pada zaman dahulu kala, di semenanjung barat. terdapat sebuah kerajaan bernama kerajaan kamra, kerajaan itu di pimpin oleh bala kamra dan istrinya bernama Dwi kamra.
suatu hari, Dwi kamra melahirkan seorang anak bernama Ruy kamra, ia memiliki 3 kepribadian yang berbeda. sehingga, Ruy kamra di anggap ancaman oleh pamanya yang bernama Aden kamra. ia di buang oleh pamanya, yang di bantu istrinya ayu kamra. ia meminta bantuan penyihir kerajaan. mereka bekerja sama, untuk membuang Ruy kamra yang masih kecil itu, di sebuah hutan rimbun yang jauh dari kerajaan.
bagaimana kelanjutanya ?
apakah ruy kamra berhasil kembali ke kerajaan ?
simak novelnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ahmad Rifa'i, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cinta Pertama Tora.
arumi, sang wanita ahli memanah dan berhati lembut.
Di kerajaan semenanjung barat. Masyarakat berkumpul dan para bangsawan kerajaan kamra hadir, mereka menggelarkan acara pengangkatan Aden kamra, sebagai raja yang baru. masyarakat antusias dan bersorak untuk Aden kamra, bala kamra meng-umum kan, jika ia tak lagi menjadi raja dan akan di gantikan oleh Ade kamra.
Ayu kamra sangat senang dan bangga kepada suaminya. Aden kamra, mereka meng- gelar kan acara pesta besar-besaran, di kerajaan kamra. Aden kamra menggelarkan pesta mabukan, sabung ayam dan perjudian. kepada rakyatnya, Mereka sangat senang dan antusias.
"haha. aku senang, rakyat ku menikmati hiburan ini." ucap Aden kamra tertawa bahagia.
"kau Memeng hebat sayang." ucap ayu kamra memeluk Aden kamra.
...----------------...
Di sisi lain. suasana di desa mubarokah, tuan Abdullah memanggil Ruy kamra, sin dan Tora. mereka akan belajar ilmu pengetahuan agama kepada tuan Abdullah. Ruy kamra, sin dan Tora di ajarkan, tata cara ber ibadah dan hafalan ayat-ayat suci, ketika melakukan ibadah. Ruy kamra merasakan panas di dalam tubuh nya, ia merasa sesak. sontak, Tora dan sin panik. Ruy segera mereka bawa ke ruangan medis yang ada di desa mubarokah.
"Ruy apa yang terjadi." ucap Tora.
"aku merasakan panas di dalam tubuhku." ucap Ruy kamra.
ternyata yon dan rayga. yang berada di dalam raga Tora, merasakan energi yang positif menyelimuti mereka.
"Ruy. Aku dan rayga sedang menyelaraskan energi positif, yang menyelimuti di luar tubuh Ruy kamra. "maafkan kami, Energi ini berbeda dari yang kami miliki." ucap Yon.
"bertahanlah nak, Kami butuh waktu." ucap rayga.
Tuan Abdullah, hanya mendoakan Ruy kamra agar cepat sembuh.
"tuan, untuk sementara. biarkan aku yang merawat Ruy." ucap sin menunduk memejamkan matanya kepada tuan Abdullah.
"baiklah. untuk sementara, kita akhiri dulu pelajaran ini." ucap tuan abdullah.
Sin keringat dingin. ia tak berani memandang lama wajah tuan Abdullah. Sin merasa takut berhadapan dengan nya, Sin segera menuju ruangan medis membawa Ruy kamra.
Tora pada saat itu. Ia panik melihat Ruy yang merasakan panas." Ruy kau tak apa-apa kan ? tolong jangan tinggalkan kami." ucap Tora dengan enteng.
"bodoh ! kau mau menyumpahi aku mati ?" ucap Ruy Kamar.
Pada saat keluar ruangan. Tora tak sengaja menyenggol seseorang perempuan yang cantik. "Brak.." Tora dan wanita itu terjatuh.
"nona maafkan aku." ucap Tora ketakutan.
"hey, aku baru melihatmu ? Apakah kau pendatang baru ?" tanya wanita itu dengan lembut.
"benar, kami dari semenanjung barat, namaku Zaid Tirta." ucap Tora tersenyum.
wanita itu tersenyum dan memaafkan Tora atas kecerobohan nya. "namaku Arumi."
Tora terkesima dengan kecantikan Arumi, ia merasa jatuh hati kepadanya. Kelembutan dan akhlaknya membuat Tora luluh, Wanita itu segera pergi di hadapan Tora. tiba-tiba ia melihat sebuah benda yang jatuh.
"itu pasti milik Arumi." ucap Tora.
Tora mengejar Arumi. Namun, ia terlebih dahulu memasuki sebuah ruangan yang tak berada jauh dari ruangan medis itu, Tora berteriak dan mencari Arumi. Tiba-tiba, seorang wanita berdiri dengan dingin dan tatapan yang tajam kepada Tora.
"kau mau apa ! Ini tempat perempuan tau !" teriak wanita itu.
Ternyata ia adalah cut Fatimah. Ia memegang tongkat kayu dan menepuk-nepuk di telapak tanganya. Sontak, Tora terkejut membalikan badan dan lari.
Sin meninggal kan Ruy kamra di dalam ruangan medis."tuan. beristirahat lah, aku tinggalkan sebentar." ucap sin tersenyum.
Ruy kamra hanya tersenyum kepada sin, Ruy kamra segera istirahat.
Tora pada saat itu, ia berjalan menuju lapangan yang berada di depan langgar, ia melihat perkumpulan remaja yang sedang latihan bela diri, Tora ikut berkumpul bersama mereka.
"gerakannya berbeda." gumam Tora.
Ia melihat laki-laki yang berbadan agak tegap, dan berkata kepada mereka. "siapa di sini yang mau aku contohkan gerakan untuk membanting musuh !" teriak pria itu.
Semua tak berani. karena mereka tau, jika pelatih mereka itu sangat kejam ketika mem praktek kan suatu gerakan.
Pelatih berbadan besar itu melirik Tora." hey kau. aku baru melihatmu, ayo maju sini, akan aku praktekan gerakan bantingan."
semua terdiam dan tak berani maju. Namun, mereka mendorong Tora agar menjadi bahan uji coba bantingan itu.
"hey." ucap Tora.
Tora terdorong dan berada di hadapan pelatih itu. Ia mengangkat tora dan ingin mem banting tubuh Tora di atas tanah. dengan cepat Tora memutar badanya Tora berada di belakang badan pria itu. Ia melompat ke udara dan memutar-mutar.
semua tercengang melihat keahlian Tora. Pria itu tersungkur di atas tanah, ia menahan malu Dan menantang Tora untuk berduel. "berani sekali kau !" teriak pria itu.
Pria itu bangkit. mencengkram baju Tora, dengan cepat, Tora menepis tanganya, ia memutar kepala pria itu dan menendang bokongnya. Sontak, pria itu terpental menabrak para murid-muridnya. Ia di dorong para murid itu, maju lagi melawan Tora.
pria itu berteriak. "akan ku hajar. habis-habis an kau !" ia maju memukul Tora.
Dengan cepat. Tora menangkap tanganya, Ia tersenyum kepada pria itu, Tora mengeluar- kan telapak api, membuat tangan nya mengeluarkan asap.
"panas..!" teriak pria itu kesakitan.
Ia melihat tangannya memerah akibat panas.
semua bersorak kepada Tora, karena kehebat an bela diri dalam tangan kosong, tiba-tiba Arumi melihat Tora dari kejauhan, ia senyum kepada Tora, Membuat Tora lengah.
Pria itu mencengkram kaki Tora dan menariknya hingga tora terjatuh. pria itu menindih tubuh tora dan ingin memukul wajahnya, Tora dengan santai mengelak setiap pukulan yang di layangkan kepadanya.
Tora menendang dan membanting pria itu hingga terkapar menahan sakit.
Tiba-tiba, seseorang pria berkata. "cukup !"
semua orang tertuju kepadanya. mereka berlari ketakutan dan bubar, ia adalah sang assasin beladiri tongkat, semua segan kepadanya.
"Apa yang kau lakukan, kepada bawahan ku ?" ucap pria itu.
Tora terdiam, pria itu berdiri di hadapan Tora. Tiba-tiba, tuan Abdullah keluar, berdiri menatap dari kejauhan. sontak, pria itu menunduk-kan pandangan nya dan meninggal kan Tora dan ia berkata kepada tora.
"nanti, kau akan menghadapi ku." ucap pria itu berbisik.
Tuan Abdullah tersenyum melihat Tora. Tora menuju tuan Abdullah dan meminta maaf kepadanya." maafkan aku tuan." ucap Tora menunduk.
"sepertinya, kau memiliki bakat yang besar zaid." ucap tuan Abdullah tersenyum.
Tora segera pamit kepada tuan Abdullah." tuan, aku akan kembali ke ruangan medis, memastikan keadaan Rahman." ucap Tora.
Tuan Abdullah memandang Tora dengan senyuman yang teduh, Tora segera bergegas berlari keruangan medis. tiba-tiba, Arumi memandang Tora dari kejauhan.
"Arumi, bingkisan mu." ucap Tora.
Tora berlari menuju Arumi dan memberikan bingkisan itu kepadanya.
"iya aku lupa, bingkisan ku terjatuh ya ?" ucap Arumi dengan lembut.
Suara Arumi yang lembut, membuat Tora jatuh hati kepadanya.