Xiao Chen, pemuda malang yang hidup sebatang kara di pinggiran Kota Yan. Dia tidak tau asal usulnya, yang dia ketahui bahwa, dirinya hanya seorang anak malang yang diasuh oleh seorang kakek tua beberapa tahun lalu.
Kenyataan itulah yang membuat hidupnya cukup menderita. Takdirnya begitu pilu saat tinggal disana, bagaimana tidak? Jika tubuhnya saja, dijadikan sarana pelatihan oleh para pemuda Kota Yan.
Hingga pada suatu hari, Xiao Chen melihat rumahnya telah menjadi puing-puing reruntuhan. Tentu Xiao Chen dibuat marah karnanya, terlebih lagi, satu-satunya peninggalan orang tuanya telah direbut oleh anak penguasa Kota.
Xiao Chen, dibuat muak oleh takdir pilu itu. Ia pun pergi meninggalkan Kota Yan, dan berjanji akan membalas semua hinaan yang ia terima selama ini dalam waktu 3 tahun kedepan.
Akankah Xiao Chen berhasil membalas dendamnya dan merebut kembali peninggalan orang tuanya?
Simak terus perjalanan Xiao Chen disini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chen Xuan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4 : Kelaparan
"Qin Yu! Nama yang begitu indah!", gumam Xiao Chen tanpa sadar.
"Ha? Kau bilang apa?", tanya Qin Yu yang samar-samar mendengar apa yang baru saja dilontarkan tanpa sadar oleh Xiao Chen.
"Xi-Xiao Chen! Namaku Xiao Chen!", ucap Xiao Chen gelagapan, dia berharap sang gadis tidak mendengar apa yang baru saja dia gumamkan.
Namun sayangnya, Qin Yu mendengar dengan samar apa yang baru saja di gumamkan oleh Xiao Chen yang membuatnya tersenyum hangat. Kemudian, mereka berdua pun bersalaman.
Xiao Chen pun mengenggam tangan itu cukup lama hingga 'Sunguh tangan yang begitu lembut, dan tubuhnya mengeluarkan bau yang sangat harum!', seru batin Xiao Chen. Seketika, Xiao Chen ingin waktu berhenti saat itu juga.
Ini adalah pertama kalinya Xiao Chen bersentuhan dengan seorang gadis, terlebih lagi, gadis itu sangat cantik dan dermawan. Kalah jauh jika dibandingkan dengan gadis-gadis cantik nan sombong dari Kota Yan itu, yang bahkan mereka enggan untuk ditatap oleh Xiao Chen.
Tapi, gadis ini tidak hanya beradu tatapan dengan dirinya, bahkan mereka bersalaman, Xiao Chen benar-benar seperti tertimpa durian runtuh. Dan siapa sangka, dibalik musibah malah ada hadiah pertemuan dengan seorang bidadari begini, itulah yang terlintas dibenak Xiao Chen saat melihat Qin Yu.
"Ehmm!", seru Qin Yu berusaha menyadarkan Xiao Chen dari lamunan sembari mengenggam tangannya. Saat itu, wajah cantik Qin Yu bersemu merah lantaran ini adalah kali pertamanya bersentuhan dengan seorang lelaki.
Namun, Xiao Chen juga tidak kunjung sadar lantaran larut dalam memandangi wajah seorang bidadari yang mencuri dunianya dengan sebuah senyuman hangat dari wajah merona.
"Ehemm!", ucap Qin Yu sekali lagi yang membuat Xiao Chen tersadar dari lamunannya. Ia pun bergegas melepaskan tanggannya. 'Hahhh, memalukan, ini benar-benar memalukan!'. Seru batin Xiao Chen.
"Ah, ma-maafkan aku! " Ucap Xiao Chen sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Rasanya, jika ada lubang disana, Xiao Chen ingin sekali menguburkan diri lantaran malu karna bersikap tidak sopan begitu.
Namum demikian, Qin Yu hanya tersenyum melihat tingkah Xiao Chen. Baginya, Xiao Chen adalah pemuda yang lucu.
"Tidak masalah! Dari pada itu, apa yang kau lakukan seorang diri, disini?", tanya Qin Yu yang cukup penasaran lantaran dia bisa merasakan tubuh Xiao Chen tidak memiliki Qi sedikitpun, yang artinya Xiao Chen adalah seorang manusia biasa.
Lalu, bagaimana mungkin manusia biasa sepertinya memasuki hutan monster sendirian begitu, bukankah itu namanya cari mati? Yah, jika saja dia tidak datang, mungkin Xiao Chen saat ini sudah bertemu dengan raja neraka.
Mendengar pertanyaan Qin Yu, Xiao Chen pun menundukkan kepalanya, dia teringat bagaimana dirinya bisa berakhir di hutan monster itu, bahkan dikejar-kejar oleh Beruang Darah. Xiao Chen menatap wajah cantik Qin Yu, lalu berkata dengan perasaan malu.
"A-aku, aku tadi sedang latihan disekitar sini! Dan tidak tau kenapa di kejar oleh Beruang itu, mungkin saja dia kelaparan!"Ucap Xiao Chen.
Xiao Chen tidak mungkin mengatakan bahwa semalam dia ingin bunuh diri. Itu adalah hal yang sangat memalukan bagi dirinya sendiri, apalagi jika orang lain mendengar hal itu, mungkin saja mereka akan tertawa.
Melihat dari ekspresi wajah Xiao Chen, Qin Yu yakin ada hal dia sembunyikan. Namun, dia tidak ingin menanyakan hal itu lebih dalam lagi, karena mungkin saja itu adalah hal yang tidak ingin Xiao Chen ungkapkan kepada orang lain.
"Baiklah, kalau begitu aku pergi dulu. Sebaiknya kau juga pergi dari hutan monster, tidak baik bagimu jika berlama-lama disini!", ucap Qin Yu kepada Xiao Chen. Kemudian, Qin Yu berjalan ke arah Beruang Darah yang sudah terbaring itu, dia pun mencabut pedangnya.
Sreettt!!
Setelah pedangnya tercabut, Qin Yu memasukkan pedangnya kedalam cincin penyimpanannya. Qin Yu menoleh menatap Xiao Chen sambil tersenyum. Disaat dia akan melangkahkan kakinya, dia mendengar suara yang keluar dari perut Xiao Chen
Krukkk!!
Dia menatap Xiao Chen lekat-lekat, pipinya menggembung, memperlihatkan betapa imutnya wajahnya kala itu. Beberapa detik kemudian, suara tawa yang indah seketika keluar dari mulutnya.
Xiao Chen tentu saja tak kuasa menahan malu ketika perutnya berbunyi. Jika hanya dia seorang diri, dia tak akan malu karena itu adalah hal yang biasa baginya. Namun saat ini, ada seorang gadis cantik berada didepannya, ditambah lagi gadis itu sedang tertawa lantaran suara yang keluar dari perutnya.
Xiao Chen pun dengan segera memalingkan wajahnya kesamping, lantaran perasaan malu yang tak bisa disembunyikan lagi. Baginya, ini adalah hal yang sangat memalukan.
"Ehemm, apakah kau datang ke hutan monster ini untuk mencari makanan?", tanya Qin Yu memastikan kondisi Xiao Chen.
Namun, Xiao Chen dengan malu-malu menatap kembali Qin Yu, dia menggelengkan kepalanya dengan lembut.
"Bu-bukan seperti itu, sebenarnya..!", ucap Xiao Chen terhenti karena Qin Yu mendahului perkataannya.
"Tidak usah malu, ini adalah hal yang wajar, semua orang juga akan seperti itu ketika mereka berada dalam kesulitan!", seru Qin Yu sambil mengeluarkan sebuah bakpao dari dalam cincin penyimpanannya.
'Ha? Bagaimana ini? Hanya sisa satu, apa dia akan kenyang dengan satu bakpao saja?', pikir Qin Yu. Dengan perasaan yang tak enak hati itu, Qin Yu melangkahkan kakinya mendekati Xiao Chen.
"Ini untukmu!", ucapnya sambil menyodorkan bakpao itu kepada Xiao Chen. Entah itu akan cukup menganjal perut kosong Xiao Chen. Namun, hanya itulah makanan yang tersisa dari gadis ini. Terlebih lagi, Xiao Chen bukanlah seorang kultivator, pastinya ia tidak bisa mengkonsumsi makanan dari binatang buas yang memiliki inti Qi.
Awalnya, Xiao Chen sedikit malu untuk mengambil bakpao itu. Namun, karna perutnya tak kuasa lagi menahan lapar, dia pun langsung mengambil bakpao itu dari tangan Qin Yu.
Nyam.. Nyam.. Nyam..
Hanya beberapa kali gigitan, bakpao itu habis seketika. Xiao Chen tak kuasa menahan malu ketika melihat tatapan mata indah Qin Yu, dia merasa harga dirinya hancur begitu saja karena dia makan seperti orang yang belum makan selama berhari-hari.
Akan tetapi, Qin Yu malah tersenyum melihat tingkah Xiao Chen yang seakan-akan seperti anak kecil yang sedang rakus, akan makanan kesukaannya.
"Kau bilang sebelumnya sedang latihan disekitar sini, apa yang sedang kau latih?", celetuk Qin Yu sekedar basa-basi. Namun, pandangannya seketika tertuju pada pedang kayu yang sedang dipegang oleh Xiao Chen.
Xiao Chen yang menyadari tatapan Qin Yu yang seperti meneliti pedang kayu miliknya, segara menyembunyikan pedang kayu itu dibelakang punggungnya. Dia menundukkan kepalanya, lalu menjawab pertanyaan Qin Yu.
"Hanya berlatih beberapa gerakan saja!" Ucap Xiao Chen lirih.
✊🙂
😌
🗿🗿/Facepalm/