Alana Ketlovly seorang pengusaha yang harus menelan pil pahit karena cinta yang bertepuk sebelah tangan. Untuk itu Alana memutuskan untuk menghibur dirinya dengan pergi ke Bar, yang berakhir dengan sebuah malapetaka. Dimana dirinya menjalan hubungan cinta satu malam dengan seorang mafia bernama, Arthur Stanley.
Arthur Stanley sendiri merupakan seorang mafia yang memiliki kelainan dalam hubungan seksual. Banyak cewek yang ingin tidur dengannya namun dirinya hanya menginginkan teman tidur yang membuat nyaman dan tergila-gila.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wahidah88, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4
Musik mengalun begitu keras, beberapa pengunjung bahkan ada yang menari mengikuti irama musik. Sedangkan Arthur duduk menikmati minuman sambil ditemani dengan seorang gadis. Dia memeluk gadis tersebut dan menciumnya, tak perduli dengan para pengawalnya yang berdiri di dekatnya. Setelah menikmati bibir manis dari gadis tersebut m, Arthur lalu mengajak gadis tersebut untuk pergi mengikutinya.
Berbeda dengan Alana yang duduk bersama dengan kedua teman kerja. Mereka berfoto bersama sambil menikmati wine yang sudah tersedia. Alana yang cukup stres karena patah hati, setidaknya sedikit terhibur. Jika saja Alana berada di rumah, mungkin dia akan sangat sedih dan menangis karena merindukan Alvaro.
" Foto dulu dong!" ucap Jessica yang ingin mengabadikan momen.
" Kamu kok kayak lesu gitu sih, Alana. Ada apa?" tanya Jessica ketika melihat hasil foto mereka.
" Kamu sedang patah hati ya?" tebak Maya.
" Seperti cinta bertepuk sebelah tangan gitu sih. Aku udah lega, hanya terkadang masih rasa sakit hati saja." ucap Alana.
" Sama saja sih kayak patah hati." ucap Jessica.
" Ya begitulah.. aku boleh nanya nggak?" ucap Alana kembali bersedih.
" Mau nanya apa?" tanya Maya.
" Gimana caranya untuk bisa move on? Aku sudah berusaha untuk move on, akan tetapi pikiran ku masih memikirkan dia." ucap akan ketika membayangkan betapa sakit hatinya melihat Alvaro berjalan berdua dengan kekasih barunya.
" Patah hati itu hal yang wajar. Kalaupun kamu sedih, itu sudah manusiawi. Tapi, untuk move on tentu tergantung. Kalau menurut ku ya, kamu coba berpikir. Mungkin saat ini kamu dibuat sakit hati karena dia nggak mencintai mu. Masa hanya karena dia kamu harus lemah dan lesu. Bayangkan saja ada banyak orang yang mencintai dan menyayangi mu. Sedangkan kamu hanya memikirkan perasaanmu untuk satu orang saja. " kata Jessica, mungkin saja perkataannya itu bisa membuat Alana tidak bersedih lagi.
" Dengarin tuh kata Jessica. Banyak hal berharga yang kamu lakukan tanpa kamu harus bersedih terus hanya mikirin dia. Sedangkan dia sudah bahagia dengan yang lain." ujar Maya.
" Iya juga sih, aku kebanyakan galau. Mau gimana lagi, aku terlalu mencintainya. Tapi memaksa dirinya untuk mencintai ku juga nggak akan mungkin." ujar Alana menyadari kebodohannya, namun dia juga tak bisa berbohong perasaannya masih berharap.
" Aku tahu sekarang kamu masih galau. Tapi nanti kamu akan terlepas dari kegalauan mu itu." ucap Maya menepuk pundak Alana untuk menenangkan.
" Makasih ya.." Ucap Alana tersenyum.
Maya dan Jessica pamit pulang duluan, sedangkan masih ingin menetap di bar tersebut. Dirinya menghibur dirinya sendiri dengan mencoba meminum beberapa wine lagi. Meski patah hatinya belum hilang, namun setidaknya hiburan ini bisa sedikit membuat perasaannya lega.
Arthur turun dari tangga, dia menatap ke seorang gadis yang duduk sendirian sambil menikmati wine. Sambil menuruni tangga matanya tak lepas menatap gadis tersebut. Begitupula dengan gadis juga menatapnya. Arthur berjalan mendekat, namun dia tidak menghampiri gadis itu melainkan melewati. Namun arah matanya masih memperhatikan gadis tersebut. Entah kenapa gadis itu terkesan cukup menarik bagi Arthur.
Alana yang sedari tadi menikmati wine sendirian, merasa diperhatikan oleh seorang pria. Namun dia tidak memperdulikannya, dia lebih memilih menikmati segelas wine untuk melegakan perasaannya serta pikirannya agar tak memikirkan Alvaro lagi. Patah hati memang tidak mengenakan, namun mau sampai kapan pula akan seperti ini. Bagaimanapun Alana harus bisa belajar untuk mengikhlaskan.