dia senang sekarang,saat pria yang kakak nya sukai menyukai dirinya.
"lebih baik aku pergi saja."gumam nya pelan dengan memandang semua pakaian di depan nya.
Dia terdiam sesaat,hati nya terasa berat. Dia takut bertemu kembali dengan dante. Namun,jikan dia tetap di sini itu akan semakin membuat kakak nya sakit.
Dia menyandarkan pandangan ke segala juru arah,matanya terfokus kepada ransel besar di bawah lemari.
"itu seperti nya cukup."gumam nya dengan langsung berjongkok dan mengambil ransel tersebut.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"kenapa seperti nya kamu sedang memikirkan sesuatu?nikmati saja film nya ini sangat seru. Apa karena ini film horo kadi kamu takut ya...."tanya lia dengan sedikit menyikut yangan dion,senyum nya mengenggam seolah-olah menikmati waktu berduaan dengan pria idaman nya.
Dion terkekeh pelan,"aku senang melihat mu mulai ceria,beberapa hari ini kamu sangat murung."ucap nya dengan menatap manik mata lia.
Lia tersenyum malu-malu,wajah nya merah seperti tomat.
"sayang sekali ya....lea tidak ada di sini."ucap dion dengan pandangan lurus ke layar,dan kedua tangan nya dia masukan ke dalam saku baju nya.
Senyum lia kembali luntur,matanya membulat,giginya bergemerutuk menahan amarah dan rasa kecewanya.
"kenapa harus lea!"gumam nya sangat pelan hampir seperti bisikan.
"apa kau mengatakan sesuatu?"tanya dion,dia samar-samar mendengar perkataan lia.
Lia terbelalak,lalu menggeleng dengan cepat,"aku tidak mengatakan sesuatu."jawab nya cepat dengan sedikit tersenyum menyembunyikan kegugupan nya.
"jangn terlalu memikirkan lea. Dia sedang baik-baik saja,bahkan mungkin sekarang dia sudah tertidur pulas."ucap nya lagi dengan memaksakan senyum nya.
"ah kau benar...aku terlalu meng khawatirkan nya."dion sedikit terkekeh.
Lia menatap dion dengan dalam.
Dion menoleh,sesaat mata mereka bertemu ,cahaya yang remang-remang membuat susana menjadi romantis.
"kenapa?"tanya dion bingung.
Lia terkesiap,dengan cepat dia memalingkan wajah nya ke arah lain.
"kenapa apa nya?"tanya nya sangat pelan.
Dion mengerutkan dahi nya,"kenapa kamu memandangku seperti itu?"
Pertanyaan itu membuat lia salah tingkah,dia kelabakan. Dia berdehem ,"aku...aku kagum saja,kamu begitu perhatian terhadap adik ku."jawab nya dengan sedikit terkekeh.
dion terseyum kecil dia sedikit malu dengan perkataan lia.
"aku menjadi iri..."tambah lia dengan suara yang sangat pelan.
"haha...kamu bisa saja lia,tapi aku akan membantu mu mencarikan pacar."jawab dion sekena nya,karena dia pun bingung harus menanggapi nya seperti apa.
Lia reflek menatap dion dengan tatapan yang sulit di artikan.
"oh maaf...aku lancang. Tapi...apakah kamu sedang menyukai seseorang?mungkin aku bisa bantu mempersatukan kalian."jawab dion dengan sedikit canggung.
Lia sedikit mengangguk."ya aku menyukai seseorang."bisik nya sangat pelan.