Perjalanan kisah dari anak Patriak Klan Ning yang bernama Ning Wie dalam menempuh kultivasi menjadi kultivator terhebat di Kerajaan Jing di benua Biru.
Di bantu dengan dua Spirit yang telah menjadi patnernya yaitu Spirit Pheonix Api dan Spirit Pheonix Es yang tinggal di lautan Spiritualnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wiwiek, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chap 23
Tidak mungkin terus - terusan bersama dengan Kawanan Pheonix Es. Ning Wie langsung berdiri dan bergerak menjauh dari kawanan Pheonix es. Tak lupa bocah itu mengungkapkan rasa terima kasihnya dan salam perpisahan pada kawanan burung itu.
"Terima kasih! Sekali lagi terima kasih atas hadiahnya. Dan terima kasih lagi Kalian mempercayakan hal luar biasa itu padaku. Emm... Aku pergi.." Ning Wie melangkahkan kakinya mulai menjauhi kawanan Pheonix Es.
Sementara itu di sisi lain Spirilam lebih tepatnya ada pada kawasan lembah Merah. Kawasan yang bisa dilihat dan disaksikan oleh semua orang di layar formasi Virsus. Kawasan lembah merah adalah kawasan yang di tumbuhi oleh banyaknya tumbuhan bambu merah. Bambu merah di tempat ini ukurannya sangat besar, sebesar batang pohon kelapa. Walau sangat besar tetapi batang bambunya sangatlah lentur.
Kawasan yang subur namun di tengah-tengah pusat kawasan lembah terdapat area yang sangat gersang. Sebab di area itu ada api yang tidak akan perna bisa padam. Api nya terus menyala walau ada hujan deras mau pun hujan salju.
Seorang anak kecil berjenis kelamin perempuan dengan ramput hitam di kucir dua memakai hanfu warna kuning gading dengan hidung yang sedikit mancung saat ini sedang terdesak.
WHUUUUS TAK
TAK WHUUUUS
Bocah itu lari pontang-panting menghindari kejaran Spirit Kera Emas. Spirit yang berdomisili sebagai penghuni area hutan bambu merah. Spirit kera emas mengejar dengan cara melompat dari satu pohon ke pohon yang lain. Dan menyerang dengan memukul dan mematahkan batang bambu.
HOOOSH HOOOSH
WHUUUUS BRAAAK
Dengan nafas yang sudah agak tersengal- sengal Bocah kecil itu sudah tak sanggup lagi lari dari sergapan yang di lancarkan oleh Spirit Kera Emas. Apa lagi menghindar saat sebuah batang Bambu Merah yang dengan keras menyentuh tubuhnya.
AAUUHH
Bocah kecil itu menjerit saat tubuh kecilnya terhantam batang bambu merah. Bocah kecil itu kena pukulan dengan sangat telak dan keras. Sungguh kuat serangan yang dilancarkan oleh Spirit Kera Emas itu. Tubuh bocah kecil itu sampai terdorong, terhempas dan terlempar sangat jauh.
BRUUUUK AAUUHH
Bocah kecil itu kembali menjerit saat tubuhnya menghantam tanah. Bocah cilik itu terlempar sejauh lima puluh meter. Jatuh di area gersang di area pinggiran titik pusat lembah Merah.
"Uhh... Panas! Panas!" Bocah itu mengeluh kepanasan saat telapak tangan dan badannya menyentuh tanah di daerah itu. Untung jatuhnya bocah kecil itu tidak di tanah yang terbakar. "Ahh... Sial (buru-buru bangun dan langsung menepuk tas penyimpanan) Ihh... Sakit semua."
Yang di ambil Bocah kecil itu dari tas peyimpanan miliknya adalah pil Giener, pil Kalu dan pil Langtu juga ramuan peredam dari tabung warna coklat. Karena keempat benda itukah yang paling di butuhkan nya saat ini.
Segera bocah cilik itu menuang ramuan cairan warna kuning dan di balurkannya pada tubuhnya. Selanjutnya Ia menelan tiga pil itu sekaligus. Dan tak membuang waktu segera saja duduk bersila menyerap khasiat obat.
Tidak membutuhkan waktu lama khasiat obat telah terserap, bocah kecil itu pun segera berdiri sambil menggerutu. "Uhh.. Tinggal sedikit! Hampir saja dapat benih Spirit. Ehh... Malah datang Kera brengsek bikin masalah! Gagal khan jadinya."
Kesal dan emosi masih jelas terlihat di wajah cantiknya. Keberuntungan serta kesialan datang bersamaan menyapa nya di waktu yang sama. "Aih... Moga selanjutnya tidak berulang. Ohh.. iya kira-kira saudari Ning Lia sudah berhasil apa tidak ya! Wduch.., kalau dia berhasil duluan jelas bakal akan semakin sombong tu anak!"
Bocah kecil yang sedang berkeluh kesah itu tidak lain adalah Ning Siang saudara sepupu Ning Wie. Ning Siang adalah anak bungsu dari Panutua 1 Ning Sang kakak laki- laki dari Ning Ling.
Ning Siang mengedarkan pandangannya mengamati situasi di sekitarnya. " Untung aku tidak jatuh di api yang menyala itu bisa-bisa aku sudah menjadi manusia panggang."
Ning Siang bergidik ngeri membayangkan nya. Bukan hanya rasa sakit saja yang akan dirasakan tetapi juga dirinya jelas mati, yang berarti gagal menjadi seorang kultivator.
" Ehh... Itu! Itu! Bukannya itu adalah benih Spirit!" Ning Siang berseru tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Bocah kecil itu sampai menggosok - gosok matanya berulang kali untuk memastikan kalau dirinya tidak salah lihat.
"HAHA... Benar itu benih Spirit! Hehe... aku menemukannya. Kalau memang sudah menjadi takdir takkan ke mana."
Dengan hati gembira Ning Siang buru-buru mendekat pada telur spirit yang di temukan nya. Telur spirit yang berlapisan dengan bara api. Mata Ning Siang jelalatan mengawasi dan memeriksa keadaan di sekitar telur. Jangan sampai akan ada pengganggu, Ning siang tidak ingin kejadian yang beberapa jam yang lalu bakal terulang lagi.
Ning Siang tidak tahu jenis spirit apa yang telah ditemukan nya itu. Dan itu tidaklah begitu penting baginya. Yang jelas spirit itu bertipe elemen api. Setelah membaca situasi dengan cermat dan teliti langsung saja Ning Siang tidak menyia - nyiakan waktu lagi langsung bersikap Lotus.
Perlahan tubuh Ning Siang mulai di selimuti oleh energi Qi dan pikirannya mulai tercurahkan hanya pada benih Spirit yang ada di depan matanya itu. Ning Siang langsung menyalurkan kesadaran jiwanya pada telur tersebut.
Semua itu di lakukan agar benih Spirit yang ada di dalam telur menyadari serta menerima kehadiran Ning Siang, sehingga terciptalah suatu koneksi di antara mereka berdua.
Tak perlu menunggu waktu lama, Benih Spirit yang ada dalam telur emas berlapis bara api itu perlahan-lahan mulai menunjukkan reaksinya.
KRAAAK KRAAAK
Telur emas yang berlapis dengan bara api itu mulai mengalami keretakan. Retak itu semakin lama makin banyak dan akhirnya telur itu pun pecah. Tampaklah seekor Spirit Kadal Merah. Spirit itu penampilannya begitu imut dan lucu di mata Ning Siang. Mata kedua nya saling bertatapan.
WHUUUS WHUUUS
Tak lama kemudian Ning Siang dan Spirit Kadal Merah itu di selimuti oleh cahaya merah yang membara. Keduanya langsung melayang ke udara. Spirit Kadal Merah melayang dengan cara memutari tubuh kecil Ning Siang.
Setelah tiga putaran, cahaya yang menyelimuti keduanya kemudian perlahan-lahan mulai sekaras dan seimbang sampai akhirnya berkelip. Pada saat itulah Spirit Kadal Merah itu langsung melesat cepat masuk menuju aliran Spiritual dari Ning Siang yang terbuka.
WHUUUUS
AUUHHH AAUHHH
Bersamaan dengan itu Ning Siang mulai berteriak - teriak menjerit kesakitan. Tubuh bocah kecil itu bergetar hebat. Darahnya mendidih, tulangnya terasa terbakar. Organ dalamnya seperti di sayat- sayat. Keringat dingin keluar bersamaan dengan darah dari pori -pori tubuhnya. Ototnya menegang dan mengeras kaku.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...