NovelToon NovelToon
Jodoh Jalur Ummi

Jodoh Jalur Ummi

Status: tamat
Genre:Tamat / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Diam-Diam Cinta / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Identitas Tersembunyi / Wanita Karir / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:9.8k
Nilai: 5
Nama Author: Musim_Salju

Aku di kenal sebagai gadis tomboy di lingkunganku. Dengan penampilanku yang tidak ada feminimnya dan hobby ku layaknya seperti hobby para lelaki. Teman-teman ku juga kebanyakan lelaki. Aku tak banyak memiliki teman wanita. Hingga sering kali aku di anggap penyuka sesama jenis. Namun aku tidak perduli, semua itu hanya asumsi mereka, yang pasti aku wanita normal pada umumnya.

Dimana suatu hari aku bertemu dengan seorang wanita paruh baya, kami bertemu dalam suatu acara tanpa sengaja dan mengharuskan aku mengantarkannya untuk pulang. Dari pertemuan itu aku semakin dekat dengannya dan menganggap dia sebagai ibuku, apalagi aku tak lagi memiliki seorang ibu. Namun siapa sangka, dia berniat menjodohkan ku dengan putranya yang ternyata satu kampus dengan ku, dan kami beberapa kali bertemu namun tak banyak bicara.

Bagaimana kisah hidupku? yuk ikuti perjalanan hidupku.

Note: hanya karangan author ya, mohon dukungannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Musim_Salju, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26: Malam Pertama yang Tak Terduga

Hari-hari setelah pernikahanku dan Galaksi menjadi babak baru dalam hidup kami. Aku, yang dulu terbiasa hidup sendiri dan menghadapi dunia dengan cara yang keras, kini harus belajar membuka diri untuk berbagi kehidupan dengan Galaksi. Sementara itu, Galaksi, meskipun tampak tenang dan penuh kasih, juga harus menyesuaikan diri dengan sifat unikku yang kadang sulit dipahami.

Malam itu, udara di luar terasa dingin, tetapi suasana di kamarku dan Galaksi jauh dari kata romantis. Setelah acara pernikahan yang cukup melelahkan, Aku dan Galaksi akhirnya berada di kamar kami, siap memulai babak baru dalam hidup sebagai suami istri.

Namun, seperti biasanya, Aku selalu membawa energi yang spontan dan tak terduga.

“Eh, Galaksi, kamu beneran nggak ngantuk?” tanyaku sambil duduk bersila di atas ranjang dengan piyama longgarku.

Galaksi, yang baru saja selesai menggantung jas pernikahannya di lemari, menoleh dan tersenyum kecil. “Kalau ngantuk, aku pasti udah tidur sekarang. Kenapa memangnya?”

Aku mengangkat alis sambil menunjuk tumpukan kotak kardus di sudut kamar. “Itu barang-barang aku belum sempat diberesin. Ayo kita beresin bareng!”

“Sekarang?” Galaksi terlihat bingung. “Ini udah tengah malam, Senja.”

“Tapi aku nggak bisa tidur kalau tahu ada yang berantakan,” jawabku dengan nada serius.

Galaksi menghela napas panjang, lalu berjalan mendekati ranjang. “Oke, oke. Tapi setelah ini kamu nggak ada alasan lain, ya?”

“Siap, Kapten!” Aku berdiri dengan semangat, lalu mulai membuka salah satu kardus yang ternyata berisi koleksi jaket-jaket kulitku.

Galaksi memandang jaket-jaket itu dengan alis terangkat. “Ini semua koleksi kamu? Berapa banyak sih?”

“Banyak banget!” jawabku bangga. “Dulu aku suka banget beli jaket. Apalagi waktu masih aktif di geng motor.”

Galaksi tertawa kecil. “Aku nggak heran. Tapi sekarang kamu mau tetap pakai ini semua?”

“Tentu saja!” jawabku cepat. “Jaket ini bagian dari identitas aku.”

Galaksi hanya mengangguk. Ia tahu bahwa Aku adalah pribadi yang sulit berubah secara instan, dan ia mencintaiku apa adanya.

Pekerjaan yang Berujung Konyol

Sambil membereskan kardus, Galaksi menemukan sebuah album foto lama. Ia membukanya dan langsung tertawa melihat foto-fotoku saat remaja.

“Senja, ini kamu?” tanya Galaksi sambil memperlihatkan foto Senja yang sedang berdiri di samping motor besar dengan wajah serius.

“Iya, itu aku!” jawabku sambil mendekat. “Keren, kan?”

“Keren sih, tapi kok muka kamu serius banget?” goda Galaksi.

Aku memukul pelan bahu Galaksi. “Emang harus serius. Itu foto pas aku pertama kali menang balapan motor.”

“Pantesan kamu kelihatan seperti bos geng motor,” canda Galaksi sambil tertawa.

Saat kami terus mengobrol, tawa semakin memenuhi kamar. Bahkan, Galaksi yang biasanya kalem mulai menunjukkan sisi konyolnya.

“Kalau kamu balapan lagi, aku boleh jadi penonton nggak?” tanya Galaksi sambil berpura-pura serius. Tentu saja Galaksi tak ingin aku turun kejalanan, walaupun ia tak pernah melihat bagaimana ganasnya aku ketika bakapan.

“Galaksi!” Aku melotot. “Aku udah nggak balapan lagi, tahu! Jangan bikin aku kangen.”

“Baiklah, baiklah,” jawab Galaksi sambil mengangkat tangan tanda menyerah. Galaksi hanya ingin menguji diriku saja.

Namun, ketika kami tengah asyik berbicara, Galaksi tanpa sengaja tersandung salah satu kardus, dan ia jatuh terduduk dengan posisi yang konyol.

“Aduh, ini siapa yang naruh kardus di sini?” keluh Galaksi sambil memegangi pinggangnya.

Aku tak bisa menahan tawa. “Kamu sendiri yang naruh, Galaksi!” Kami akhirnya tertawa bersama, dengan Galaksi memegang perutnya yang sakit akibat menahan tawa. Tawa itu sungguh membuat hatiku bahagia. Aku harap, aku akan selalu melihat tawa Galaksi, lelaki yang sudah menjadi suamiku. Mengingat kata suami, aku merasa geli sendiri, ternyata aku sudah menjadi istri, hihi.

Saat Romantis yang Gagal

Setelah semua kardus selesai dibereskan, Aku dan Galaksi akhirnya duduk di ranjang. Galaksi mencoba menciptakan suasana romantis dengan menatap mataku.

“Senja, aku mau bilang sesuatu,” katanya dengan nada lembut.

Aku menoleh, mataku sedikit melebar. “Apa?”

Galaksi mengambil napas dalam-dalam, lalu berkata, “Aku bersyukur banget kamu sekarang jadi istri aku. Aku janji akan selalu jagain kamu dan bikin kamu bahagia.”

Aku terdiam sejenak, wajahku sedikit memerah. Namun, sebelum Aku sempat menjawab, perutku berbunyi keras.

Kami langsung saling berpandangan, lalu tertawa terbahak-bahak.

“Kamu lapar, ya?” tanya Galaksi sambil memegang perutnya sendiri yang ikut berbunyi.

“Sepertinya kita butuh makan malam kedua,” jawabku sambil tertawa kecil.

Akhirnya, malam itu kami mengakhiri hari pertama sebagai pasangan suami istri dengan makan mi instan di dapur sambil bercanda. Meski jauh dari kesan romantis, momen itu menjadi kenangan manis yang tak akan pernah kami lupakan.

“Begitulah kita,” pikirku dalam hati. “Sederhana, tapi penuh tawa.”

To Be Continued...

1
Nanik Arifin
usia Galaksi masih belia, tapi sikapnya begitu dewasa. semoga anak" ku juga bisa sedewasa Galaksi ini jika ada posisi yg sama
Nanik Arifin
saat Gala kasih kabar menunda kepulangan, aku dah deg"an. jangan sampai ada pelakor ya Thor...
Semoga kehadiran anak makin mengokohkan cinta Gala & Srnja. semoga rumah tangga mereka samawa
Siti Faridla Nuryani
ribet
rina Rismayanti
Luar biasa
Amin Srgfoo
menarik
Nanik Arifin
lari dari masalah, bukan sesuatu yg baik senja.
apa yg dikatakan Senja benar, Galaksi. jika mmg hanya Senja di hatimu, tidak seharusnya memberi Maya ruang dalam hidupmu. padahal kamu tahu betul, Maya jatuh hati padamu.
Tidak bisa menjaga hati Senja, berarti kesempatan lelaki lain menjaganya. jangan menyesal ketika itu terjadi, Galaksi
Nurgusnawati Nunung
Alhamdulillah orang orang disekitarmu mereka orang yang baik, Assyifa
Nurgusnawati Nunung
Hayooo semangat..
Nurgusnawati Nunung
Alhamdulillah ada teman untuk berbagi. semangat thor
Nurgusnawati Nunung
menarik ceritanya. semangat thor
Musim_Salju: Terimakasih kak selalu hadir di setiap karya author 😘🤗
total 1 replies
Nunuy
Dapat notif langsung cuss baca..ternyata bagus dan buat penasaran,lanjutttt 💪💪
Musim_Salju: Alhamdulillah, semoga menghibur kak🤗
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!