Apa arti hidup bagi Ashkar...
Sepanjang perjalanan di kehidupan ini, tidak ada hal baik terjadi...
Seakan dunia tidak pernah menerima dirinya...
Keadilan tidak pernah datang untuk menyelamatkan...
Dan orang-orang hanya menganggap bahwa hidupnya adalah kesalahan...
Memang apa yang salah dengan hidup sebagai seorang pengangguran...
Hingga kematian datang dan iblis memberi penawaran...
"Bantu kami mengalahkan para pahlawan...."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shina Yuzuki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rantai makanan
Jauh di sebuah planet ujung jagat raya yang terdiri dari ratusan ribu alam semesta, satu titik cahaya menyala terang diantara pepohonan hutan.
Dari titik cahaya itu muncul setetes darah melayang, sedikit demi sedikit kini membentuk segumpal daging yang berkembang menjadi jantung.
Berdetak, berdetak dan terus berdetak, jalur-jalur darah pun menyebar, rangkaian rumit sistem syaraf dan aliran pembuluh darah mulai tercipta sebagai wujud adanya kehidupan.
Waktu terus berlanjut, tulang belulang tersusun rapi dalam bentuk fisik secara nyata, ketika kulit mulai melapisi dari ujung kaki sampai kepala, tampak semakin jelas perwujudan suatu kehidupan .
Rambut dan kuku yang tumbuh, tidak lupa pula alat kelamin diantara pahanya, hingga muncul dua tanduk di atas kepala.
"Hah....." Sontak saja Ashkar membuka mata dengan rasa terkejut luar biasa.
Dia meraba setiap bagian tubuh dari atas kepala hingga kaki, apa yang dipastikan oleh Ashkar adalah dia kini hidup kembali.
"Aku hidup, aku benar-benar hidup lagi."
Ashkar mengingat jelas percakapan antara dirinya dengan dewa jahat Mordred dan Voldhart, kebangkitan di dunia lain bernama Dios sebagai subjek perlawanan iblis terhadap takdir kekalahan.
Tapi satu hal yang membuat Ashkar penasaran adalah bentuk tubuhnya sekarang benar-benar berubah. Kedua tangan memiliki goresan semacam sisik, dirasakan sedikit kasar namun samar seperti warna kulit pada umumnya, ada pun kuku cakar panjang serta runcing, gigi taring di kedua sisi mulut dan dua tanduk kecil di atas kepala.
Ini tidak membuatku terlihat jelek kan ?.
Hanya itu yang dia khawatirkan, selebihnya bukan masalah, karena sebelum dikirim untuk kebangkitan, semua deskripsi tentang bentuk fisik selayaknya ras iblis sudah dijelaskan oleh dewa jahat.
Demikian pula dengan siklus kehidupan dunia Dios.
Keberadaan ras iblis di dunia Dios cukup mendominasi, mereka mampu membangun peradaban, membentuk pasukan, menciptakan sistem pemerintahan, mempelajari ilmu pengetahuan dan menjadikan diri mereka sebagai salah satu ras terkuat.
Tapi takdir berputar sebagaimana mestinya. Mengesampingkan kekuatan para iblis yang sangat mengerikan, mereka tetap terikat pada takdir untuk kalah oleh sosok pahlawan.
Di sinilah tujuan Dewa jahat menghadirkan Ashkar yang bereinkarnasi ke dunia Dios. Hanya saja dia bukanlah sosok sejati seperti ras iblis, melainkan sebuah kehadiran 'Tidak diketahui', sehingga dirinya tidak terikat oleh takdir kekalahan ras iblis.
Menatap sekeliling hanya ada pepohonan lebat dan hangat silau cahaya dari langit yang menyentuh kulit.
"Pertama-tama aku harus keluar dari hutan ini dan mencari kehidupan."
Berbekal insting tajam yang dia pelajari untuk bertahan hidup di kota sebagai gelandangan, Askar pun berjalan menuju Utara, atau selatan, mungkin juga barat.Dia tidak tahu pasti karena arah gerak 'matahari' (anggaplah seperti itu) di atas kepala jelas berbeda dari bumi, terlebih lagi jumlahnya ada dua.
Melewati semak belukar, pepohonan lebat, bebatuan terjal, rawa dan kubangan lumpur.
Setelah mendapat tubuh baru sebagai wujud iblis dia bisa merasakan sekitar dengan lebih peka, ini adalah insting, setiap kehadiran dari binatang yang bersembunyi dibalik semak belukar bisa Ashkar ketahui.
Benar saja, terdapat katak yang tengah menikmati sarapan dengan menelan bulat-bulat seekor harimau.
Menarik nafas dalam-dalam, mencoba memahami apa rantai makanan di depan matanya.
"Ya meskipun ini aneh untukku yang tinggal di bumi, tapi mungkin katak di dunia ini jauh lebih kuat."
Semua perbedaan di depan matanya, mengharuskan Ashkar membuang jauh-jauh logika ilmu pengetahuan alam yang dia pelajari selama sekolah dasar.
Pergi meninggalkan katak tersebut, kini Ashkar berjalan lebih jauh menelusuri hutan, cukup banyak hewan yang terbilang unik, bahkan lebih tepatnya aneh. Dan hampir semuanya membolak-balik struktur rangka rantai makanan di bumi.
Pada akhirnya Ashkar menemukan sungai untuk menghilangkan dahaga.
Singgah sejenak untuk mengambil minuman dan membasuh diri, Ashkar melihat pantulan wajah di air, ini kali pertama dia tahu wujud iblis di dunia Dios.
Wajah itu menyerupai manusia, rambut, mata, hidung, bibir, telinga sampai jenis kelamin tidak ada yang kurang. Tapi dengan tambahan tanduk dan gigi taring sebagai perbedaan.
Hmmm apa perasaan ku saja, kalau aku sekarang terlihat lebih muda ?.
Bentuk wajah Ashkar memperlihatkan karakteristik seorang remaja awal di masa pubertas, kurang lebih lelaki berusia 13 tahun.
Dan lagi, jika harus mengukur tinggi badan dengan perkiraan, setidaknya dia memiliki tinggi lebih dari satu setengah meter.
Mengingat bentuk wajah Ashkar di kehidupan kedua ini berbeda dengan dia di masa lalu, membuatnya merasa sedikit lebih baik.
Sebuah bekas luka sayatan akibat perundungan di sekolah, memberi kesan tidak menyenangkan untuk diingatnya kembali.
Saat itu, hampir semua orang tidak peduli tentang apa yang terjadi kepadanya, lebih memilih diam dan pergi menyelamatkan diri mereka sendiri.
"Kali ini, aku akan melakukannya dengan benar, hingga tidak ada orang coba menganggu hidupku lagi." Tegas Ashkar berkata di depan pantulan wajah yang tersenyum.
Setelah Askar menemukan sungai, karena dalam buku bertahan hidup dalam hutan versi pendaki gunung yang dulu dia baca. Dimana sungai menjadi sumber kehidupan setiap makhluk hidup dan mereka akan membangun peradaban di sekitarnya.
Ashkar menganggap bahwa itu bisa dijadikan patokan untuk mendapat tujuan daripada berkeliaran tanpa arah.
Cukup santai berjalan, selagi menikmati buah duku yang dia temukan di sepanjang pinggiran sungai. Melanjutkan perjalanan namun untuk sekarang dia tidak lagi menerka-nerka arah, hanya perlu mengikuti aliran sungai hingga ke hilir.
"Aku benar-benar melupakan hal berkah dewa jahat yang harusnya bisa digunakan."
Tapi Ashkar tidak diberikan petunjuk atau buku tutorial soal penggunaan berkah dewa jahat.
"Keluarlah, bola api.... Haaaaaa."
Tidak ada apa pun disana.
"Jurus pukulan matahari...."
"Jurus kunyuk melempar buah."
"Seribu bayangan."
"Ra, Ra... Rangsangan ?... Begitulah."
"Tendangan jarak jauh....aduuh... Duh... Duh." Yang terdengar hanya suara tulangnya patah dan itu terasa sakit.
Duduk sejenak dan merasa bodoh untuk semua hal yang dia lakukan.
"Aku harus menemukan caranya, jika tidak maka ini akan percuma."
Cukup lama Ashkar berjalan tanpa sengaja dia bertemu dengan sekumpulan hewan serupa kelinci tanduk yang berkerumun untuk suatu alasan.
Pandangannya tentang hewan pengerat lucu dan gemar memakan wortel di serial kartun bugs bunny, lenyap seketika, mana kala dia melihat apa yang sedang mereka lakukan.
Makan, terlihat bulu putih halus ternodai oleh bercak merah berbau amis. Ashkar membeku ketika sepuluh ekor kelinci mengoyak daging, menggerogoti tulang dan mencabik-cabik kulit dari potongan bangkai yang sudah tidak berbentuk.
"Tidak salah lagi, tangan yang mereka kunyah itu seperti tangan manusia."
Meski pun dia belum melihat keberadaan manusia di sekitar hutan, sehingga kemungkinan lainnya adalah mereka memakan iblis yang sama seperti dirinya.
Ashkar mencoba untuk mundur dan berbalik pergi, namun suara samar dari ranting-ranting semak mengusik kenikmatan makan bagi para kelinci.
Lengkingan keras suara kelinci berteriak kepada Ashkar, dia sudah mendapat perhatian mereka dan mungkin sekarang akan menjadi makanan pencuci mulut.
"Ah ... Si*al."
oiya kapan2 mampir di ceritaku ya..."Psikiater,psikopat dan Pengkhianatan" makasih...